Ep. 27

636 113 33
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Sampai disini dulu rapat kita hari ini, terima kasih atas waktu anda sekalian."

Begitulah Danny menutup rapat hari ini bersama dewan direksi, para direktur pun keluar dari ruang rapat setelah menyapa Danny. Tersisa wakil direktur utama diruangan itu, sedang menata berkasnya.

"Terima kasih atas kerja keras anda hari ini, Pak," ucapnya.

"Iya, begitu juga dengan anda."

Tersisa Danny dan Javas sekarang, ia merapikan jasnya dan berdeham. "Javas, mintakan rincian keuangan bulan ini."

"Baik, Pak."

Danny dan Javas berpisah, kembali ke ruangan untuk beristirahat sebelum pulang ke rumah. Entah mengapa, Danny sangat merindukan rumahnya hari ini. Dia sangat rindu pada Istrinya yang sudah berperut besar dan sebentar lagi akan melahirkan.

Hah, harusnya dia selalu ada untuknya, jaga-jaga jika akan melahirkan.

"Loh, Jun?" Danny kebingungan saat melihat Jun sedang berada di ruangannya sambil bermain ponsel.

"Baru selesai rapatnya?" tanya Jun, mematikan ponselnya.

"Iya, kayak biasa kalau rapat bareng dewan direksi yang lain pasti capek. Ada aja yang nggak sependapat, bikin pusing aja."

Jun terkekeh kecil mendengarnya melihat sahabatnya ini sudah melonggarkan dasinya dan menghela napas. Siapa sangka pria dihadapannya ini sudah menjadi orang yang sukses?

Padahal rasanya baru kemarin mereka bersenang-senang dan dihukum guru BK.

"Oh ya, ini rincian pemasaran yang lo mau. Gimana pendapat lo tentang pihak Cina?"

"Tadi itu juga dibahas di rapat, kita setuju buat terima itu. Ini proyek besar, jadi pemilihan lahan juga diserahkan ke kita. Kerja bagus, Jun. Kalau bukan karena keahlian pemasaran lo, kita nggak bakal bisa dapat klien besar dengan mudah."

"Alah, ini juga berkat tim gue." Jun terkekeh kecil, senang rasanya jika keahliannya membantu banyak perusahaan ini.

"Ngomong-ngomong, gue punya rencana buat bikin anak perusahaan lagi."

Jun melotot mendengarnya, padahal perusahaan ini sudah memilik 1 anak perusahaan yakni kontruksi.

"Lo mau sekaya apa, anjir?"

Danny menjawabnya hanya dengan senyuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Danny menjawabnya hanya dengan senyuman. "Gue mau bikin anak perusahaan perhotelan, udah gue omongin sama Daddy, tapi beliau suruh gue fokus sama proyek mall yang hampir selesai."

"Ya iyalah, bego! Lo keburu banget sih."

"Mana ada manajer ngatain direktur utama?"

"Ada, gue."

Mereka tertawa bersama menyadari kebodohan mereka diusianya yang tak lagi muda. Sampai ponsel Danny berdenting, menampilkan sebuah pesan ia terima dari nomor asing.

BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny) Where stories live. Discover now