PROLOG

9.2K 429 13
                                    

Suara notifikasi heboh memenuhi ponsel Gwen. Gadis yang berprofesi sebagai figur publik itu meringis kecil. Ia menatap layar ponsel tersebut dengan nanar.

Di benda kotak itu, tampak sebuah video dari seorang lelaki yang ia kenal baik selama setahun terakhir. Ralat, lelaki itu adalah pacarnya selama setahun sebelum beberapa hari lalu, Gwen memergokinya berselingkuh dengan aktris lain.

Video itu direkam dengan teknik swa-rekam. Ia seperti tengah duduk di sofa ruang tengahnya. Tampilannya tampak berantakan, perilakunya juga tampak seperti orang aneh.

"Gue kaget banget pas tahu kalau ternyata Gwen selingkuh. Pas dia ngajak putus, gue nggak tahu kalau ternyata selama ini, dia sudah ngejalanin hubungan sama cowok itu."

Mata Gwen membelalak. Omongan macam apa ini?

Gwen membaca komentar-komentar di bawahnya. Para netizen budiman melempar tulisan-tulisan jahat yang membuat dada sesak.

User001 Cewek murahan!

User002 Dari awal gue udah tahu, pasti deh, Gwen kelihatan banget tukang selingkuh!

Gwen melempar ponselnya ke atas kasur dengan kesal. Kebodohan yang ia lakukan benar-benar fatal. Ia yang sedang kacau tidak mempertimbangkan hal tersebut dengan matang.

Suara telepon membuat Gwen mau tak mau mengambil kembali ponselnya. Ia menatap nomor yang paling tidak asing di sana.

"Darling! Lo kenapa tiba-tiba itu keluar kelab dan masuk hotel sama cowok lain?" Suara lelaki namun tinggi dan memekakan telinga terdengar tepat saat Gwen mengangkat telepon.

Gwen mendesis. "Raquel, please, gue lagi nggak mau bahas itu."

"Naur, naur! We need to talk about that, Babe!" Raquel berdecak. "Dia siapa? Your highschool sweetheart? Gosipnya, dia satu sekolah sama lo."

"Hah?"

"Cek itu akun lambe lambe, udah banyak yang stalk cowok yang tidur bareng lo itu! It says... his name is Daniel, huh?"

Gwen mengaktifikan mode loudspeaker lalu memeriksa akun-akun gosip. Informasi-informasi pribadi bahkan foto-foto masa SMA Gwen dan Daniel di mana-mana. Damn!

"Jadi, dia siapa?" Raquel bertanya lagi. "Katanya, lo ngundang dia pas ulang tahun ke delapan belas lo? Itu sebelum lo pacaran sama Arlo, kan? Atau pas lagi deket-deketnya, kalo nggak salah."

"He is just a friend, Raq. Di sekolah nggak deket gimana juga." Gwen memijat pelipisnya. "Gue bahkan udah nggak ketemu dia setahun lebih!"

Suara helaan napas berat terdengar dari seberang. "Lo harus cerita sama gue, gue ini manajer lo. Baru aja gue mau bikin rilis lo putus sama Arlo. kata lo, Arlo yang selingkuhin lo."

Desisan terdengar dari bibir Gwen. "Emang dia yang selingkuh."

"Lah, kenapa lo yang ketangkep basah tidur sama cowok lain di hotel?"

"Gue nggak tidur bareng sama Daniel!" pekik Gwen panik. Ia diam sejenak. "Oke, gue tidur bareng dia, tapi cuma tidur, oke?"

"Gwen..." Raquel terdengar tak percaya.

"Serius! Gue nggak ngapa-ngapain!" Gwen panik. Ia berani bersumpah, tak ada kejadian aneh di hotel. Setidaknya, itu yang ia ingat. "Daniel cuma nolongin gue yang digodain cowok di kelab."

"Lo nggak ngapa-ngapain atau nggak tahu udah ngapain aja?"

Gwen mendesis. Apa jawabannya?

"Lo cari deh cowok itu, lebih gawat kalau dia motret lo yang nggak-nggak dan nyebar ke mana-mana." Raquel berkata lagi.

Gwen mendecih tipis. Ia mengepalkan tangannya. Kenapa hidup sebercanda itu sih?

OUT AND OUTWhere stories live. Discover now