21

444 30 1
                                    

Meninggalkan sang suami di dalam ruang perawatan adiknya, Woozi kini tengah menemani little prince nya bermain pada sebuah taman kecil yang masih berada di area rumah sakit tersebut.

Membiarkan sang putra bermain dengan bebas di taman itu, Woozi hanya duduk diam di salah bangku panjang di taman itu.

Tubuhnya terlihat tenang memperhatikan tingkah laku putra nya, namun tidak dengan isi pikiran Woozi saat ini.

Sedih, bahagia, kalut, bahkan kadang ada perasaan yang sulit untuk Ia jelaskan mengganjal dalam benaknya.

Di satu sisi, Ia memaklumi situasi yang terjadi saat ini...
Biar bagaimanapun yang di ketahui Dino ialah Hoshi adalah tunangan nya.

Namun di sisi lain, salahkah jika hatinya sakit saat melihat kedekatan suami dan adiknya? Entahlah...

...
Mikir apa kamu, Woozi-ya...
Adik mu baru saja sadar, harusnya kamu berbahagia untuk dia namun lihatlah yang kau lakukan...
Kamu justru malah duduk disini dan berfikiran yang aneh tentang mereka...
Ucap Woozi mencoba memberi pengertian pada nurani nya.

Wajar jika mereka dekat Woozi...
Yang Dino tau Hoshi Hyung adalah tunangannya, bukan suami mu...
Pedih terasa mulai mengiris dalam hati nya.

Woozi kembali meneteskan air mata namun air mata itu dengan cepat di sekanya...
Pemuda manis itu mengalihkan wajahnya membelakangi sang putra, Woozi tak ingin jika little prince melihatnya tengah menangis.

----------

Menangislah jika itu bisa membuat mu lega...
Ucapan seseorang yang membuat Woozi sontak menyeka bersih seluruh airmata nya.

Dengan gelagapan Woozi memutar tubuhnya menghadap ke arah orang tersebut yang ternyata adalah suaminya sendiri...
"H-Hyung..." Ucap Woozi.

Hoshi yang awalnya berdiri di hadapan sang istri pun perlahan menurunkan tubuhnya bertumpu pada lututnya...
"Jagiya... Maaf Hyung melukai perasaan mu. Seharusnya Hyung harus bisa lebih mengontrol yang terjadi di dalam sana... Kau mau kan memaafkan Hyung, sayang?" Ujar Hoshi sembari menggenggam tangan Woozi.

"Apa yang kau lakukan, Hyung... Berdirilah, jangan seperti ini." Ujar Woozi mencoba membuat suami nya berdiri namun usaha nya gagal, sang suami seolah enggan untuk beranjak dari posisinya sebelum mendengar jawaban atas pertanyaan yang di lontarkan nya.

"Hyung aku mohon berdirilah... Aku tidak marah pada mu, Hyung. Tolonglah..." Ucap yang kembali tidak mendapatkan hasil yang Ia inginkan.

Karena sang suami tetap enggan untuk berdiri, akhirnya woozi menyesuaikan posisi nya sejajar dengan posisi Hoshi. Pemuda manis itu akhirnya ikut berlutut dihadapan suaminya.

Siang hari yang cerah itu seolah mendung bagi kedua anak Adam itu...
Dalam keadaan cuaca yang begitu panas dengan sinar matahari yang lumayan terik menyinari area di sekitar mereka seolah tak mereka pedulikan.

Keduanya tetap berlutut di hadapan satu sama lain, Hoshi menatap wajah Woozi dan begitupun sebaliknya.

"Maaf, Jagiya..." Sebuah kalimat sederhana yang terucap dari bibir Hoshi membuat Woozi langsung memeluk suaminya.

Pemuda manis yang semula bertumpu pada lututnya kini telah terkulai lemas bersandar dalam pelukan suaminya...
"Hyung, maaf... Seharusnya aku lah yang meminta maaf pada mu, Hyung. Seharusnya aku mampu mengontrol ego ku... Maaf Hyung, maaf." Ucap Woozi terisak dalam dekapan suaminya.

"Maafkan keegoisan ku, Hyung. Tidak seharusnya aku cemburu pada adik ku, maafkan aku, Hyung. Maaf..." Ujar pemuda manis itu menyesal.

Mendengar ucapan istrinya membuat rasa bersalah didalam diri Hoshi seakan semakin besar, seandainya dia mampu mengontrol perasaan nya pada saat itu...
Seharusnya dia bisa lebih menjaga perasaan Woozi sebagai istrinya.

The Destiny (SoonHoon/SoonChan)Where stories live. Discover now