HARZEL |♡Chapter 15♡

1.2K 63 4
                                    

Hewloo bestiee!

Sebelum baca ada baiknya bantu VOTE dulu yaww, biar aku makin semangat updatenya hihi...

Ignore the typos yaa...

Timaaciwww

Luveeyy 😘😘

---

Harzen menatap khawatir ke arah Zelkay yang gemetar sambil memukul dadanya sendiri. Tangisan gadis itu membuatnya pilu.

"Hey... What's wrong with you?"

Zelkay menatap Harzen sambil menggeleng pelan.

"Then, why are you crying?"

"P-panic att-ack."

Harzen menatap sendu gadis yang dicintainya, saat mengetahui alasan gadis itu menjadi seperti ini.

Ia dengan perlahan mengelus surai hitam Zelkay. "Semuanya bakal baik-baik aja."

Harzen tahu betul bahwa seorang pengidap panic attack tidak akan dapat mengontrol dirinya sendiri. Sebab itu Harzen meraih tubuh Zelkay lalu memeluknya.

Tangisan gadis itu semakin pecah saat Harzen membawanya kedalam dekapan.

"Lo bisa ngelewatin semua ini. Lo kuat, lo Zelkay yang hebat. Sekarang coba fokus sama pernafasan lo dulu biar bisa tenang."

Zelkay mencoba mengikuti ucapan Harzen, namun terasa sulit baginya.

"Nggak b-bisa..."

Isakannya semakin tak beraturan, "Lo bisa! Karena lo Zelkay. Lo tuh cewek kuat, Kay."

Zelkay membalas pelukan Harzen dengan erat. Ia meluapkan perasaannya di sana.

Untuk pertama kali penyakitnya kambuh dan dilihat oleh orang lain. Dan orang itu bahkan adalah cowok yang selalu hindari.

Mau mengelak juga tidak bisa. Keadaannya saat ini benar-benar tidak dapat di kontrol. Sesak di dadanya membuatnya tidak nyaman, di tambak jantungnya yang berpacu dengan tidak beraturan.

Setelah beberapa menit, Harzen tidak mendengar lagi adanya isakan dari Zelkay. Ia mendorong pelan tubuh itu untuk melihat wajahnya.

"Udah mendingan?"

Zelkay mengangguk kecil enggan mengangkat kepalanya.

"Kenapa nunduk? Lihat gue sini..!"

Zelkay lagi-lagi menggeleng. Sejujurnya dia malu karena Harzen melihat sisi dirinya yang lemah. Itu sebabnya ia tak kuasa untuk menatap wajah pemuda itu.

"Kay... lihat gue!" Titah Harzen pelan sembari mencoba menengadahkan wajah Zelkay.

Zelkay menepis lemah tangan Harzen lalu berdiri dari duduknya.

"Gue mau pulang."

Harzen menghela nafas kecil.

"Lo malu?"

"Nggak!"

"Terus kenapa nggak mau lihat gue?"

Tak ada jawaban.

Harzen memegang bahu Zelkay lalu membalikkan tubuh yang membelakanginya itu.

Zelkay membuang pandangannya ke sembarang arah karena malu.

"Gue tahu lo pasti ngerasa nggak nyaman karena ada yang ngeliat lo saat lagi dalam kondisi kurang baik. But trust me, apa yang lo alamin barusan itu bukanlah hal yang memalukan. Justru kalo lo selalu merasa malu dengan itu, dan enggan buat nerima seseorang buat jadi pendengar sekaligus penasihat lo, kapan lo bisa sembuhnya?"

HARZEL | Crazy GuyWhere stories live. Discover now