Switched 🍁 11

16 6 0
                                    

"Hei, apa iblis-iblis itu masih mengejar kita?" Tanya Flarage yang mulai kelelahan karena membuat pelindung api di sekitar Cerrus terlalu lama. Bulir-bulir keringat jatuh dari keningnya.

"Hilangkan saja. Tidak baik untuk tubuhmu," kata Aletta lembut sekaligus tegas. Matanya menjadi awas dengan keadaan sekitar. Cerrus kembali memacu larinya lagi. Ketiga kepalanya melihat sekitar dan mengendus bau iblis yang mungkin ada di sekitar mereka. Tiba-tiba Cerrisㅡkepala bagian kanan Cerrusㅡmenoleh dan menggeram. Aletta mengerti kelakuan Cerris dan dia langsung mengeluarkan pedang kembar berwarna emasnya.

Aletta berbisik, "Teman-teman! Berhati-hatilah, mereka bisa menyerang tiba-tiba."

Benar saja, seorang iblis meluncur melewati Aletta tepat di hadapannya. Secepat kilat, Aletta mengacungkan pedangnya. Iblis itu memuntahkan darah hijaunya. Aletta berhasil mengenai jantung si iblis. Dhemiel yang ada di dekat Aletta nyaris saja memuntahkan sarapannya yang sudah menjadi bubur di lambungnya.

"Syrennia, Flarage, apa kalian punya senjata?" Tanya Aletta selagi menyerang iblis dengan tanduk sepanjang 1,5 meter. Aletta bahkan bertanya-tanya, apa tanduk sepanjang itu tidak berat?

"Aku biasa memakai pisau lempar. Tapi aku tidak membawaㅡ"

"Panggil dengan kekuatanmu, bodoh! Kau juga Syrennia! Bayangkan saja senjata yang kalian inginkan! Kalian bisa menggantinya kalau mau!" Potong Aletta.

Flarage dan Syrennia mengangguk. Mereka berusaha memanggil senjata meski iblis-iblis di sekitar mereka menggangu. Terkadang Dhemiel memanah iblis di sekitar mereka tepat di jantung. Bahkan sampai jantung iblis yang masih berdetak itu keluar lewat punggungnya. Tepuk tangan untuk pemanah terhebat di Surga.

Syrennia pun menangkap air yang dia keluarkan. Terbentuklah sebuah cambuk. Agak sadis untuk gadis polos sepertinya, tetapi mau bagaimana lagi? Hanya itu yang biasa Syrennia gunakan berkat rumput laut yang sering melilit ekornya saat berenang.

Dengan cepat, Syrennia menghentakan cambuk itu ke wajah iblis di belakang Dhemiel. Iblis itu berteriak dengan suaranya yang melengking. Bola mata kanannya terlepas terkena lecutan cambuk Syrennia secara tidak sengaja.

Aletta yang mendengar pekikan iblis itu langsung menusuk jantung si iblis dan iblis itu mati seketika. Dhemiel tiba-tiba shock karena melihat sebuah bola mata jatuh ke pangkuannya dan dia berlumur darah kehijauan. Dhemiel dengan susah payah menahan isi perutnya agar tidak terbuang sia-sia dan kembali berkonsentrasi untuk memanah iblis yang menghadang Cerrus.

Flarage pun mengeluarkan senjatanya, dua buah kapak kecil. Seringaian terpampang jelas di wajah Flarage. Dia melempar kapaknya seperti bumerang dan kapak itu kembali padanya setelah memutuskan kepala iblis di depan Syrennia yang melecutkan cambuknya tanpa ampun.

Seorang iblis secara tiba-tiba menarik rambut panjang Syrennia dari belakang, membuat Syrennia nyaris terjatuh. Tangan Syrennia berpegangan pada bulu Cerrus. Tubuhnya pontang-panting. Mata Flarage langsung menyala bagaikan dilahap api kemarahan. Dilemparnya kedua kapak di tangannya yang mulai mengeluarkan api. Bagai disihir, kapak-kapak itu melayang ke setiap kepala iblis yang ada dan kembali ke tangan Flarage.

"Syrennia!" Flarage langsung menarik tangan Syrennia tanpa memedulikan kalau itu menyakiti diri mereka berdua. Setelah Syrennia selamat, gadis ikan koi itu memeluk Flarage dengan wajah ketakutan.

"Hei, Dhemiel. Ayo kita berpelukan seperti mereka!" Bisik Aletta ke Dhemiel. Wajah Dhemiel memerah.

"Tidak mau! Kau peluk ekor Cerrus saja!" Tolak Dhemiel, membuat Aletta menekuk wajahnya namun tetap melakukan apa yang Dhemiel suruh, memeluk ekor Cerrus yang berakhir dengan Aletta terlempar ke sana kemari. Kali ini tepuk tangan untuk gadis terkuat sekaligus terbodoh dari Neraka.

SWITCHED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang