HARZEL |♡Chapter 11♡

1.5K 62 10
                                    

Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat dua puluh lima menit. Deru motor berbalas balasan di jalanan, menyalip kendaraan lain agar cepat tiba ke tempat tujuan.

Zelkay tak henti-hentinya mengumpat di dalam hati saat dengan terpaksa dia harus memeluk Harzen yang memboncengi dirinya.

"LO MODUS YA?!"

"APA?"

"MODUS KAN LO?!!"

"DIEM, ZEL! NANTI AJA MARAH-MARAHNYA."

Zelkay berdecih kesal.

Ia semakin mempererat pelukannya pada Harzen saat laki-laki itu semakin menambah laju motornya. Zelkay bahkan menutup matanya karena merasa akan melayang.

"LO KALO MAU MATI JANGAN NGAJAK GUE ANJING!!!"

Dibalik helmnya, Harzen terkekeh kecil. Ia kemudian memperlambat laju motornya, di ikuti oleh lima pemuda yang juga mengekori mereka sedari tadi.

"Sorry..."

Zelkay menghela nafas lalu melepas pelukannya dan menatap sinis kaca spion.

Tak berselang lama, mereka tiba di sebuah club malam yang lumayan besar. Zelkay menatap sekeliling, memperhatikan sekitar.

"Gue baru tahu Mama punya Club di daerah sini."

"Nyokap lo yang punya?" Yuka yang baru turun dari motor menghampiri Zelkay di ikuti yang lainnya. Sedangkan Harzen sudah berdiri tepat di sebelah Zelkay.

"Hm. Sebenernya gue males ngasih tahu, tapi karena lo pada ikutan dalam tugas ini, yaudah deh. But please, jangan ember!"

"Siap Tuan Putri!" Seru Nicky sambil mengacungkan jempolnya.

"Masih mau diem disini?" Tanya Harzen.

"Kita ngikut aja sih." Jawab Yuka dan di angguki oleh Nicky, Alex dan Gio.

"By the way, Menurut gue ini nggak bakal susah, karena gue punya akses. So, lo semua tunggu disini aja, biar gue yang kedalem!"

"Gue ikut." Sahut Harzen datar.

"Gue juga." Aldan ikut bersuara.

Lagi-lagi Zelkay hanya menghela nafas malas. "Bisa nggak sih, sekali aja lo pada nggak usah keras kepala?"

"Lo yang nggak usah keras kepala. Kita kesini bareng, jadi kita harus ngelakuin misi ini bareng juga. Kerja sama!"

Zelkay mendengus mendengar penuturan Aldan, "Terserah."

Ia kemudian mendahului mereka masuk ke dalam Club tersebut.

Mereka berhenti tepat di depan kasir dan langsung di sambut dengan sopan oleh wanita penjaga kasir.

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu Mba, Mas?"

"Saya cuma mau lihat daftar nama pelanggan yang mesen kamar kemarin malam."

Kasir itu nampak terkejut, "Maaf Mba, tapi kami tidak bisa memberikan daftar tersebut karena it-"

"Saya anaknya Berliana Caroline."

Kedua mata wanita kasir itu membola kaget. Ia langsung mencari daftar nama pelanggan dengan buru-buru.

"Maaf Mbak, saya nggak tahu. Ini ya, silahkan."

"Terimakasih."

"Sama-sama."

Ketuju sejoli itu menuju ke arah sofa yang kosong dan sedikit sepi agar dapat fokus dengan tugas mereka.

Zelkay membuka buku daftar nama pelanggan tersebut dan membacanya dengan teliti.

"Kamar nomor berapa?" Tanyanya kebingungan.

HARZEL | Crazy GuyWhere stories live. Discover now