Bab 15 : Gama VS Vivi

13 5 0
                                    

Ujian terakhir akan di adakan besok, semua nya sudah bubar sedari tadi dari lapangan pertandingan. Sementara itu Gei buru-buru menghampiri seseorang yg dari tadi dia cemas kan.

"Terimakasih" ucap Agatha tersenyum ramah

Lelaki di hadapan nya menatap lama, hanya diam tanpa menyahut,

"Hehh dia berterimakasih, harus nya kau jawab sama-sama" ketus Lucky tak suka dengan sikap nya yg begitu dingin.

Bukan nya menyahut, dia kembali terdiam dengan tatapan dingin nya. Bertepatan saat itu Gama dan Kezia datang menghampiri, "Siapa dia?" tanya Gama berdiri di sebelah Lucky dengan ekspresi yg tak kalah dingin.

Berada di antara keduanya membuat tubuh Lucky menggigil seketika, "Murid baru" jawab Lucky mencoba bersikap dingin, namun malah terlihat lucu membuat Agatha cekikikan.

"Kau sengaja menunggu seseorang untuk melindungi mu?"

Satu kalimat, tujuh kata itu membuat keadaan seketika hening, yah kalimat itu keluar dari mulut Sai yg dari tadi hanya diam, Agatha menghentikan tawa nya dan menatap rumit.

"Kau membahayakan diri mu sendiri" lanjut nya datar

Gama menaikkan alis nya sebelah, akibat mata kiri nya yg masih belum bisa terbuka itu membuat wajah nya menjadi aneh, meski begitu Gama masih tetap mengeluarkan aura dingin yg mencekam, yap putra dari pasangan Geinero Vederick dan Caven Sortus itu adalah pengendali elemen Api dan Es, tidak salah lagi kalau dia mewarisi gen dari Geinero yg memiliki banyak elemen, namun dia hanya mendapatkan dua, karena tubuh nya masih terlalu muda dan mungkin saja dia hanya bisa menerima beban elemen hanya dua saja.

Dari semua anak jenius, mungkin bisa di bilang dia yg terjenius dengan dua elemen, tidak banyak yg tahu Gei punya banyak elemen, sehingga kehadiran Gama begitu mencolok di seluruh penjuru klan dan menjadi perbincangan para generasi baru.

"Ahk syukurlah kau baik-baik saja" lega Geinero segera memeluk Agatha tanpa aba-aba, Agatha tersentak kaget, tentu dia syok tiba-tiba melihat Ibunda nya di sini.

"Ibunda?" pekik Agatha terkejut.

"Ibunda?" lirih Sai menatap bingung.

Gei melepaskan pelukannya lalu berdiri sambil memegangi pundak Agatha, "Dia sama seperti mu dulu, aku kewalahan saat itu" Xavier mengingat kembali lalu tersenyum aneh.

"Maksud ayahanda apa?" Raksa yg datang bersama mereka mulai bertanya.

"Yah dulu ada turnamen di Academy Fastron, ayahanda dan Geinero menjadi pasangan di turnamen itu, hari itu dia dalam masalah sehingga hanya diam saja di lapangan pertandingan, bahkan serangan kecil pun dia tidak hiraukan, jadi ayahanda yg repot melindungi nya" Xavier terkekeh mengingat nya.

Gei menatap Agatha dengan senyuman kikuk, "Syukur lah kau baik-baik saja" lega nya kembali, lalu menoleh ke sebelah, "Sai terimakasih sudah melindungi nya tadi, oh ya aku lupa memberitahu, kalau dia adalah putri ku"

Sai melotot, "Ap..apa?" pekik nya pelan

Gei tersenyum lalu memegang pundak Gama, "Dan dia putra ku" lanjut Gei

Sai lagi-lagi terpaku, beberapa detik lalu dia sudah berusaha untuk mengintimidasi mereka namun sekarang ternyata dia salah lawan? apa dia ingin beradu dengan putra putri dari seseorang yg sudah menyelamatkan nyawa nya? sungguh kalau itu terjadi dia tidak tau balas budi.

"Ka..kalau begitu aku pamit dulu, yang mulia" Sai mundur sedikit, langsung lari secepatnya karena begitu merasa bersalah.

"Hore...hore....hore...yey...yey...yeyy.."

Suara itu mengalihkan atensi mereka, melihat kehadiran sosok gadis imut yg kini berjingkrak-jingkrak sambil melambai-lambai kan selendang hijau yg ia pakai, "SELAMAT AGATHA, KAU LULUS LAGI" teriak Maura bersemangat

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONWhere stories live. Discover now