Ameera hanya diam mendengarkan dan saat ia melihat Adhias yang tersenyum ia terpaku saat melihat pertama kalinya Adhias tersenyum, biasanya Adhias akan menampilkan wajah yang datar dan pelit senyum.

Tapi Ameera langsung memalingkan wajahnya, takut jika Adhias melihat dirinya yang sedang menatap secara diam-diam. Sepertinya keluarga Adhias sudah sering membeli ditempat ini, nama pedagangnya ibu Sri.

"MasyaAllah sekalinya datang bareng istri ya Gus" ucap Bu Sri tersenyum sambil melihat ke arah Ameera.

Adhias langsung menoleh ke arah samping, terlihat Ameera yang terkejut dengan ucapan Bu Sri. Adhias hanya tersenyum miring, senang ketika melihat ekspresi Ameera yang terkejut terlihat dari matanya yang membulat sempurna. Lucu.

"Bukan bu, saya___" belum selesai menjelaskan Adhias sudah terlebih dahulu memotong.

"bukan istri tapi calon." Ucap Adhias yang sempat melirik Ameera sebentar.

Ameera langsung melihat ke arah Adhias, melemparkan tatapan tajam, maksudnya apa bilang begitu? Adhias tidak memperdulikan tatapan Ameera, dia langsung mengambil secarik kertas ditangan Ameera dan memberikan kepada ibu Sri , Adhias duduk di kursi yang sudah disediakan sambil menunggu ibu sri membungkus barang-barang pesanan nya.

"Duduk dulu, nanti kram kakinya " ujar Adhias yang melihat Ameera hanya berdiri.

Ameera menghela nafas, kenapa hidupnya harus bertemu dengan laki-laki seperti Adhias, rasanya ia ingin mencakar wajah tampannya dan berteriak kepadanya bahwa ia sangat membenci dirinya, kesal sudah pasti.

Akhirnya Ameera duduk jauh dari Adhias, kalo saja halal untuk marah kepadanya sudah pasti Ameera setiap hari marah, sayangnya ia menghargai Adhias sebagai anak dari sahabat orang tuanya, tidak baik juga jika marah kepada Adhias yang ada hanya buang-buang energi dan waktu.

"gak usah ngedumel, kalo kesel bilang aja." celetuk Adhias yang fokus bermain handphone.

Ameera refleks menengok " Gus kalo main hp main aja, gak usah sok tau kaya gitu!" ucap Ameera ketus membuat Adhias tersenyum miring.

Bu Sri memanggil Adhias, memberikan 2 kardus yang sudah di ikat. Setelah mengucapkan terimakasih, Adhias dan Ameera pamit untuk pergi. Sesampainya di mobil, Adhias menaruh barang-barang di bagasi lalu menutup.

"Kenapa Gus gak bilang yang sebenarnya aja, kan gak baik kalo bohong" ucap Ameera masih tidak terima dengan ucapan Adhias tadi.

Adhias berhenti, membalikkan badannya dan menatap Ameera tanpa ekspresi. Menghela nafas, memasukkan tangannya kedalam saku, Ameera yang melihat reaksi Adhias yang seperti itu membuat bulu kuduk nya merinding, pasalnya tatapan Adhias membuat siapa saja jatuh karena tatapan itu. Tidak baik untuk jantung nya yang sering kali abnormal jika bersama Adhias.

"Saya bicara yang sebenarnya."

"Jangan bercanda deh Gus!"

Adhias tertawa kecil " saya gak bercanda, saya serius." Ucapnya dingin.

Ameera diam, ada apa dengan laki-laki yang berada di hadapannya ini? Kenapa tiba-tiba ia berbicara seolah-olah dia ingin menikah dengan dirinya, Ameera melihat ke arah Adhias, mata mereka saling bertemu. Ameera tidak menemukan kebohongan disana, yang ia temukan hanya keseriusan dan ketulusan.

Aksara CintaWhere stories live. Discover now