Tidak Pernah Di Terima

77 4 0
                                    

Bima hari ini berencana akan mengajak Askara silaturahmi kerumah sang nenek, meskipun bima sangat was-was mengenai kondisi kesehatan askara yang tiba-tiba drop, apa lagi saudara Bima tidak pernah mau menerima kondisi kesehatan Askara.

"Ayah, Askara sangat senang akhirnya Askara bisa main kerumah nenek, mereka pasti sedih karena Askara selalu merepotkan, ayah sesampai disana Askara boleh main ya sama anak-anak tante dan om," ucap Askara bahagia.

Bima hanya sedih, melihat Askara menghibur dirinya karena dia sendiri tahu jika dia tidak pernah di teria di keluarga ayahnya.

"Yai sudah sampai," ujar Askara.

Bima menarik tubuh Askara dia mengangkat tubuh anaknya yang beusia 16 tahun, semua mata tertuju pada Bima, karena Bima tidak ingin melihat Askara kelelahan dalam berjalan. Askara malu menatap orang-orang dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

"Selamat ulang tahun bu," ujar Bima.

"Kenapa kau membawa anak sial ini kesini," ujar Firda.

"Ibu Askara juga cucu ibu kan, ibu jangan seperti itu," Jawab Amel.

"Aku tidak pernah memiliki cucu lemah dan penyakitan yang hanya menghabiskan uang anak ku," ssahut Firda ketus.

Askara mencoba tersenyum dan berusaha untuk mencium tangan neneknya, namun Firda menangkisnya dengan sangat kuat sehingga Askara jatuh tersungkur.

"Askara," teriak Bima dan juga Amel.

Bima segera menarik tubuh sang putra, mereka sangat khawatir mengingat Askara selalu menahan emosinya sendirian.

"Adek dadanya gak sakit kan nak?" tanya Bima.

"Tidak ayah aku baik- baik saja," ujar Askara.

Askara sengaja menahan rasa sakitnya dadanya sangat sakit, napasnya juga mulai bermasalah tapi dia tidak ingin membuat ayahnya khawatir dan mengacaukan ulang tahun neneknya.

"Kak aku bawa adek kekamar aku aja ya, takutnya gima -gimana, sudah pasti ramai orang," ujar Amel.

"Kakak ambil kursi roda Askkara dulu," ujar Bima.

Amel masih menahan tubuh keponakannya supaya tidak tumbang.

"Aunty Aku bisa jalan sendiri kok, aunty jangan khawatir," ujar Askara.

"Jeda napas kamu pendek Askara, sangat beresiko jika kamu berjalan tanpa kursi roda," ujar Amel

"Maaf," ujar Askara.

Amel sengaja meminta kepada Bima untuk membawa Askara kekamarnya karena setelah ditepis oleh sang nenek tangan Askara terkena kerikil dan menggores tangannya.

"Ya Allah adek!" Amel sangat terkjut.

"He. He. He gak papa Aunty ini hanya sedikit tergores," ujar Askara.

Amel sangat khawati dengan keponakannya dan senyum polos keponakannya itu, amel menangis dan memeluk anak dari kakanya itu. Amel segera mengobati tangan Askara. Dan memerikan oksigen agar Askara merasa nyaman.

"Adek Askara yang kuat ada Aunty disini, jangan menyerah ya," ujar Amel.

Bima segera menemui ibunnya yang sedang merayakan ulang tahun ke 60. Disana Bima melihat para saudaranya seling bererita mengenai putra- putri mereka.

"Aku senang sekali, akhirnya Arkana lolos di olimpiade matematika," ujar Arya.

"Apalagi sindi, dia sudah mulai dapat panggilan kemana mana," sahut Bagass.

Jodoh Untuk AyahΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα