"Kita mau bikin cupcake, rasa apa umi?" Tanya Ameera yang melihat bahan-bahan.

"Coklat kayanya enak deh"

"Jangan umi" kata Ameer melarang dengan wajah serius.

"Loh kenapa?"

"Nanti manis lagi kaya umi" ucap Ameera diakhiri tawa.

Bu Aisyah hanya bisa tertawa "kamu tuh bisa aja "

Ameera maupun Bu Aisyah tertawa bersamaan, obrolan ringan dan candaan yang dibawakan Ameera mampu membuat Bu Aisyah tertawa bahagia. Tanpa ada rasa sedih dan kecewa, Ameera merasakan kehangatan saat melihat tawa Bu Aisyah yang begitu tulus tanpa dibuat-buat.

Wanita yang selalu menyayangi anak-anaknya, wanita yang rela berkorban untuk anaknya. Melihat Bu Aisyah membuat Ameera rindu uminya, ia rindu abinya dan juga kakak-kakaknya.

Tanpa mereka sadari seseorang sudah lama memperhatikan dari kejauhan, seseorang yang penasaran dengan wanita yang bisa membuat wanita kesayangannya tertawa lepas. Ada rasa kagum saat melihat mata yang menatap tulus, rasa penasaran dengan senyuman yang disembunyikan dengan kain kecil yang ia pakai.

Saat melihatnya rasanya nyaman, seakan-akan Allah hadir bersama cinta yang dia sebarkan untuk semua orang. Kenyamanan yang tidak pernah didapatkan di manapun hanya dia yang bisa membuat hati ini menjadi aman.

"Biasa aja kali ngeliatin nya, kaya takut kehilangan banget" ledek Alesya yang memergoki kakaknya karena diam-diam melihat ke arah dapur.

Adhias hanya melihat ke arah Alesya sekilas "kalo suka ya lamar lah, jangan diem-diem kaya gini. Nanti kalo dilamar orang baru tau rasa" kata Alesya yang pergi kearah dapur.

"Assalamualaikum, wah lagi bikin apa nih" Alesya mencium tangan Bu Aisyah dan Ameera.

"Wa'alaikumsalam, lagi buat cupcake. Tumben kamu kesini, biasanya di graha terus" ucap Bu Asiyah yang masih fokus membuat adonan.

Pondok pesantren Al-Thafatan adalah pondok pesantren terbesar dan terkenal di Bandung, memiliki rumah sakit sendiri yang terletak di samping bangunan pondok, memiliki graha ( tempat untuk para tamu tinggal) graha sendiri memiliki 20 bangunan seperti kost yang tertata rapih dan Kevin bersama Alesya yang menepati graha bersama keluarga yang lain. Graha untuk tamu di bagian sebelah kiri dan graha untuk keluarga pesantren disebelah kanan.

Tak lupa kebun sayur, buah dan padi yang ditanam sendiri di area belakang pondok jadi untuk makan santri tidak perlu beli kepada orang lain, cukup panen dan di olah. Kebutuhan yang tidak ada di pondok baru akan membeli kepada orang lain.

"Jadi aku enggak boleh nih kesini, kan aku juga kangen umi" kata Alesya yang memeluk Bu Aisyah.

Ameera hanya tersenyum melihat tingkah Alesya yang begitu manja, pasti dihadapan Kevin juga Alesya sangat manja. Ameera merindukan bang Evin, setelah pertemuan bersama keluarga besar nya ia tidak pernah melihat bang Evin, atau dia sengaja menghindar? Ameera juga tidak tahu.

Setelah berpelukan, Alesya melihat ke arah Ameera, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ia simpan di dalam saku gamis. " ini dari mas Kevin" bisik Alesya.

Ameera menerima,"apa ini?"

"Aku gak tau isinya apa yang jelas itu hadiah terindah menurut aku" Alesya tersenyum.

Aksara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang