Sofa pada ruang tengah di isi oleh Sandra dan juga Cleo sedang berbincang hangat pasangan suami istri terlihat sangat lengket, maklum saja suami istri itu sudah LDR lebih dari setahun

Sepertinya akan butuh effort tinggi untuk menggeser posisi mertuanya itu, bibirnya melengkung kebawah, nanti saja acara capernya kakinya ia langkahkan ke arah meja makan ada Jennie disana tampaknya remaja itu baru pulang pantas ia tak ikut makan malam tadi.

Srek.

Dengan santai menarik kursi di samping remaja itu, Rubby mendudukkan dirinya di sana mencomot apel diatas meja dan memakannya, dapat ia lihat mata Jennie menatapnya sinis sedari ia duduk.

"Kau pasti tau kan, wanita dimasa lalu kakakmu." Mengubah arah duduknya menghadap ke arah adik iparnya itu, satu kakinya ia naikkan ke atas kursi agar dirinya lebih nyaman mengobrol

Ia harus menguras informasi dulu sebelum bertindak.

"Kenapa memang?, Mau mengusik masa lalu kakakku juga? Belum puas Lo hancurkan kebahagiaan kakak gw?" Sambarnya menatap tajam wanita dihadapannya ini

"Zoya, dia bukan masa lalu kakakmu yang sebenarnya kan?" Desaknya, wanita yng ia lihat dalam lukisan, pasti wanita itu masa lalu Arthur yang sesungguhnya.

Melihat raut wajah Jennie yng berubah dirinya bertambah yakin dengan apa yang ada dalam pikirannya "bukankah kau tak ingin aku jadi kakak iparmu?"

"Dan karna itu,"

"Aku butuh infomasi tentang masa lalu kakakmu, supaya bisa mempermudah perpisahan kami dan kau akan mendapatkan kakak ipar idamanmu"

Terlihat Jennie yng mulai tertarik dengan pembahasan istri dari kakaknya itu, remaja yng telah menghabiskan makannya. Matanya melirik javas yng berada tak jauh darinya, dan kembali menatap Rubby "dia... Seorang pelukis  "

Hanya itu yang Jennie katakan sebelum meninggalkan Rubby yang baru akan protes, gadis itu terlihat terburu melangkah saat lagi-lagi javas menatapnya dingin.

"Nii bocah! Pelukis mah banyak bngsad, masa iya gw harus cari satu-satu"

"Woy! Jen." Berteriak karena kesal, berdiri dan berbalik dirinya melangkah mundur akibat terkejut dengan penampakan javas yng berdiri bak patung tak jauh darinya pria itu menatapnya Tampa ekspresi tapi tak urung pria itu menunduk sekilas, sebelum kembali berbalik berjalan menjauh dari Rubby.

Memilih berjalan ke arah ruangan keluarga dimana calon sugar Daddy nya berada, tersenyum menatap dari jauh bagaimana rupa Daddy dari Arthur itu.

Calon pabrik dollar utama gw tuh!

"Malam mom, dad"

"hey baby"

Duk!

Rubby dengan spontan menepuk dadanya pelan plis hati murahan, Lo Jagan baper dulu bangsad!

"Sini, duduklah dekat dengan ku" sambar Cleo menepuk sofa disampingnya, ia tengah duduk di sofa panjang, mungkin ini keberuntungan bagi Rubby karna ibu mertuanya itu tengah permisi kepada suaminya untuk ke kamar kecil.

"I--iya dad" sedikit gugup, Rubby menjawabnya wanita dengan hati yang sudah bertalu cepat itu duduk di samping sang Mansa utama

Rubby trasmigrazioneWhere stories live. Discover now