Ingin Memiliki Ibu

41 1 0
                                    


"Ayah Askara ingin punya ibu, maukah ayah bilang ke dokter nanda unntuk menjadi ibu ku?" pinta Askara "Ayah tidak berani memenuhi permintan mu," ujar Bima. Askara tertunduk lesu, mungkin keinginanaya itu terlalu bodoh hanya ingin memiliki seorang ibu dari teman masa lalu ayahnya. Kemudian dokter Nanda datang untuk memeriksa askara. " Dokter Nanda maukah kau menjadi ibu ku, ayahku sudah lama tidak memeiliki istri dan aku tahu jika dokter dulu ada hubungan dengan ayah, maukah dokter mengabulkan permintaaku," pinta Askara

Dokter Nanda terkejut mendengar permintaan yang tidak terduga dari Askara. Dia mencoba memahami situasi ini dengan bijaksana, menyadari bahwa permintaan ini berhubungan dengan masa lalu yang rumit antara dokter dan ayah Askara. Nama Bima yang disebut oleh Askara membuat situasi semakin rumit karena Bima adalah teman masa lalu Ayahnya yang pernah dekat dengan dokter Nanda. Sejenak, dia berusaha mengatur pikirannya sebelum memberikan tanggapan yang tepat.

"Demi kejujuran, Askara," ucap dokter Nanda dengan lembut, "Sebagai seorang dokter, tugas utama saya adalah memberikan perawatan medis dan kesehatan kepada pasien. Namun, perasaan masa lalu yang pernah ada antara saya dan ayahmu seharusnya tidak mempengaruhi keputusan medis saya. Saya tidak bisa menjadi ibu kamu, karena seorang dokter tidak memiliki kewenangan untuk menggantikan peran seorang ibu."

Mendengar jawaban dokter Nanda, Askara merasa sedih, tetapi dia mengerti bahwa permintaannya memang tidak realistis. Meskipun hatinya masih terpaut pada harapan itu, dia mencoba menerima kenyataan dengan bijaksana. "Terima kasih, dokter Nanda, karena telah mendengarkan dan memberikan penjelasan dengan baik," ucapnya dengan lembut.

Ayah yang sebelumnya mendengarkan percakapan itu dari kejauhan, akhirnya mendekat dan duduk di samping Askara. Dia merasa terharu melihat betapa kuatnya putranya, yang dengan bijaksana menerima keputusan yang sebenarnya membingungkan dan berat untuk seorang anak.

"Ayah, kenapa kamu tidak mau meminta bantuan dokter Nanda untuk menjadi ibu ku?" tanya Askara dengan penuh keingintahuan.

"Ayah tidak berani memenuhi permintaanmu, Nak," jawab Ayah dengan lembut sambil mengelus rambut Askara. "Sebagai seorang ayah, ada beberapa hal yang tidak bisa Ayah penuhi. Memiliki ibu adalah salah satunya. Namun, Ayah akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu, termasuk mencari cara lain untuk membuatmu bahagia."

Askara merasa haru mendengar kata-kata ayahnya yang penuh kasih sayang. Dia tahu betapa besar perjuangan Ayah untuk membesarkannya sendirian, dan dia merasa bersyukur memiliki ayah yang begitu mencintainya.

Beberapa minggu berlalu, dan Askara semakin memahami betapa berartinya cinta dan dukungan dari keluarga. Dia belajar untuk menghargai peran Ayahnya sebagai figur orang tua yang luar biasa, dan dia juga merasa beruntung memiliki beberapa orang teman dekat yang selalu mendukungnya.

Salah satu teman dekat Ayah, Bima, yang disebutkan sebelumnya, menjadi sosok yang memberikan banyak dukungan dan kehadiran dalam hidup Askara. Bima adalah pria yang baik hati dan hangat, dan dia menyukai Askara seolah-olah dia adalah adiknya sendiri. Ayah dan Askara sering berkumpul bersama Bima dan keluarganya, merasakan kehangatan dan kebersamaan dari sebuah keluarga.

Dalam perjalanan hidupnya, Askara belajar bahwa keluarga tidak selalu harus berarti memiliki ibu atau ayah biologis. Keluarga bisa terbentuk dari orang-orang yang saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Dia merasa bahagia dengan keluarga yang dimilikinya saat ini, dan dia tahu bahwa Ayahnya selalu akan ada untuknya, seperti juga Bima dan keluarga Bima yang begitu dekat dengannya.

Jodoh Untuk AyahWhere stories live. Discover now