Doa Yang Terkabul

4.3K 703 23
                                    

Kak Oriana menatapku dengan pandangan kesal. "Semudah itu kamu memaafkannya. Dan kamu mau rujuk sama dia?"

Aku mengangguk.

Kak Oriana menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan pilihan yang telah kuambil. "Kok bisa sih?"

"Bisa apa?" Tanyaku bingung.

"Bisa ada wanita sebodoh kamu."

Aku menatap Kak Oriana dengan tatapan tak terima. "Kenapa kakak bilang begitu?"

"Jasmine aku tahu kamu sangat mencintai Arkhan tapi kamu pun harus ingat kalau ia itu pernah sangat jahat padamu. Bisakah kamu terlebih dulu membalas kejahatannya sebelum kembali bersamanya?" Kak Oriana menggerutu gemas. "Setidaknya buat dulu rute yang cukup sulit untuk ia dapat kembali bersamamu biar ia pun kedepannya bisa lebih menghargai kamu. Sekarang bagaimana kalau ternyata setelah menikah dia kembali menyakitimu? Apa kalian akan berpisah lagi? Terus saat ia meminta maaf dan mengatakan cinta banget sama kamu, kamu akan kembali memaafkannya?"

Aku menghela nafas, pemikiranku tidak berkelana sampai sejauh itu.

"Kapan kalian berencana kembali menikah?" Tanya Kak Oriana saat ia sudah merasa puas menceramahiku.

"Bulan depan."

Mata Kak Oriana kembali membulat sempurna, "Kenapa tidak sekalian minggu depan saja?" Sindirnya.

"Aku yakin Kak Arkhan tidak akan kembali menyakitiku lagi." Ucapku.

Kak Oriana menyandarkan punggungnya ke dinding, kedua tangannya terlipat di depan dadanya. "Awas saja kalau dia sampai menyakitimu lagi."

"Jadi kakak setujukan aku rujuk dengan Kak Arkhan?"

"Aku tak setujupun kamu pasti tetap akan rujuk dengannya kan?" Ucap Kak Oriana dengan nada kesal.

"Maafkan aku kak. Aku berharap pernikahanku direstui oleh orang-orang yang sangat kusayangi." Ucapku dengan nada parau, entah kenapa tiba-tiba aku merasa sedih.

Kak Oriana menghela napas, sebelum akhirnya memelukku dengan begitu erat. "Aku merestuimu, semoga pernikahan kalian diselimuti oleh kebahagiaan."

Aku tersenyum bahagia. "Terimakasih kak. Aku sungguh menyayangimu."

***

Hari ini Kak Arkhan menemaniku pergi ke butik pakaian pengantin untuk memesan kebaya yang akan aku gunakan pada saat acara akad nikah, sebenarnya kebaya yang dulu pun masih bagus namun Kak Arkhan memintaku untuk membeli yang baru, mungkin model kebaya yang dulu tak dia sukai, Maryam pun ikut bersama kami dan tentu Kak Arkhanlah yang senantiasa menggendongnya.

"Yang ini apa yang ini kak?" Tanyaku menunjukkan dua mobel kebaya kepada Kak Arkhan.

Kak Arkhan terlihat berpikir sebelum akhirnya menentukan pilihan. "Yang di sebelah kanan sepertinya lebih cocok buat kamu."

"Baiklah aku pilih yang ini yah." Ucapku sambil tersenyum, Sebuah kebaya dengan dengan ekor yang menjuntai hingga ke lantai. Model kebaya ini sederhana namun cantik, aku menyukainya dan aku bersyukur Kak Arkhan pun menyukainya.

Kak Arkhan mengangguk. Setelah dari butik Kak Arkhan mengajak aku makan siang di sebuah restoran yang letaknya dekat dengan butik tapi saat sampai di restoran Maryam menangis, sepertinya ia haus.

"Aku ke tempat menyusui dulu yah kak," ucapku.

"Mau aku pesankan makanan apa?"

Senja Bersama Arkhana | ENDWhere stories live. Discover now