Bab 24 : Misi gabungan

12 3 0
                                    

Sama seperti guru Ziulong dan guru Meyza, nampak nya Ardan telah memutuskan untuk menjadikan Leo sebagai murid nya.

Hidup hanya berdua di tepian hutan seperti ini, adalah pilihan yg tepat menjadikan Leo murid nya, dengan begitu, Leo dapat menurunkan setidak nya ilmu yg pernah di ajarkan oleh kedua guru nya, lain dari pada itu, Ardan juga mendapatkan seseorang yg akan bisa di sebut nya sebagai keluarga.

"Guru sudah selesai" ucap Leo setelah ia melaksanakan tugas pertama nya sebagai murid, yaitu dengan mengisi tong air menggunakan kendi berukuran kecil, ia sudah dari pagi mengangkut air itu dari sumur yg terletak di kaki bukit, dan dia tidak boleh menggunakan kecepatan nya, dengan kata lain, dia harus berjalan tanpa kekuatan.

Ardan mengangguk takjub, meskipun terlihat Leo nampak nya kelelahan, dalam hati Ardan tersenyum mengingat bagaimana saat pertama kali Geinero datang ke sini, itulah tugas pertama yg di berikan oleh guru Meyza padanya.

"Segera mandi, dan istirahat lah"

"Baik guru" balas Leo segera bergegas.

Di waktu yg sama, tempat yg berbeda, di Academy Demon, adalah saat nya untuk makan siang bersama, Agatha sudah agak lama berdiri untuk mencari dimana rekan tim nya, namun tak sekalipun ia lihat, mungkin kan mereka sudah selesai makan karena Agatha datang ke ruang makan agak terlambat.

"Agatha" Maura melambai dari kejauhan, putri kerajaan Demon itu kini duduk berdampingan dengan Vivi beserta rekan tim nya yaitu pangeran Lavy dan Shino.

Agatha berjalan mendekat, Vivi tidak terlalu protes dia duduk di sini, sementara Lavy sedikit canggung karena takut jika Agatha akan berdebat dengan Vivi, berbeda dengan Shino, dia malah senang bisa duduk bersama dengan para bangsawan.

"Boleh aku duduk disini?" Agatha bertanya dengan sopan.

"Ohh tentu" Shino mengangguk karena kursi yg di tunjuk oleh Agatha tepat di sebelah nya.

Agatha tersenyum tipis, "Oh iya kedua rekan mu, tadi sudah selesai makan, meja di belakang dimana mereka duduk tadi" ucap Maura menunjuk meja di belakang nya.

"Ohhh begitu, pantas saja, aku tidak melihat mereka"

"Bagaimana dengan misi tim kalian? aku lihat Kuzan dan Sai nampak akur tadi" kini Lavy yg membuka suara.

Agatha mengaduk nasi nya yg masih panas, lalu melahap nya dengan tenang, "Misi sebelum nya baik-baik saja, aku belum menerima panggilan misi berikutnya" jawab Agatha simpel.

"Ekhmmm..., putri Agatha, aku ingin bertanya satu hal" Vivi menatap Agatha lekat

Lavy dan Maura terdiam menyimak, mereka tau, kalau mereka berdua itu sepupuan, hanya saja mereka sedikit tidak akur. "Apa?" tanya Agatha dengan muka datar.

"Saat ujian kelulusan hari itu, saat Kau melawan murid baru dari klan iblis itu, siapa seseorang yg tiba-tiba masuk ke lapangan dan melindungi mu dari serangan elemen kegelapan itu?"

Pertanyaan Vivi membuat keadaan seketika hening, bukan hanya mereka yg di satu meja, bahkan seluruh murid yg ada di sana terdiam, mempertajam pendengaran mereka masing-masing, perihal itu sudah sejak kemarin-kemarin menjadi topik pembicaraan semua murid, bagaimana tidak, hal seperti tentu mengejutkan semua orang, sangat jarang ada orang yg tiba-tiba menyela pertandingan resmi, apalagi semua penguasa klan nampak cemas saat itu, sampai-sampai memasang formasi pelindung yg begitu kuat.

Agatha terdiam, menyadari semua orang menatap nya, gadis itu perlahan menunjukkan senyuman ganjil.

"Itu privasi" jawab nya santai

Vivi mendelik, Agatha dengan santai nya melanjutkan aktivitas nya, "Bukan privasi lagi namanya, semua orang sudah melihat nya" balas Vivi 

"Semua orang? termasuk dirimu? jika benar iya kau sudah melihat wajah nya, baru aku akan beritahu"

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONWhere stories live. Discover now