bab 3

3.3K 186 3
                                    

Di sebuah cafe seorang pria berparas cantik tengah bersiap-siap untuk pulang hari ini pekerjaan nya berjalan dengan lancar, biasanya uea sering merasa tidak nyaman karna banyak laki-laki maupun perempuan yang menggodanya. Tapi hari ini tidak ada satu orang pun yang mengganggunya itu sangat membuat eua bahagia.

"Phi Max aku pulang dulu yaa bye". Uea melambaikan tangan pada Max bos sekaligus teman nya.

"Au uea kau sudah selesai? Tidak kah kau pulang saja dengan ku ini sudah malam".

"Tidak usah phi, lagi pula cafe mu dengan rumah ku tidak terlalu jauh, aku ingin berjalan kaki saja sambil menikmati angin malam ini".

"Ok baiklah kau berhati-hati lah uea ".

"Baiklah terima kasih phi max salam untuk istrimu". Uea pergi meninggal kan cafe

"Ck dasar anak itu selalu saja tidak mau merepotkan orang lain". Max menggeleng kan kepala nya sambil tersenyum.

Sebelum pulang uea mampir terlebih dahulu ke mini market karna stok bahan makanan di kulkas nya sudah habis.
Uea lebih senang memasak dari pada harus membeli di pikir nya selain lebih hemat juga rasa nya lebih enak dan sesuai dengan lidahnya.

Di sisi lain firstone yang sudah jauh dari rumah nya kini duduk di bangku taman karna merasa lelah dan takut.
Ia bingung harus pergi kemana karna firstone sama sekali tidak mengetahui sekarang dia ada dimana.

"Hiks hiikss hiikkss papa aku takut, aku takut pa". Firstone memeluk kakinya menenggelamkan wajah nya sambil terus menangis.

"Daddy jahat pa dia sudah tidak sayang first lagi, first mau ikut papa aja kenapa papa ninggalin first sendirian disini".

Uea tengah asik berjalan sambil bersenandung tak sengaja mendengar suara anak kecil yang sedang menangis, matanya terus mencari kesana kemari guna menemukan dari mana asal suara itu.

Sampai akhirnya pandangan nya tertuju pada sosok anak kecil yang tengah duduk di bangku taman.

"Au siapa anak itu, kenapa dia menangis, dimana orang tua nya kenapa malam-malam begini dia sendirian di luar". Uea terus melihat-lihat mencari keberadaan orang tua firstone tapi nyatanya tidak ada satu orang pun yang ada di taman ini selain dirinya.

Uea memutus kan untuk menghampiri anak laki-laki itu,  Uea menepuk pundak firstone.

"Haii nong kenapa kamu menangis dimana orang tua mu".

Suara lembut itu masuk ke pendengaran firstone ia mendongak untuk melihat siapa si pemilik suara lembut nan menyejukan hati itu.

"Papa, papa jangan tinggalin firstone pa, daddy jahat pa first ngga mau tinggal sama daddy, aku mau ikut papa aja". Firstone langsung memeluk Uea sambil terus menangis

"Hah". Uea kaget bukan main tak kala anak yang baru di temui nya memanggil nya dengan sebutan papa. "Siapa dia kenapa memanggil ku papa siapa daddy dimana ibunya, kenapa saat dia memeluk ku dan memanggil ku papa hati ku seakan menghangat". Uea terus bertanya-tanya dalam hatinya, sampai suara firstone menyadarkan nya.

"Papa kenapa diem aja, papa first mau ikut papa, please pa bawa first bersama papa". Firstone menggoyang kan tangan Uea sambil terus menangis.

" Eemm hai sayang , siapa tadi namamu, ah iya firstone. Nong dengar kan phi baik-baik ya sayang phi bukan papa mu nong, panggil phi Uea saja na". Uea berlutut di depan firstone berusaha memberikan pengertian kepada anak itu.

"No phi, tapi papa, papa Uea. Firstone cuma mau manggil papa dengan sebutan papa". Firstone menatap Uea dengan air mata yang masih mengalir di pelupuk matanya.

Deegg..

"Tatapan itu, tatapan yang sama dengan ku, tatapan penuh kesepian kesedihan dan kekecewaan". Uea merasakan bahwa tatapan firstone sama dengan nya ia seakan berkaca pada anak itu, hatinya sakit melihat firstone padahal ia tidak mengenal siapa anak ini tapi ia pun tidak tega untuk menolak nya.

"Yaa sudah kau boleh memanggil ku papa". Uea tersenyum sambil mengelus kepala firstone.

