29

13 1 0
                                    

Sekitar pukul 8 pagi area parkiran masih sepi. Ini bukan parkiran sekolah, melainkan parkiran suatu tempat lain yang baru dihuni oleh sekian persen dari banyaknya orang-orang yang akan hadir beberapa waktu kedepan.

Rambut merah, jersey merah, namun sepatunya dibiarkan berwarna putih supaya seragam dengan anggota timnya. Dia yang masih anteng berada diatas motor kesayangannya tidak berhenti mencoba me-refresh laman fyp tiktok yang tetap menampakkan ikon loading.

Mungkin memang sinyal disana yang kurang bagus, mengingat sisa kuotanya kemarin masih terbilang cukup banyak.

LEO nak sultan
|Lo dimana? Jangan telat

Ngaca dek, gue udah sampe |
dari 10 menit lalu
Perlu gue pap diri beserta wajah gue |
yang paripurna ini?

Tepat beberapa detik setelah status pesan itu terbaca, Leo duluan yang malah memberikan foto selfienya. Anggota tim basket SMA Besok Bersama itu menampakkan eye smilenya, berlokasi didepan pagar rumah, tak lupa berpose jempol.

LEO nak sultan
Send photo

SYIT|
Gw tungguin dari tadi|
baru mau berangkat lu???
Mentang-mentang jarak rumah gue|
paling jauh, yang deket malah sengaja ngaret!
MaNa iNi sOliDaRiTAsnyA???? |

|Juna anak cakep, jangan marah
marah yh sayang🥰
|10 menitan lagi lah gue nyampe,
kalem aja, gak lama kok
|15 menit dehh nego, gw nyamper dulu  si Alek
|see you

Haruskan Arjuna marah? Tidak. Buang buang tenaga nantinya. Tapi sekarang dia sendirian, belum bertemu teman-teman, dan tidak tahu mau kemana. Apa yang harus dia lakukan?

Tentu saja mengganggu Putri yang baru saja memarkirkan motornya dengan rapih.

Bercanda. Bukan mengganggu kok. Menyapa saja seperti biasa.

"Pagi banget, panitia lo? Gw aja baru nyampe."

Menyapa kan? Menyapa ala Juna maksudnya.

"Biarin, Ga boleh dateng pagi? Theo mana?" tanya gadis itu seraya melihat sekitar.

"Kebalik, gw juga mau nanya. Biasanya kan kalian yang bareng."

Oh, mereka belum saling ketemu ternyata, batin si perempuan. Pasalnya, "Ini motornya udah ada tapi."

Benar juga. Kalau saja Arjuna sudah sadar sejak awal, untuk apa ia berdiam diri menunggu Leo yang belum juga datang?

"Yaudah kalo gitu, yuk masuk."

Sempat bingung, akhirnya Putri menggeleng pelan. "Duluan aja. Gue mau nunggu temen-temen yang lain dulu."

"Gapapa ayo, daripada lo sendirian disini?"

Awalnya si gadis bersikeras pada pendiriannya. Tapi mendengar kalimat yang Arjuna bilang soal gosip-gosip anak SMA sebelah jadi membuatnya berubah pikiran.

"Nah.. Gitu dong. Kan kalo lo kenapa-kenapa tar Theo juga yang protes ke gue, " canda si merah.

"Gausah mulai deh.. Masih pagi, " balasnya sambil menyikut pelan sang lawan bicara.

Ngomong-ngomong, baru kali ini Putri menginjakkan kaki di gedung olahraga yang luasnya lumayan. Meskipun teman-teman yang lain belum datang karena acaranya masih baru akan dimulai dalam waktu yang lumayan lama, ternyata tempat itu sudah lebih dulu diisi oleh pendukung tim lawan.

Wajah-wajah tidak dikenal itu, meski hanya sebagian tapi Putri tahu dirinya sekarang tengah diperhatikan.

Mungkin karena gadis itu berjalan bersama salah satu calon pemain yang akan bertanding nanti.

Dear You [TXT fanfict]Where stories live. Discover now