17. gendis nikah lagi atau civic turbo?

712 10 2
                                    

WALCOME TO MY STORY!!
HAPPY READING, AND I HOPE
YOU LIKE IT!
-
-
-
-
💮

Kini langit semakin gelap dengan suasana yang sedikit mencengkram, begitu juga suasana di kamar gibran.

Gendis terus meneteskan air mata dibalik guling yang menutupi kepalanya.

"Aku tau kamu belum tidur, ayo bicara baik baik" Ucap gibran pelan memecah keheningan.

Gendis tak menjawab tapi semakin deras ia menangis, tangan gendis juga mencengkram sprei dengan kuat.

"Mas mohon sayang" Sambung gibran dengan suara getar seperti ingin menangis.

"Mas emang salah, kamu bisa pukul mas, kamu juga bisa hukum mas, tapi tolong jangan diamin mas kaya gini" Lirih gibran tak bisa menahan air matanya yang ingin keluar, gibran juga memeluk tubuh gendis dengan erat.

Gendis merasakan punggungnya basah, namun gendis tetap diam dengan menahan suaranya yang ingin berteriak.

Gendis membiarkan gibran memeluk tubuhnya hingga pagi datang, gendis membuka mata dan tak mendapati keberadaan gibran.

"Udah bangun?" Tanya gibran yang tiba tiba berdiri diambang pintu kamar dan membuat gendis sedikit terkaget.

"Ayo turun sarapan, sarapannya sepesial hari ini" Sambung gibran.

Gendis langsung turun dari kasur dan menuju kamar mandi untuk bersiap siap menghadapi dunia yang sangat melelahkan.

o0o

"Gendis mana kok belum turun?" Tanya bu hasna pada anak dan mantu kesayangannya.

"Mungkin masih menenangkan diri bu" Jawab elis melirik tajam suaminya.

"Hah, maksudnya"Sahut bu hasna tak mengerti.

"Kemarin mas damar sama gibran ketahuan lagi main sama cewe bu" Ucap elis menjelaskan.

"APA" Triak bu hasna dengan membelalakkan matanya.

Damar pun langsung diam menunduk takut dengan bu Hasna, untung saja tari dan luna sedang berjalan jalan pagi bersama pak bambang jadi tidak tau keributan dipagi hari ini.

"Cepet panggil adikmu kesini" Suruh bu hasna Pada elis.

Elis langsung pergi menuju kamar gibran dengan mulut yang masih penuh dengan kue kiriman sepupunya.

"Bran, disuruh turun sama ibu, gendis juga suruh turun bareng" Ucap elis langsung masuk kamar gibran yang tidak dikunci.

"Iya mbak habis ini gendis turun" Sahut gendis dengan tersenyum tipis kearah elis dan elis langsung pergi kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan menonton Doraemon.

Gibran pun turun dengan diikuti gendis.

BUGH.. BUGH.. BUGH..BUGH..

"Arggh, aduh aduh, sakit bu, cukup bu sakit" Rintih gibran kesakitan dengan memegangi kepalanya agar terlindungi dari pukulan bu hasna.

Gendis langsung melindungi gibran dengan cara merangkul punggung gibran.

Bu hasna pun menghentikan aksi memukuli gibran dengan sapu, karna tidak ingin melukai menantu kesayangannya.

Suamiku Juragan TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang