32. Hubungan Yang Baru

Začít od začátku
                                    

Chase mengusap wajahnya dengan frustasi, dan menoleh ke arah danau yang tenang saat ia membuka mulut.

"Aku tidak menyukainya, tetapi harus kuakui, ciumannya membakarku lebih cepat daripada siapapun yang pernah berciuman denganku, dan itu membuatku frustasi."

"Karena itulah kau pergi ke bar untuk menghilangkan gairahmu dan malah bertemu wanita itu."

Chase mengangguk. "Tidak hanya itu. Aku tidak jujur padamu tentang hal lainnya."

Adinda mengerutkan keningnya menatap Chase. "Apalagi?"

"Sebenarnya, gara-gara itu, aku menghabiskan malam dengan dua wanita yang sama sekali tidak kukenal."

Kesiap kaget meluncur dari bibir Adinda yang tetap tidak mau menutup selama beberapa saat.

"Maksudmu...kau berhubungan seks dengan wanita asing?"

"Dan jauh lebih tua dariku."

"Astaga, Chase! Umur berapa sebenarnya kau ini? Kau dewasa terlalu cepat!"

Tidak hanya trauma emosional, ketiadaan cinta dari orang tuanya, nyatanya juga membuat Chase lebih dewasa daripada yang seharusnya. Adinda asumsikan, itu bukan yang pertama kalinya bagi Chase.

Ia memikirkan Aidan dan betapa berbedanya kedua pria itu. Adiknya baru saja mengenal cinta, dan Adinda yakin Aidan masih perjaka, sementara Chase mungkin telah mengenal kehidupan itu jauh sebelum usianya yang sekarang.

"Apa semua orang di sini tahu tentang itu?"

Chase kembali menatapnya. "Maksudmu apakah aku sudah sering melakukan itu?"

Adinda mengangguk.

"Tentu saja. Secara hukum aku sudah dewasa dan tidak ada yang berhak melarangku melakukan apapun."

"Tetap saja..."

Apa? Apa yang akan Adinda katakan? Bahwa itu salah? Bahwa Chase tidak seharusnya seperti itu?

Ini Amerika, bukan tempat asalnya. Segala sesuatu bebas dilakukan di sini tanpa harus peduli pada norma dan tata masyarakat yang kadang konyol.

"Orang tuamu seharusnya merasa bersalah karena ini."

Suara tawa Chase terdengar muram. "Gram memang merasa bersalah. Pop juga walaupun itu hanya di saat-saat awal ia tahu apa yang kulakukan di luar rumah."

"Kau tahu siapa yang kumaksud, Chase."

Lagi-lagi tawa getir keluar dari bibirnya. "Mereka berusia jauh lebih muda saat memiliki aku. Bukankah buah selalu jatuh tidak jauh dari pohonnya?"

Adinda berdecak jengkel. "Kau sudah dewasa, seharusnya bisa memilih mana yang baik dan tidak. Mana yang bisa kau contoh atau tinggalkan."

"Nah, karena aku sudah dewasa, aku berhak melakukan apapun sesukaku."

Tangan Adinda terangkat seakan hendak meremukkan kepala Chase. "Apa kau selalu menjadi semenyebalkan ini?"

"Apa kau juga akan menjadi ibu tiri yang cerewet seperti ini?"

Wajah Adinda merona dan memanas meskipun udara berembus sejuk di sekitar mereka.

"Aku...tidak akan menjadi ibu tirimu."

Rasa sakit hati dan kesal kembali ia rasakan saat mengingat bagaimana tadi Jesse meninggalkannya begitu saja setelah ciuman panas yang mereka bagi.

"Kenapa tidak? Kalian berdua saling tergila-gila satu sama lain."

"Aku mungkin hanya mainan baginya."

"Omong kosong. Dia selalu menatapmu seakan kau adalah dunianya."

Adinda bangkit dan merapatkan jaketnya. Ia tidak ingin membicarakan ini. Ia tidak ingin memiliki harapan palsu lagi tentang betapa Jesse juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan karena sekarang Chase sudah baik-baik saja, ini waktu baginya untuk masuk.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat