bab 8

2.5K 135 9
                                    

"first daddy ingin bicara dengan papa mu dulu sebentar boleh?". Tanya net tapi matanya tertuju pada Uea

" Boleh daddy, tapi jangan apa-apa kan papa". Jawab firstone penuh khawatir

"Kau tenang saja, sekarang pergi lah tunggu daddy dan papa mu di mobil ok na". Titah net seraya mengelus puncak kepala sang putra.

Firstone hanya mengangguk samar ia menatap Uea seolah-olah meminta pendapat sang papa.

Uea mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum manis.

"Uea". Panggil net datar

"Iya tuan". Jawab uea lirih

Ia merasa takut tiap kali berhadapan dengan net.

"Uea, stop memanggil ku tuan mulai sekarang panggil aku phi, phi net kau dengar itu". Tegas nya

"Hah" uea langsung membulatkan bola matanya ia belum bisa mencerna apa yang di ucap kan net.

Tapi melihat net yang menatapnya tajam uea hanya mampu mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.

"Uea mulai sekarang aku minta kau tinggal lah disini, aku lihat firstone begitu menyukai mu aku takut kalau kau pergi dari nya dia akan terluka".
Ucap net penuh harap ia menatap uea yang diam tanpa menjawab pertanyaan nya

"Uea". Panggil net sekali lagi

"Aahh iii iiyaa tuan, eehh maksud ku phi net". Uea gugup bukan main

" Maksud phi aku harus tinggal di rumah ini". Tanya uea sambil menatap net

" Iya, kau boleh tinggal di rumah ku, aku ingin kau bisa menemani dan menjaga putra ku saat aku tidak ada di rumah".

"Tapi bagaimana dengan pekerjaan dan rumah ku phi". Jawab uea lirih

Jujur saja uea senang bisa tinggal bersama dengan firstone tapi bagaimana dengan pekerjaan nya d cafe ia merasa tidak enak pada Max dan Nat karna tiba- tiba keluar

Begitu pun dengan rumah peninggalan orang tuanya.
Kalau dia pergi siapa yang akan menjaga dan merawat rumah nya.

" Kau tenang saja rumah mu biar nanti aku yang urus aku akan menugaskan seseorang untuk merawat rumah mu. Kau juga boleh sesekali melihat rumah mu. Dan untuk pekerjaan biar nanti tutor yang urus kau tenang saja aku akan menjamin semua kebutuhan mu". Tegas net sekali lagi

" Tidak phi, boleh kah aku saja yang berpamitan pada pemilik cafe, aku ingin berpamitan pada teman-teman ku juga".  Uea menundukan kepala nya ia tidak bisa menatap mata net entah lah rasanya aneh ada rasa takut serta ada geleyer aneh dalam hatinya setiap bertatapan dengan net.

"Hm.. terserah kau saja". Jawab net datar

"Ayo kasian firstone sudah menunggu". Ajak net seraya bangun meninggal kan uea yang masih terdiam.

Kini mereka bertiga sudah berada di mobil net dan uea duduk bersampingan karna firstone meminta duduk d sebelah jendela di dekat uea
Yaa uea duduk di tengah-tengah pria beda generasi yang sangat tampan.

Firstone berada di pelukan uea dengan uea yang sibuk mengelus dan menciumi kening firstone.

"Papa first seneng banget akhirnya first bisa ngerasain apa yang sering temen-temen bilang, temen first selalu cerita kalau setiap libur sekolah mereka selalu menghabis kan waktu dengan kedua orang  tuanya, first seneng akhirnya bukan cuma daddy yang nemenin first tapi ada papa juga". Ucap first penuh antusias wajah nya terlihat begitu sangat bahagia ia semakin mempererat pelukan nya pada uea.

Net tercengang mendengar penuturan firstone. Ia tak menyangka putranya yang selama ini terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan begitu banyak kesedihan

AKU KAU DAN ANAK KITAWhere stories live. Discover now