Ep. 31

471 70 15
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

2 hari berlalu, rumah yang dulu dipenuhi tawa kebahagiaan, kini tiba-tiba menjadi sunyi. Delmara yang masih berada dalam kesedihannya, memilih mengurung diri dan tidak membiarkan siapapun masuk. Lalu Dalen yang lebih suram, memilih untuk tidak sekolah selama beberapa hari.

Tentu saja para pekerja menjadi tak tega, mereka juga sedih kehilangan majikan yang begitu baik. Hanya Johan yang memilih untuk melanjutkan hidupnya. Jika tidak, entah akan seperti apa keluarganya ini.

"Kakak, ayo makan!" Johan mengetuk pintu kamar Kakaknya dan masih saja tak ada sautan.

Dia harus bagaimana jika Kakaknya seperti ini?

"Kak, hari ini bayi lo bakal pulang. Lo nggak mau gendong dia?"

Johan merasa kasihan pada bayi itu, sampai sekarang belum ada nama untuknya. Dan Delmara belum memberinya asi lagi setelah pemakaman Danny.

Akan seperti apa bayi itu?

Tak lama kemudian, Jun datang sambil menggendong bayi Delmara. Ya, memang Jun yang membawa bayi itu pulang. Karena dia tahu, Delmara tidak akan bisa pergi keluar rumah dalam kondisi berkabungnya.

"Selamat datang, keponakan Om Johan yang ganteng." Johan mengelus pipi bayi kecil di gendongan Jun itu.

Masih memejamkan mata, dengan tangan mungil yang mengepal.

"Gimana Delmara?" tanya Jun, hanya gelengan yang dia dapatkan dari Johan.

"Gue nggak tega ninggalin dia, Bang."

Jun menghela napas. "Udah, lo kerja sana!"

"Tapi, Bang. Kak—"

"Jangan sampe Danny nyesel kasih bisnisnya ke lo, biar Delmara gue yang jagain. Gue udah ambil cuti dua hari." Jun menepuk bahu tegap Johan, lalu mengulas senyumnya.

Dengan berat hati, Johan memilih memasrahkan Kakaknya pada Jun. Dia yakin, Jun bisa membujuk Delmara.

"Ya ampun, Pak Jun." Bi Lastri yang baru selesai dari halaman terkejut ketika melihat Jun menggendong Tuan Mudanya.

"Bi, tolong urus dia dulu sebentar ya. Saya mau lihat Delmara." Jun menyerahkan bayi kecil itu pada Bi Lastri dengan perlahan.

"Baik, Pak. Saya juga akan siapkan makanan untuk Nona."

Setelah menyerahkan bayi Delmara pada Bi Lastri, Jun segera pergi ke kamar Delmara. Pintunya tertutup rapat, tapi tidak terkunci. Begitu ia membuka pintu, yang ia lihat adalah sosok Delmara yang terduduk diatas kasur sambil melihat keluar jendela.

"Del, gue masuk ya." Jun menutup pintu kamar Delmara, bergerak mendekatinya.

"Anak lo udah pulang, gue titip ke Bi Lastri. Katanya lo nggak kasih ASI sama sekali, ya?"

Jun mencoba mendekatinya dengan duduk di tepi kasur, akhirnya Delmara menolehkan kepalanya dengan perlahan. Bisa Jun lihat, kantung mata wanita ini terlihat dengan jelas, bibirnya pucat dan tatapan matanya yang sayu.

"Keluar, Kak." Suara parau itu menginterupsi Jun.

"Gue tau lo terpukul banget, Del. Tapi mau lo nangis gimanapun nggak akan bisa ubah fakta kalau Danny nggak akan pernah balik."

"Lo nggak tau rasanya, Kak."

"Gue tau, gue tau apa yang lo rasain. Yang bisa kita lakuin itu lanjutin hidup, hidup dengan semangat dan percaya diri. Itu yang bisa kita lakuin buat menghormati mereka yang udah beri kita kasih sayang."

Delmara menyembunyikan wajahnya dalam lutut, terdengar isakan kecil darinya. Jun paham perasaannya, sama sepertinya ketika kehilangan sang ayah. Jun terpukul sama seperti Delmara, tapi tak ada yang bisa dia lakukan untuk mengembalikan apa yang telah hilang.

BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny) Where stories live. Discover now