Bab 17 : Kalau tidak nyaman dia bisa pergi

14 5 0
                                    

Agatha tersentak halus, saat tiba-tiba kehadiran ibunda nya tepat di hadapan nya. "Ibunda...." lirih Agatha dengan mata berkaca-kaca.

Geinero menatap cemas, "Kau baik-baik saja?" tanya nya panik

Agatha memelas, "Ibunda.. dia di bawa pergi"

"Pergi? dibawa kemana? di bawa siapa?" tanya Geinero

"Tidak tahu, dia mengatakan kalau akan membunuh nya karena dia masih hidup, dan dia di bawa oleh orang yg hari itu melukai kakak Gama" Agatha menyentuh mata kiri yg berair, "Ibunda tolong selamat kan dia" rengek Agatha

Gei memeluk putrinya dengan erat, pertemuan hari itu, Agatha sudah menjelaskan semuanya, sekarang yg Gei pertanyakan adalah siapa sebenarnya pemimpin mereka dan siapa yg sudah menolong Leo saat pemimpin ras goblin itu hampir membunuh nya.

***


Ujian kelulusan susah selesai, 18 orang yg lulus sudah di umumkan agar berkumpul di aula pelatihan, termasuk Agatha yg sudah kembali, dengan segudang pertanyaan yg di lontarkan padanya, namun satupun dari pertanyaan itu tidak ia jawab, tidak terkecuali Gama yg terus mendesak nya untuk memberitahu siapa anak lelaki yg menolong nya kemarin dari serangan elemen kegelapan Mili Sai.

"Emmmm.... maaf kan aku, kemarin aku tidak bermaksud menyakiti mu, tapi karena aku tau kau memiliki kecepatan seperti itu, jadi aku mengira serangan lamban tidak akan berguna untuk mu"

Agatha terdiam dengan tatapan lama, sementara yg lain, ikut hening memperhatikan mereka berdua, berhubung guru Academy belum datang jadi mereka kini terfokus pada Agatha dan Sai.

Agatha menggeleng, "Tidak, itu bukan salah mu, aku tau pasti kau merasa di rendahkan saat bertarung dengan ku karena aku tidak memperdulikan mu, aku hanya sedang memikirkan masalah serius yg tidak bisa aku lepaskan dari pikiran ku, itu saja aku yg harus nya minta maaf" balas Agatha tenang.

Sai menggaruk tengkuk nya pelan, "Anu ini, sebagai permintaan maaf ku" Sai mengeluarkan sesuatu dari balik jubah nya.

Sebuah buku tebal dengan sampul polos berwarna hijau tua kini ia serahkan pada Agatha.

Agatha memiringkan kepalanya sedikit, tatapan nya begitu rumit, yg pasti Sai tau, di balik tatapan itu, ada pertanyaan yg mengarah pada buku yg ia berikan.

"Aku bertanya kepada nya kemarin, aku lihat kalian akrab jadi mungkin dia tau yg kau suka, dan dia mengatakan kalau kau suka menggambar, jadi aku belikan ini" Sai menjelaskan maksud nya.

Agatha menatap seseorang yg di maksud oleh Sai, di samping nya Lucky tersenyum cengengesan.

Dengan senyuman tipis, Agatha akhirnya menerima buku itu, "Terimakasih"

"Sama-sama" balas Sai tersenyum kikuk.

Gama menatap keduanya bergantian, mungkin setelah ini masalah mereka sudah selesai, jadi tak ada alasan untuk nya membenci seorang Sai.

Bertepatan saat itu akhirnya Mr. Castor dan Mr. Jo akhirnya datang, di susul oleh enam orang guru Academy yg lain, sambil membawa beberapa buku dan kertas di tangan nya.

18 murid Academy segera membentuk barisan, dan diam untuk mendengarkan arahan.

Mr. Castor memulai dengan senyuman ramah nya, dia begitu senang sudah menemukan murid terbaik dari antara semua murid Academy Demon, terlebih murid ini sudah unggul di bidang akademik, juga unggul dalam menguasai ilmu elemen.

"Selamat untuk kalian yg berhasil menyelesaikan ujian kelulusan ini dengan baik, kalian juga sudah dengar kalau yg akan lulus ini selanjutnya akan mendapatkan misi di luar Academy, untuk itu, tak perlu lama lagi, Mr. Jo akan menjelaskan apa aturan dan larangan nya"

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONWhere stories live. Discover now