Bab 26 : Misi Berbahaya

10 4 1
                                    

Sryu meletakkan seekor kambing di tengah padang rumput, mengikat nya di sebuah dahan pohon jambu yg kecil, lalu meninggalkan nya di sana.

"Kalian ingat, tuan Suna mengatakan kalau beberapa penduduk sempat memergoki pencuri itu, namun karena dia ber waspada, dia lebih dahulu kabur dan penduduk tidak dapat menangkap nya"

"Yah sekarang kita akan melangsungkan cara yg pertama, kita akan mengumpan nya, jika cara ini tidak berhasil kita masih punya dua cara lagi"

Quiro dan Sryu mengangguk bersama, lalu segera menunduk untuk bersembunyi di balik pohon.

Kuzan, Sai dan Agatha memperhatikan dari atas pohon, yah mereka bertiga berpencar untuk mengawasi dari atas, sementara Hinara bersembunyi di sisi lain yg berhadapan dengan Quiro dan Sryu.

Hampir dua jam mereka menunggu, sekarang sudah jam sebelah, matahari kian bersinar dengan terik menghadirkan suhu yg amat panas, mereka mulai bosan, sedangkan kambing itu malah berteduh di bawah pohon, tidak ada selera makan di hari yg panas seperti ini.

"Tidak ada gunanya melakukan itu" suara berat dari kejauhan membuat ke dua tim yg tengah melangsungkan misi bersama itu segera berwaspada, tadinya mereka mengira pencuri itu sudah datang, tapi sial nya yg datang malah tuan Suna yg berjalan terbungkuk dengan tongkat di tangan nya sebagai menyanggah tubuh nya yg sudah mulai tua.

"Apa yg sedang kau lakukan di sini?" tanya Sai terlihat tidak suka, ia mulai mewaspadai siapa tau rencana mereka gagal karena kehadiran orang lain.

"Sia-sia kalian melakukan teknik sederhana seperti ini, kami sudah mencoba hal itu lebih dulu dan itu tidak berhasil, pencuri itu tahu bahwa hewan peliharaan itu di jaga sehingga dia memilih mengambil yg lain dari pada umpan yg tidak seberapa itu" papa nya dengan tenang.

Quiro terdiam menyimak memang benar rencana itu cukup sederhana itu adalah ide darinya karena memulai dari hal yg paling sederhana tidak begitu merugikan, hanya saja mereka kehilangan waktu yg berharga.

"Yah kami tau, tapi tidak ada salah nya mencoba bukan?" Hinara membuka suara.

"Tetap saja itu hanya akan membuang waktu kalian, jika kalian-"

"Wosssshhhh.."

"Tepat seperti dugaan ku" Sai tersenyum miring

Quiro, Sryu dan Hinara terpelongo, mereka sedari tadi tidak sadar bahwa Agatha dan Kuzan tidak ada bersama mereka, dan barusan ia melihat Agatha melesat mengejar sosok berjubah hitam yg tengah membawa seekor anjing lucu di gendongannya.

"Astaga?" tuan Suan ternganga melihat Agatha yg suda sangat dekat dengan sosok itu, sementara di arah lain Kuzan sudah menunggu dengan dinding es yg mulai terbentuk untuk menghalangi jalan mereka.

Sai mengambil Ancang-ancang, "Apa yg sebenarnya mereka lakukan?" heran Sryu yg terbengong saja.

"Sial dia cepat sekali" Agatha mengulurkan tangan nya, sedikit lagi ia bisa menggapai jubah hitam itu, tapi naas sekali, tanpa Agatha sadari sosok lain muncul dari arah berlawanan, mengeluarkan segumpal cahaya hijau di atas telapak tangan nya, cahaya itu, dia tau berbahaya jika terkena karena itu adalah elemen yg di bekukan untuk di jadikan serangan.

"Brughh...ahkkkk" Agatha terhempas, jauh

Sai yg tepat di belakang nya segera memilih untuk menangkap Agatha sebelum ia jatuh ke jurang, namun bukan nya menyelamatkan Agatha, dia malah ikut terdorong jauh.

"Agatha, Sai" pekik Kuzan panik, elemen nya mulai tidak stabil, dengan begitu dengan mudah dua orang itu menghancurkan dinding es yg ia ciptakan.

"Aku tidak akan memaafkan kalian jika teman-teman ku sampai kenapa-kenapa" geram Kuzan tak peduli jika mereka lolos, ia memilih untuk melesat untuk memeriksa ke arah mana kedua rekan tim nya terhempas oleh serangan jarak jauh itu.

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang