Kesayangan

60 1 0
                                    

Askara kini telah dibawa pulang, mereka tidak kembali kerumah melainkan kembali kerumah nenek Dewi, karena rumahsakit tersebut dekat dengan rumah nenek Dewi, Bima hanya khawatir jika kondisi Askara drop lagi. Semua saudara dari Nanda sangat sayang kepada Askara, baik kakak, adik maupun para keponakannya. Ketika berada dalam lingkungan keluarga Nanda, Askara benar-benar mendapatkan perhaatian yang lebih dari keluarga ibu tirinya. Bakan mereka memperlakukan Askara dengan sangat istimewa.

Askara itu memiliki sifat yang sangat manja kepada semua orang seperti halnya pagi ini, setelah bangun dari tidur badan Askara kembali hangat dan saturasi oksigennya lambat, Nanda segera memasangkan Nasal Canula, supaya pernapasannya lebih lega.

"Ibu," sapa Askara.

"Kenapa nak, napasnya masih sesak?" tanya Nanda.

Sedangkan Askara hanya menggeleng dia tidak sedang merasakan sesak. Ketika Askara sedang bermanja dengan ibu tiri dan ayahnya datanglah Arman yaitu kakak dari Nanda yang ingin menjenguk keponakannya. Arman adalah kakak dari Nanda yang rumahnya paling jauh yaitu dikalimantan, di saat pernikahannya dia tidak datang.

"Selamat datang kak Arman, maaf tadi gak sempat aku nyapa kaka," ujar Nanda.

"Gak apa lah Nanda. Lihat anak mu lagi manja banget," ujar Arman.

"Iya kak, makanya aku hati-hati banget, kak apa lagi baru keluar dari rumahsakit seminggu sudah drop lagi," ujar Nanda.

"Bearti dia tidak sekolah?' tanya Arman.

"Aku sekolahkan home schooling kak, dari kecil anak ini punya Aritmia, jadi kelelahan dikit detak jantungnya bermasalah, makanya untuk saat ini dia gak boleh denger orang teriak atau dimarahin kak," ujar Nnada.

"Kenapa gak di bawa berobat keluar Negri," pinta Arman.

"Kondisi kesehatannya sering drop kak, apa lagi mentalnya juga gak stabil Askara ini, jadi terlalu beresikiko kak," ujar Nanda.

"Kamu harus lebih semangat untuk mengobati anak mu," ujar Arman.

"uhuk ,uhuk," Askara terbatuk dan mimisan.

"Ya Allah adek," ujar Nanda khawatir.

Nanda segera mendudukan Askara, kemudia memijat bagian jantungnya, sedangkan Bima membersihkan mimisan sang anak. Sedangkan Arman hanya bisa menatap pilu kepada keponakannya itu.

Mereka bersama-sama berusaha menenangkan Askara dan membantunya pulih. Kehadiran Arman adalah sebuah dukungan moral yang sangat berarti bagi mereka. Meskipun berada jauh di Kalimantan, kakak Nanda selalu mengikuti perkembangan adik dan keponakannya dengan penuh perhatian.

Setelah beberapa saat, kondisi Askara mulai stabil, dan mereka bisa bernapas lega. Namun, kejadian tadi mengingatkan mereka betapa rapuhnya kesehatan Askara. Nanda berjanji akan terus menjaga anaknya dengan sebaik-baiknya, memastikan dia mendapatkan perawatan yang tepat dan selalu merasa dicintai oleh keluarganya.

Arman juga berjanji akan mendukung Nanda dalam menghadapi perjuangan panjang ini. Mereka semua menyadari bahwa cinta keluarga adalah hal yang paling berharga dalam hidup mereka, dan mereka siap menghadapi semua rintangan bersama-sama untuk melindungi dan merawat Askara dengan penuh kasih sayang.

Askara menangis dia langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

"Adek kenapa hem?" tanya Bima.

"Maaf," sahut Askara pelan.

Jika kondisi kesehatannya tidak stabil Askara memang sangat sensitif.

"Kak aku izin undur diri dulu ya soalnya adik lagi gak stabil kondisi kesehatanya," ujar Nnanda.

"Iya, cepet dibawa kekamar aja terus istirahat," ujar Arman.

Setelah memhon diri Bima menggendong Askara untuk membawanya kekamar, sedangkan nanda menyiapkan infu dan masker oksigen agar tidak terjadi sleep apnea.