"Yeeyy terima kasih papa, first sayang papa". Firstone langsung memeluk Uea pun sebalik nya.

Akhirnya Uea memutus kan untuk membawa firstone ke rumah nya, ia membawa firstone dalam gendongan nya menelusuri jalanan menuju rumahnya.

Sedang kan di mansion keluarga manithikun semua pengawal dan penjaga rumah tengah tertunduk lesu karna sampai tengah malam mereka belum juga menemukan tuan muda nya.

"Aaaaarrrggg aku tak mau tau kalian cepat cari anak ku sampai ketemu atau kalian semua aku pecat". Bentak net

"Sudah kalian cari lagi keseluruh jalanan, cek semua cctv di setiap jalan pastikan tidak ada yang terlewat satu pun". Perintah tutor

"Baik tuan".

"Sudah lah net tenang kan emosi dan tempramen mu yang jelek itu, percuma kau marah-marah pun tidak akan membuat ponakan kesayangan ku pulang, sekarang lebih baik kau tenang kan dirimu dulu aku yakin anak buah mu akan segera menemukan firstone".

Tutor berusaha menenangkan net, ia tau pasti sekarang net sangat menyesal akan perbuatan nya tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang harus di pikirkan adalah mencari keberadaan firstone.

Balik lagi ke Uea dan firstone.

Setelah sampai di rumah uea membantu firstone mencuci wajah dan kaki nya, setelah itu ia pergi membersihkan dirinya.

"First, sayang apa kau lapar?". Tanya Uea sambil mengusap kepala firstone

" Iya papa, first sangat lapar". Jawab first sambil mengusap-usap perutnya

"Mmm anak manis, ya sudah papa masakin sesuatu dulu yaa buat kamu, kamu tunggu disini ok".

"No papa, first mau ikut papa masak  first mau bantuin papa boleh kan pa?".
Lagi-lagi Uea tak mampu menolak kalau firstone sudah menatap nya seperti itu.

"Oke,ayo kita masak bersama".

Firstone begitu bahagia bisa memasak bersama dengan Uea ini adalah pengalaman pertama untuk kedua nya, mereka bercanda tertawa bersama. Kini keduanya tengah duduk di meja makan

"Gimana rasanya enak sayang?".

"Ini sangat enak papa, ini makanan terenak yang pernah first makan". Jawab first sambil terus memakan masakan sang papa dengan lahap.

Uea menatap first begitu dalam, entah mengapa ia begitu bahagia melihat senyum first. "Siapa pun kamu, atau pun nanti orang tua mu menemukan mu boleh kah papa egois nak, papa ingin kau selalu ada disini menemani papa". Ucapnya dalam hati

"Papa boleh kah aku tinggal bersama papa? Aku tidak ingin bertemu daddy, aku ingin tinggal disini bersama papa".

"Sayang papa tidak masalah kalo kamu mau tinggal disini bersama papa tapi bagaimana dengan sekolah mu bagaimana dengan daddy mu apa dia tidak akan marah? Apa dia tidak akan mencarimu nak, dan yaa bagaimana dengan ibu mu dia pasti sangat menghawatirkan mu". Ucap uea sambil terus mengelus tangan firstone.

Firstone membuka tas nya ia mengeluarkan foto laki-laki manis yang senyum nya sama dengan firstone dan juga dirinya.

"Papa first ngga punya mama, first cuma punya daddy dan papa, ini papa first namanya papa james. papa meninggal saat tengah berjuang melahirkan first, James meninggal karna pendarahan yang di derita nya pasca operasi caesar yang iya lakukan untuk memperjuangkan buah hatinya lahir kedunia.
tapi sekarang first punya papa yaitu papa Uea". First tersenyum sambil memeluk uea.

James memang berbeda dari kebanyakan laki-laki lain nya ia di beri kelebihan mempunyai rahim,tapi sayang james harus pergi meninggal kan dunia tanpa sempat melihat anak yang selama ini ia dan net impikan.

Kini Uea tengah memeluk firstone yang tengah tertidur pulas di samping nya, ia terus mengelus kepala dan menciumi kening firstone.
"Tuhan takdir apa sebenarnya yang sedang engkau rencana kan untuk ku, apakah kau sengaja mengirim nya untuk ku. Boleh kah aku egois untuk terus bisa bersama dengan nya dan menyayangi nya". Tak terasa air mata nya mengalir begitu saja. Uea semakin mempererat pelukan nya pada firstone sampai kedua nya tertidur pulas.

Tunggu bab selanjut nya yaa :)
Happy reading guys

AKU KAU DAN ANAK KITAWhere stories live. Discover now