Switched 🍁 12

22 7 0
                                    

"Syrennia, Dhemiel ada di sana!" Bisik Aletta sepelan mungkin. Syrennia mengangguk. Mereka berenang dengan sangat perlahan, mendekati jeruji besi milik Dhemiel. Syrennia mencoba menggunakan kuku tajamnya untuk membuka gembok yang mengunci Dhemiel.

Begitu gemboknya terbuka, Aletta langsung menarik wajah Dhemiel masuk ke gelembung udara di dekat bibirnya agar Dhemiel bisa bernapas. Perlahan tapi pasti, Dhemiel mulai bernapas dengan teratur. Matanya terbuka sedikit demi sedikit dan langsung membelalak saat melihat Aletta di hadapannya dengan bibir berjarak 3 cm. Syrennia yang sudah tau apa yang akan terjadi langsung memberikan Dhemiel gelembung airnya.

"Penjaga! Tangkap mereka!" Pekikan melengking tiba-tiba terdengar. Seorang siren bertaring tajam dan bermata putih berada di hadapan mereka. Kulit mereka berwarna biru dengan rambut pirang super tipis. Berbeda dengan Syrennia yang masih satu rumpun dengan siren. Para penjaga pun berdatangan. Syrennia menarik tangan Dhemiel dan Aletta yang membantu kecepatan renang Syrennia dengan kepakan sayap mereka. Tidak cukup membantu juga, sih.

Tiba-tiba ekor Syrennia terbelit rumput laut liar. Wajah mereka terlihat panik. Aletta berusaha memakan rumput laut itu sementara Dhemiel membuka ikatan yang melilit ekor Syrennia. Siren-siren itu mulai berdatangan tepat saat Aletta menghabiskan rumput laut liar itu. Sayang, siren-siren itu berhasil menarik ekor Syrennia dan rambut putih Aletta.

"Lepaskan aku dasar siren sialan!" Aletta menjerit. Suaranya hanya terdengar jelas di dalam gelembung udara sekitar mulut dan hidungnya. Jadi suara melengking andalannya tidak berpengaruh dalam air. Siren-siren itu dengan kasar memborgol tangan dan kaki tawanan yang hanya bermaksud menyelamatkan teman mereka.

Aletta, Syrennia, dan Dhemiel di seret dengan tidak manusiawi oleh siren-siren ke hadapan pemimpin mereka yang bermaksud menikahi Dhemiel. Mengingatnya saja sudah bisa membuat Aletta naik pitam dan mungkin membuat air di sekitarnya seakan ikut mendidih.

"Apa yang kalian lakukan pada calon suamiku?!" Pekik siren yang Aletta duga sebagai putri mahkota di danau ini. Bagi Aletta, wajahnya saja tidak jauh lebih cantik dari pakaian dalamnya yang tak dicuci setahun penuh karena tertimbun di antara sendal kamarnya. Aletta bahkan berniat memasang kawat di wajah siren itu agar sedikit lebih enak dilihat. Itupun kalau percobaan kawatnya berhasil, kalau tidak wajah siren itu hanya akan bertambah buruk dengan luka sayat yang membuat semua makhluk hidup ngilu saat melihatnya.

Kepala Aletta kembali memanas saat melihat siren itu menyentuh dan mencium pipi Dhemiel. Mata Aletta membesar. "Berani sekali kau mencium Dhemiel! Akan kupastikan kau hancur berkeping-keping!" Amuknya.

Aletta memberontak. Tangannya dihentakkan, membuat pegangan siren kekar di belakang Aletta terlepas. Tanpa basa-basi, Aletta menerjang si putri siren itu. Kuku besar nan tajam di sayap Aletta mengoyak sirip ekor siren itu untuk memperlambat pergerakannya.

"Aletta! Apa yang kau lakukan?!" Syrennia memekik saat melihat kelakuan Aletta terhadap putri siren itu. Siren-siren penjaga yang sangat kekar itu langsung menangkap Aletta dan merantainya lebih sadis lagi, tangan dan kakinya diikat menjadi satu seperti sapi yang hendak dibakar di atas api.

Putri siren itu melihat sirip ekornya yang terkoyak habis oleh Aletta. Matanya dipenuhi amarah. "Kurung mereka di penjara! Eksekusi mati nanti siang!" Perintah siren itu. Si ratu siren pun datang dan melihat keadaan putrinya yang manja tersebut. Dengan panik, sang ratu memanggil tabib kerajaan untuk menyembuhkan sirip ekor anak satu-satunya.

Sementara itu, Aletta, Syrennia, dan Dhemiel dikurung dalam penjara yang berbeda. Aletta masih saja berusaha membuka rantai di kaki dan tangannya. Matanya menyala dengan sangat terang, bahkan sampai menerangi seluruh bagian penjara tempatnya berada. Taringnya mulai nampak dan menggores bibir mungilnya, membuat darah segar bercampur dengan air danau.

SWITCHED Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt