Belajar Bersama

3.9K 861 98
                                    

Hari demi hari berlalu, minggu beserta bulanpun mengikutinya. Tepat hari ini usia pernikahanku bersama kak Arkhan sudah masuk bulan ketiga dan aku sungguh bersyukur karena selama tiga bulan ini semuanya berjalan dengan begitu baik.

"Sudah dicatat semua yang mau dibeli?" Tanya kak Arkhan yang baru keluar dari kamar.

Aku mengangguk dan menunjukkan daftar belanjaan bulanan yang hari ini akan kami beli.

"Makin banyak," ucap kak Arkhan saat melihat daftar belanjaanku yang semakin bulan semakin banyak. "Beli yang benar-benar kita butuh saja."

"Kita butuh semua ini, kak." Ucapku.

Tak ingin memperpanjang perdebatan kak Arkhan akhirnya memilih diam. Aku mengikuti langkahnya menuju motornya yang sudah terparkir di depan rumah.

"Sebelum belanja kita ke masjid Ar Rahman dulu yah." Ucap kak Arkhan sambil memakaikan helm ke kepalaku.

"Aku udah salat dzuhur, kakak juga udah salatkan?" Tanyaku bingung, kenapa harus ke masjid dulu sebelum belanja?

"Di masjid Ar Rahman hari ini ada kajian ustadz Adi. Jadi sebelum belanja kita ikut kajian dulu."

"Tumben kakak ngajakin aku ikut kajian?" Ini kali pertama kak Arkhan mengajakku ikut kajian. Biasanya kami mengikuti kajian masing-masing. Ia punya jadwal kajian sendiri dan akupun pun demikian.

"Mulai hari ini bila memang waktunya memungkinkan kita belajar bersama. Kamu mau kan belajar bersamaku?"

"Tentu," jawabku semangat sambil menggandeng tangan kanannya dan kak Arkhan menepuk-nepuk pucuk kepalaku dengan tangan kirinya.

***

Sesampainya di masjid aku dan kak Arkhan berpisah, kak Arkhan duduk di tempat yang diperuntukan untuk laki-laki dan aku di tempat yang diperuntukan untuk perempuan.

Jamaah yang mengikuti kajian ini sangat banyak. Masjid Ar Rahman yang terbilang besar penuh sesak oleh jamaah.

Kajian dimulai tepat pukul satu siang. Sang ustadz memberikan salam dan menyampaikan kalau hari ini yang akan dibahas adalah tentang salat. Tapi sebelum membahas tentang salat sang ustadz menyampaikan terlebih dahulu tentang hukum menuntut ilmu agama.

"Bagi seorang muslim menuntut ilmu agama itu wajib tapi beda ketika ia seorang perempuan dan ia sudah menikah, bila suami tidak mengijinkan tapi ia tetap bersikeras mengikuti kajian maka hukumnya haram, kecuali kajian itu membahas tentang fiqih dan suami memang tidak mampu mengajari ilmu tersebut kepada istrinya dan tak mampu pula mendatangkan seorang guru ke rumahnya maka seorang istri diijinkan pergi menuntut ilmu keluar rumah untuk mempelajari ilmu fiqih tanpa ijin suaminya."

Setelah menyampaikan tentang hukum menuntut ilmu barulah sang ustadz membahas tentang salat dengan sangat terperinci dan tak terasa waktu satu jam setengahpun telah berlalu kajian telah berakhir namun pembahasan tentang salat belum selesai, insya Allah kata beliau akan kembali dilanjutkan dipertemuan berikutnya.

"Bagus yah kak kajiannya," ucapku pada kak Arkhan yang sudah menungguku di teras masjid. Kami berdua baru selesai melaksanakan salat ashar. "Berkat kajian ini aku jadi sadar kalau ternyata salatku masih berantakan."

"Berantakan gimana?" Tanya kak Arkhan sambil mengikatkan tali sepatuku. Benar-benar suami yang baik.

"Pokoknya berantakan. Coba kakak dengerin bacaan Al Fatihah aku." Tanpa menunggu persetujuan kak Arkhan aku pun membaca surah Al Fatihah. "Gimana? Udah bener bacaannya?"

Kak Arkhan tidak langsung memberikan jawaban, ia malah mengajakku menuju parkiran. "Udah sore kita ke supermarketnya sekarang. Untuk pembahasan tentang surah Al Fatihah kita bahasanya di rumah saja."

Senja Bersama Arkhana | ENDWhere stories live. Discover now