''Pokoknya saya gak mau liat wajah kamu, ketika saya masuk kemari,'' putus sang dosen yang kesabarannya mulai habis.

''Memangnya saya mau liat wajah ibuk pas ibuk masuk kemari? nggak dulu deh, makanya saya tidur, Buk. Habis nya ibu galak sih, '' timpal Adelio tanpa beban sedikit pun.

''KELUAR KAMU SEKARANG!'' bentak sang dosen. Setelahnya ia menunjuk ke arah pintu yang saat ini sedikit terbuka tanpa menghilangkan tatapan tajamnya untuk Adelio.

Adelio tersenyum puas, akhirnya keluar juga dari tempat ini, batinnya.

Tanpa membantah, ia pun bangkit lalu melangkah keluar kelas.

''Yasudah lah, kalau ibuk memang tidak ingin melihat wajah tampan saya.
Saya keluar dulu ya, tapi nanti jangan di cari cari,'' ucap Adelio sebelum hilang di balik pintu.

"Entah mau jadi apa dia, " gumam sang dosen. Kemudian kembali melanjutkan materi yang sempat tertunda, ulah dari mahasiswa kesayangannya.


°°°°°

Agatha

Del, kita udah di cafe depan kampus, buruan!.

Adelio membaca sebentar pesan dari Agatha begitu keluar dari kelasnya. Kemudian di masukkan nya kembali ponsel yang ia pegang ke dalam saku celana.

Cowok itu kembali melanjutkan langkah nya melewati koridor kampus, tanpa peduli dengan beberapa mahasiswi yang menatapnya penuh kekaguman.

Siapa yang tidak kenal Adelio? Cucu dari keluarga ARTHA, sang pewaris tunggal seluruh kekayaan yang melimpah ruah.

Begitu banyak gadis yang ingin menjadi pendampingnya, ingin jadi wanita beruntung yang bisa merasakan punya pacar yang kaya raya. Mereka tidak tau saja, bahwa Adelio tidak se royal itu. Puluhan wanita yang pernah menjadi pacarnya saja tidak pernah di perlakukan layaknya gadis yang istimewa.

Adelio itu bukan tipe cowok yang penyayang kepada pacar, karena bagi nya yang pantas ia sayangi adalah istrinya kelak.

"Sejahat jahat nya lelaki, mereka tetap bakalan mencari wanita baik untuk dijadikan istri. Jadi gue cuma mau bilang, bahwa pacar gue..., nama mereka gak bakal pernah gue taruh di Kartu keluarga gue nanti nya. Karena Gue bakal mencari wanita baik baik, yang menolak untuk pacaran, tapi minta untuk di halalkan. "

Begitu lah jawaban Adelio jika teman teman nya bertanya, alasan dari sikap dingin Adelio kepada pacarnya.

"Aih, ni tangga panjang bener. Kagak ada eskalator apa? " umpatnya kesal karena kelelahan menuruni anak tangga kampus.

Begitu tiba di tangga terakhir, ia di tabrak oleh seorang cewek. Adelio langsung menunduk karena tinggi cewek itu hanya sebatas dada bidang nya.

Bukan nya meminta maaf, cewek itu malah melanjutkan langkah menaiki tangga, tanpa peduli pada Adelio yang menatapnya tajam. Bukan tanpa alasan, cewek itu memang sedang buru buru karena sudah telat masuk di jam dosen killer di kelasnya.

Tak Terima di cuekin seperti itu, Adelio pun memekik keras memanggil cewek yang tidak ia ketahuilah nama nya itu.

"Heh, kecil!" panggil Adelio, begitu lah cara Adelio memanggil orang yang tidak di kenal nya.

Cewek yang tadi nya melangkah menaiki tangga tanpa menoleh kebelakang, pun menghentikan langkah kaki nya. Dia menoleh, membalas tatapan tajam Adelio.

Gila, cantik bener tuh cewek, Adelio membatin.

Cewek berhijab warna denim itu benar benar membuat seorang Adelio tak berkedip.

"Siapa yang Lo panggil kecil huh?" tanya cewek itu dengan nada tidak bersahabat.

Adelio kembali menunjukkan wajah songong nya "Menurut Lo, siapa lagi kalau bukan Lo?" ucap Adelio merendahkan.

Tidak Terima di katai kecil, membuat cewek itu berbalik menuruni tangga. Begitu tiba di hadapan Adelio, di injaknya kaki Adelio dengan sepatu miliknya tanpa aba-aba sama sekali. Lalu menendang betis Adelio hingga cowok itu meringis kesakitan.

Cewek itu mendengus kesal "Biarin badan gue kecil. Daripada Lo, " ia menunjuk wajah Adelio "Badan doang yang besar tapi otak nya kecil. " cerocos cewek itu yang membuat mata Adelio membulat sempurna.

Tanpa sepatah kata pun lagi, cewek itu kembali menaiki anak tangga dengan menghentakkan kaki kesal.

Adelio masih melongo tak percaya, baru kali ini seumur hidupnya, ada cewek yang memperlakukan nya begitu kasar. Ia kira, semua cewek berhijab itu lembut bicaranya, ternyata Adelio salah.

Tapi itu lah yang membuat Adelio jadi penasaran, apa ketampanan nya masih kurang untuk memenuhi kriteria pria idaman wanita tersebut?.

Ah ya sudahlah, ia tak ingin ambil pusing, lebih baik ia menyusul teman temannya yang sudah menunggunya sejak tadi, dia akan memikirkan wanita itu nanti.

''Menarik, gue suka'' batin Adelio sebelum kembali melanjutkan langkahnya yang sedikit terpincang pincang.


Terima kasih sudah mau membaca cerita aku

-ADELIO-

-ADELIO-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

FOLLOW⬇

FOLLOW⬇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ADELIO [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now