Di dalam kamarnya, Bima meletakkan Askara di tempat tidur dengan lembut. Askara masih menangis, tapi Bima tahu bagaimana cara menenangkannya. Dia duduk di samping tempat tidur dan memeluk Askara dengan erat. "Tenang, Nak. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu punya keluarga yang sangat mencintaimu."

Askara mengangguk dengan lembut, merasa aman dalam pelukan Bima. Saat-saat seperti ini adalah saat-saat di mana Askara merasa betapa beruntungnya dia memiliki seseorang seperti Bima yang selalu ada untuknya. Bima bukan hanya penjaga, tetapi juga sahabat sejati yang selalu bersamanya dalam setiap perjuangannya melawan penyakit.

Sementara itu, di ruang tengah, Nanda dan Arman sedang berbicara tentang kondisi Askara. Arman sangat prihatin dengan keadaan keponakannya.

"Nanda, kamu harus tetap kuat. Ini adalah ujian yang besar bagi kita semua, terutama untuk Askara," kata Arman dengan penuh kepedulian.

Nanda mengangguk, matanya penuh dengan air mata. "Aku tahu, Kak. Aku akan melakukan segala yang bisa aku lakukan untuknya. Tapi terkadang, rasanya begitu sulit melihatnya menderita seperti ini."

Arman mengelus bahu adiknya dengan lembut. "Kamu tidak sendirian, Nanda. Keluarga ini selalu ada untukmu, dan kami akan mendukungmu sepenuhnya."

Nanda tersenyum, merasa beruntung memiliki kakak seperti Arman. "Terima kasih, Kak. Aku sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu peduli."

Sementara itu, Bima berhasil menenangkan Askara, yang akhirnya tertidur dengan tenang. Bima memutuskan untuk tetap berada di sampingnya, siap memberikan dukungan dan perawatan jika diperlukan.

Keluarga Nanda adalah keluarga yang begitu kuat dan penuh kasih sayang. Mereka akan menghadapi setiap rintangan bersama-sama, memastikan bahwa Askara mendapatkan perawatan yang terbaik dan merasa dicintai setiap saat. Meskipun perjalanan yang mereka jalani penuh dengan tantangan, cinta keluarga adalah cahaya yang selalu membimbing mereka melalui kegelapan. Dan dalam kebersamaan mereka, mereka akan selalu menemukan kekuatan untuk terus berjuang dan menjaga satu sama lain.

Askara terus tidur dalam pelukan Bima, tenang dan damai. Kamar itu dipenuhi dengan ketenangan, seolah-olah alam semesta merespons untuk memberikan mereka semua momen istirahat yang mereka butuhkan.

Sementara itu, di ruang tamu, Nanda dan Arman berbicara lebih dalam tentang masa depan Askara. Arman merasa terdorong untuk mencari cara terbaik untuk membantu keponakannya yang tersayang.

"Nanda, aku tahu situasinya tidak mudah," kata Arman dengan penuh perhatian, "Tapi apa yang bisa kita lakukan agar kondisi Askara membaik? Apakah ada spesialis kesehatan yang bisa membantu?"

Nanda mengangguk, merasa terharu oleh dukungan kakaknya. "Kami sudah mencoba banyak hal, Kak. Tapi sejauh ini belum ada solusi yang tepat. Kami berusaha untuk menjaga Askara tetap bahagia dan sehat di lingkungan yang stabil, seperti di rumah nenek rumah ibu, Askara sangat bahagia meskipun ya kondisi kesehatannya begitu."

ujar Nanda.

Arman mengerti betapa sulitnya situasi ini. "Aku akan mencari informasi lebih lanjut tentang Aritmia dan cara-cara mengatasi masalahnya. Mungkin ada solusi yang belum kita coba."

Nanda tersenyum, merasa bersyukur memiliki kakak yang peduli seperti Arman. "Terima kasih, Kak. Setiap usaha kita adalah langkah lebih dekat untuk membantu Askara aku juga akan berjuang untuk mengusahakan kesembuhan anak ku."

Beberapa jam berlalu, dan Askara terbangun dari tidurnya. Bima masih duduk di samping tempat tidur, tetap bersama anak itu. Askara tersenyum lembut, merasa terlindungi oleh kehadiran sang ayah.

Top of Form

Jodoh Untuk AyahNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