Drop Lagi

80 2 0
                                    


Bima merasa cemas dan gelisah mendengar kabar tersebut. Ia berlari dengan cepat, hatinya berdegup kencang. Tak sabar ingin melihat kondisi anaknya. Selama perjalanan, dia terus berdoa agar Askara baik-baik saja.

Sampai di ruang rawat sang anak, Bima melihat Nanda duduk di samping tempat tidur Askara. Wajahnya penuh kekhawatiran. "Bagaimana keadaannya?" tanya Bima dengan suara bergetar.

Nanda mengangguk, "Dia sempat drop tadi, tapi setelah kami memberikan pertolongan pertama, kondisinya agak stabil."

Bima merasa lega mendengar berita itu, namun ia tahu pertarungan masih belum selesai. Ia ingin memberikan dukungan penuh untuk anaknya.

Askara terlihat lemah, tetapi matanya penuh semangat. "Ayah..." gumamnya pelan.

Bima menggenggam tangan Askara dengan erat. "Ayah di sini, Nak. Semuanya akan baik-baik saja."

Namun seketika Bima panik melihat kondisi Askara yang kembali memburuk karena mengalami sesak napas . Dia segera berteriak memanggil perawat dan tim medis yang ada di sekitar. "Tolong, ada yang tidak beres dengan anak saya! Dia kesulitan bernapas!"

Perawat dan tim medis segera datang dan mengevaluasi kondisi Askara. Mereka bekerja dengan cepat dan hati-hati untuk memberikan pertolongan pertama pada anak tersebut.

"Saya butuh bantuan di sini! Ada pasien darurat!" teriak salah satu perawat, memanggil bantuan lebih banyak dari tim medis yang lain.

Bima merasa sangat khawatir dan takut kehilangan anaknya. Dia berdiri di samping ranjang Askara, mencoba memberikan dukungan semampunya, namun hatinya hancur melihat penderitaan yang dirasakan oleh sang anak.

Tim medis dengan sigap menghubungi dokter yang bertanggung jawab atas perawatan Askara dan memberikan laporan tentang keadaan terbaru.

Sementara itu, perawat memberikan oksigen tambahan untuk membantu Askara bernapas lebih baik. Mereka juga melakukan langkah-langkah lain untuk meredakan sesak napas dan mengontrol kondisi anak tersebut.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam-jam bagi Bima, dokter tiba di ruangan. Dokter segera mengevaluasi kondisi Askara dengan seksama.

Bima hanya bisa berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon kesembuhan untuk anaknya.

Setelah evaluasi lebih lanjut dan tindakan medis yang intensif, kondisi Askara mulai stabil. Sesak napasnya perlahan-lahan mereda, dan wajahnya menunjukkan sedikit tanda-tanda kelegaan.

Bima merasa bersyukur dan amat lega melihat perkembangan itu. Ia mengucapkan terima kasih kepada tim medis yang telah bekerja keras dan dengan penuh dedikasi untuk menyelamatkan nyawa putranya.

Selama beberapa hari ke depan, Askara tetap mendapatkan perawatan intensif. Bima dan keluarga terus mendukungnya dengan sepenuh hati. Perlahan, kondisi Askara mulai membaik lagi, dan Bima berharap ini adalah tanda bahwa anaknya akan pulih sepenuhnya

Bima duduk di dekat dokter Nanda dengan tatapan penuh kekhawatiran. "Bagaimana kondisi Askara, Dokter Nanda? Apa yang menyebabkan dia seperti ini?"

Dokter Nanda menyadari betapa cemasnya Bima. Ia menempatkan tangan lembut di pundak Bima sebagai tanda dukungan. "Bima, saya telah melakukan beberapa evaluasi lebih lanjut terhadap Askara. Ternyata, dia mengalami stres yang sangat berat akibat dari ucapan nenekFarida, yaitu ibu Anda."

Bima terlihat bingung dan sedikit terkejut mendengar penjelasan itu. "Stres karena ucapan nenek Farida? Apa yang dikatakan oleh nenek Farida kepada Askara?"

Jodoh Untuk AyahWhere stories live. Discover now