Switched 🍁 8

24 8 0
                                    

Arella duduk termenung di dekat Gerbang Surga sembari menghitung bintang dan mencari rasi bintang di sekitarnya. Matanya sembab dan merah. Di pipinya masih terlihat jejak air mata. Dia terus saja menangis saat melihat rasi bintang Gemini yang muncul dari langit timur. Rasi bintang itu terus membayangi kepala Arella. Rasi bintang berbentuk dua anak laki-laki kembar. Anak laki-laki. Dhemiel. Setetes air mata kembali meluncur di pipi Arella. Dia pun kembali menghitung bintang, berharap bisa melupakan kesedihannya dengan cara itu.

"Mama!" Sebuah suara familiar tertangkap daun telinga Arella. Malaikat itu menoleh dan mengepakkan sayapnya, menyambut pelukan Dhemiel. Arella memeluk anaknya erat seakan tidak mau melepaskannya sedikit pun, begitu pula dengan Dhemiel. Mereka sudah terlanjur saling menyayangi, namun takdir berkata lain. Arella pun mengajak Dhemiel duduk di dekat gerbang yang separuh terbuka. Dielusnya rambut Dhemiel yang sehitam bulu gagak berlumur arang.

Arella tersenyum manis. "Ada perlu apa kau ke sini, sayang?" Tanyanya. Wajah Dhemiel memerah mendengar pertanyaan Arella. Tetapi tujuannya ke sini adalah untuk menceritakan kejadian buruknya hari ini. Jadi mau tidak mau, Dhemiel harus menceritakannya.

Iblis itu pun menceritakan semua kejadian yang dia alami selama beberapa hari ini. Mulai dari saat Dhemiel bertemu Aletta, Aletta tertidur di balik sayapnya, kecupan di pipi pemberian Aletta, sampai Aletta yang sempat-sempatnya menyentuh tubuhnya. Wajah merah Dhemiel dan tawa kecil Arella senantiasa menemani cerita Dhemiel sampai selesai.

Arella terkekeh kecil. "Ya ampun, anakku ternyata sudah menggoda Dhemiel kecilku ini."

Wajah Dhemiel kembali memerah. "Tetapi itu bukanlah hal yang baik..." bisiknya, membuat Arella tertawa.

"Kalau Aletta melakukan sesuatu yang aneh padamu lagi, kau harus menghindar, mengerti? Tetapi jangan sampai melukainya. Ingat, laki-laki tidak boleh menyakiti perempuan kecuali perempuan itu benar-benar jahat," Arella menasehati Dhemiel. Dhemiel tersenyum lebar dan menyandarkan kepalanya di kepala Arella karena tingginya sudah melebihi tinggi Ibu angkatnya.

"Aku harap aku malaikat sungguhan," bisik Dhemiel. Arella tersenyum mendengar keluhan Dhemiel.

"Mau kau iblis ataupun malaikat, kau tetaplah Dhemiel kesayanganku yang suka membaca dan menulis jurnal sebagai makanan sehari-harinya," balas Arella. Dhemiel pun berdiri, diikuti oleh Arella yang berusaha menahannya pergi.

"Maafkan aku, Ma, tetapi tempatku di Bumi. Aku akan mengunjungimu lagi nanti," bisik Dhemiel. Air mata kembali meluncur dari mata Arella yang tadinya tersenyum. Dhemiel mengusap pipi ibu angkatnya sebelum menjatuhkan dirinya ke Bumi, kembali menemui Aletta dan Syrennia di Danau Heartmist sementara Arella sendiri berusaha menahan dirinya agar tidak menyusul Dhemiel.

Dengan langkah gontai, Arella memasuki Gerbang Surga dan menutupnya, berjalan menuju rumahnya yang tak terlalu jauh dari sana. Dia berdoa dan berharap Dhemiel akan mengunjunginya lagi kapan-kapan.

*****

"Hei, Syrennia, ke mana perginya Dhemiel? Dia lama sekali!" Desah Aletta. Dia berbaring malas di atas rumput hijau dengan beberapa bunga dandelion kuning bermekaran. Syrennia yang berada di dalam air meletakkan dagunya di pinggir danau, mengistirahatkan kepalanya di kedua lengannya. Ekornya terus bergerak ke kiri dan kanan. Dia sendiri juga tidak tahu ke mana perginya Dhemiel. Hanya ada satu kemungkinan, Dhemiel pergi menemui Arella.

Sebuah bayangan hitam pun muncul dari langit. Aletta yang melihat bayangan itu menyipitkan matanya dan tersenyum lebar. Tetapi senyumannya secara perlahan pudar saat bayangan itu mulai berlipat ganda. Mungkin hal itu normal kalau ini adalah dunia ninja tempat Naruto tinggal atau Dhemiel punya ilmu membelah diri seperti sel zigot di rahim. Tetapi sayangnya, mereka ada di dunia manusia yang seluk-beluknya saja belum diketahui dengan baik oleh Aletta maupun Syrennia. Jadi tidak mungkin Dhemiel melipat gandakan dirinya. Dipanggilnya Cerrus oleh Aletta. Dia melompat dan menyuruh Syrennia naik ke punggung Cerrus. Mereka pun berlari ke arah bayangan itu. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Syrennia yang mulai panik ke Aletta.

SWITCHED Where stories live. Discover now