Ep. 29

441 79 9
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Danny sudah terlihat!

Belinda menambah kecepatan berlarinya, netranya melihat Kakaknya bersembunyi dibalik batu sambil memegang pistol. Cepat-cepat dia menyusulnya untuk membawa Danny ke mobil dan kabur bersama.

"Kakak!"

"Belinda, kenapa kamu kesini? Kakak udah bilang buat tunggu di mobil 'kan?"

Belinda menggeleng kuat. "Aku nggak bisa tinggalin Kakak sendiri, ayo kita kabur bareng."

Danny berdesis. Meskipun dia ingin seperti itu, tapi keadaannya sangat tidak memungkinkan. Dia juga sedang mengulur waktu untuk Javas, dia tahu Javas akan datang menyusulnya.

Tapi jika tidak kunjung datang hanya ada dua pilihan, salah satu mati atau mati bersama.

"Bel, listen to me."

Belinda menutup telinganya cepat-cepat. "Aku nggak mau dengar apapun, let's run away together!"

DOR!

Danny reflek melindungi Belinda agar tidak tertembak. Keadaan semakin memanas, dia harus bisa membawa Belinda pergi dari sini.

"Kenapa lo ngumpet, Danny? Jangan ulur waktu buat kematian lo, dong!"

Danny menggeram. "Kalau begitu, kamu siapkan mobil. Kakak akan langsung pergi kesana!"

Belinda mengangguk, dia segera pergi dari tempat Danny. Tapi karena itu, Andrew dan Orlan menemukan sasaran empuk yang sangat lengah. Diarahkannya pistol kearah Belinda dan melemparkan satu tembakan padanya.

Tapi sayang, pergerakan Danny lebih cepat. Danny tertembak di bagian perutnya, membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

"Kakak!" Belinda langsung menahan tubuh Kakaknya, memeluknya erat melindungi Danny dari tembakan berikutnya.

"Pergi, Bel." Belinda menggeleng kuat, dia sudah menangis.

Andrew yang mengetahui tembakannya tepat sasaran, jadi tersenyum lebar. "Padahal rencana gue cuma bunuh Danny, tapi kayaknya bukan ide buruk kalau ada berita dua anak pengusaha ternama mati semua."

"Jangan bunuh Kakak! Ampuni kita!"

Andrew menggeram. "Jangan minta hal yang mustahil. Tenang aja, kalian berdua bakal gue kirim ke akhirat bersama."

Dengan kekuatan yang masih tersisa, Danny masih sempat menodongkan pistolnya pada Andrew. Luka tembak di perutnya tak membuatnya mengubah tatapan pada pria itu.

DOR!!

Belinda memejamkan matanya erat, tamat sudah hidup mereka.

"Pak Danny!" Belinda langsung membuka matanya, dia melihat Andrew dan Orlan yang sudah terjatuh di pasir dengan kaki berdarah. Javas beserta bodyguard keluarga mereka datang menangkap dua pelaku utama.

Tanpa bisa di tahan, Belinda menangis lagi. "Pak Javas, bantu Kakak!"

Danny hanya bisa terkekeh kecil. "Kamu lambat sekali, Javas. Apa perlu saya potong gaji kamu?"

"Bapak, tolong berhenti bicara dan tahan sebentar. Kita akan pergi ke rumah sakit."

"Daripada saya, kamu obati Belinda."

Javas menggeram, tatapannya tak suka pada sikap Danny. Padahal sudah jelas kondisinya yang paling parah, tapi dia malah meminta Belinda diobati lebih dulu.

"Pak, hari ini Bu Delmara akan melahirkan. Jadi, tolong tahan sebentar."

"Gitu ya, saya mendadak ingin hidup lebih lama." Danny menatap langit yang kala itu cerah, dengan deburan ombak yang menenangkan. Seakan sedang menuntunnya menuju alam kematian.

BEST PAPA • choi hyunsuk (sequel of Danny) Where stories live. Discover now