Bab 33 : Seorang pembunuh?

11 3 3
                                    

Maura menghela nafas panjang, "Huhhhhh... sial sekali, mengapa aku harus mengatakan nya tadi, di depan semua orang lagiii" gumam nya menunduk lesu.

"Harusnya aku tidak mengatakan itu-"

"Kau sendirian? bisa aku duduk di sini?" pertanyaan itu tentu di tujukan untuk nya, untuk siapa lagi kalau bukan dia, karena memang hanya dia yg duduk di sana, di bangku taman yg sepi, tidak ada sama sekali siapa-siapa kecuali dia karena semua orang tengah berada di lapangan pertandingan.

Maura menengadah, tatapan nya berhenti pada wajah seseorang yg tepat berdiri di hadapan nya.

"Ke..kenapa dia ada di sini" batin nya gugup

"Ada apa? apakah tidak boleh?"

Maura terdiam lagi, sebelum akhirnya dia membuka suara, "Kenapa harus bertanya, dan kenapa harus duduk di sini, bukan kah ini tempat umum, siapa saja bisa duduk di sini, ada banyak kursi di sana, pergi saja sana" ketus Maura menatap tajam.

Quiro terdiam kaku, "Aku hanya bertanya, kenapa kau marah"

"Terserah ku, aku marah juga bukan urusan mu" Maura menggerutu tak jelas segera pergi meninggalkan taman dimana Quiro hanya bisa berdiri diam dengan ekspresi kebingungan.

"Ada apa dengan nya" heran Quiro

"Kakak sedang apa disini? pertandingan akan segera di mulai, kau tidak ingin melihat nya?" Lavy yg entah datang dari mana mulai menghampiri.

Quiro mengangguk, "Iya aku juga mau ke sana, kita bisa bersama" ajak nya yg segera di setujui oleh Lavy.

"Menyebalkan" Maura bersungut-sungut tak jelas usai pergi meninggalkan Quiro gadis itu masih sempat nya mengintip dan menguping pembicaraan kedua kakak beradik itu sebelum akhirnya keduanya pergi dan Maura masih di taman sendirian.

  
***

Mr. Rick mengambil alih pengumuman kembali di menit terakhir sebelum pertandingan utama di mulai.

"Pertandingan yg kita tunggu-tunggu, untuk semua peserta perwakilan tiap-tiap academy, segera mempersiapkan diri"

Mr. Rick memberikan arahan, semua peserta segera berdiri dan bersiap untuk maju saat nama mereka terpanggil untuk memasuki lapangan pertandingan.

"Baiklah kita panggil kan peserta pertama, pasangan dari academy Fastron Agatha Sortus dan Rinn"

Sorak-sorai terdengar begitu ramai, setelah kedua pasangan itu maju, keadaan menjadi heboh di karenakan penampilan Rinn yg begitu mempesona, bahkan Agatha saja yg berstatus putri kerajaan sejenak di lupakan oleh semua penonton pertandingan.

"Aaaaaaa... Dia sangat tampan"

"Dia bernama Rinn?"

"Ahh tidak saingan ku begitu berat untuk mendapatkan nya"

"Mereka menyorakimu, setidaknya kau tersenyum sedikit" ucap Agatha mengikut lengan Rinn yg sedari tadi hanya memasang ekspresi dingin dan datar nya.

Rinn menatap Agatha sebentar, "Lagi pula aku tidak kenal dengan mereka" jawab nya sekenanya.

Agatha tersenyum paksa, benar-benar laki-laki yg sangat dingin.

"Peserta kedua, dari academy Demon Gama Sortus dan Kezia Aron"

Suara tepuk tangan terdengar dari penjuru, suara menyemangati terdengar dari seluruh murid academy Demon.

"Ini tidak adil" ucap Agatha kesal

"Aku akan melawan mu di akhir, jadi semaksimal mungkin jangan kalah dengan mereka" ujar Gama yg berdiri tepat di sebelah Agatha.

Agatha hanya berdecak kesal, selanjutnya Mr. Rick memanggil peserta lain nya, yakni dari academy Eyes adalah Diego dan Erixa, sementara dari academy Queensland adalah Karie dan Hernest, peserta terakhir adalah Cilla dan Keyro dari academy witch.

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONWhere stories live. Discover now