Bosan

34 1 0
                                    


Bima memeluk Askara dengan lembut, mencoba menenangkan anaknya yang bosan di rumah sakit. "Ayah mengerti, Nak, bahwa kamu ingin segera pulang. Tapi kami harus bersabar dan memastikan kondisimu benar-benar baik sebelum bisa pulang."

Askara mengangguk, namun masih terlihat sedih. "Aku tahu Ayah sayang padaku dan ingin aku sembuh. Tapi rumah sakit itu membosankan, dan aku ingin bermain di rumah."

Bima tersenyum lembut, "Ayah juga ingin kamu bermain di rumah, Nak. Tapi kamu tahu, dokter dan perawat di sini sedang berusaha sebaik mungkin untuk membantu kamu sembuh. Mereka ingin pastikan kamu benar-benar kuat sebelum pulang."

Askara mengernyitkan dahinya, mencoba mengerti. "Tapi kan aku merasa lebih baik sekarang, Ayah. Aku tidak merasa sesak napas lagi."

Bima mengelus kepala Askara. "Itu memang kabar baik, Nak, tapi dokter ingin memastikan bahwa kamu benar-benar pulih sepenuhnya sebelum dipulangkan. Mereka tahu apa yang terbaik untukmu."

Askara merenung sejenak, kemudian mengangguk dengan setuju. "Baiklah, Ayah. Aku akan mencoba bersabar. Tapi tolong katakan pada dokter kalau aku ingin pulang secepatnya, ya?"

Bima tersenyum dan mencium dahi Askara. "Tentu, Ayah akan berbicara dengan dokter tentang keinginanmu. Kita akan berusaha semaksimal mungkin agar kamu bisa pulang secepatnya, tapi pastikan kamu tetap mendengarkan dan mengikuti saran dokter, ya?"

Askara mengangguk dengan mantap, "Baik, Ayah. Aku akan mendengarkan dokter."

Bima merasa bangga pada anaknya yang cerdas dan mau bekerja sama. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap berada di samping Askara dan memberikan dukungan penuh selama masa pemulihan.

Mereka berdua terus berbincang dan bermain di ruangan rumah sakit, mencari cara agar Askara tidak merasa terlalu bosan. Bima berusaha menjadikan momen-momen di sana menjadi lebih menyenangkan, hingga saatnya tiba untuk mereka pulang ke rumah dengan keadaan yang lebih baik.

Top of Form

Askara tersenyum bahagia melihat kedatangan Dokter Nanda yang membawa boneka singa untuknya. Meskipun dia adalah seorang remaja, tapi boneka singa tersebut membuatnya tersenyum dan merasa diperhatikan dengan penuh kasih sayang.

"Halo, Dokter Nanda! Aku sudah merasa lebih baik," jawab Askara dengan antusias. "Terima kasih banyak atas boneka singanya. Aku suka sekali!"

Dokter Nanda senang melihat reaksi ceria dari Askara. "Sama-sama, Askara. Aku senang kamu suka dengan boneka singanya. Aku membawanya untuk menghiburmu dan membuatmu merasa lebih baik."

Askara memeluk boneka singa itu erat-erat. "Terima kasih, Dokter Nanda. Aku merasa sangat senang bisa bertemu denganmu. Kamu selalu perhatian dan baik padaku."

Dokter Nanda tersenyum hangat. "Kamu adalah pasienku, Askara, dan aku ingin yang terbaik untukmu. Aku akan selalu mendukungmu dalam proses pemulihan ini."

Jodoh Untuk AyahWhere stories live. Discover now