30. ✤

420 47 18
                                    

" Sudah ya sayang, tenang. Setelah ini aku akan pastikan kak Hesa tidak akan menggangu mu lagi " Ucap Jeyan menenangkan sang istri.

Sarah hanya dapat mengangguk lemah. Sudah habis rasanya air mata miliknya, sejak bangun dari pingsan Sarah hanya menangis dan menangis. Baru saja mereda beberapa menit yang lalu.

Jeyan tak meminta Sarah bercerita karena tak ingin membuat istrinya itu ketakutan apalagi bisa menimbulkan trauma. Sejak tadi Jeyan hanya menenangkan nya saja. Lagipula tanpa Sarah bercerita Jeyan pun sudah tau apa yang di alami istrinya.

" Sudah jam 20:00 malam, waktu nya kau istirahat. Tapi sebelum itu minum susu dulu ya, mas akan membuat kan mu susu terlebih dahulu "

" Jangan pergi, kumohon tetaplah disini. Aku tidak mau sendirian " Ucap Sarah dengan sisa isak tangisnya.

" Tidak lama, sayang. Mas hanya sebentar, memanggil bibi di dapur untuk membuat nya setelah itu mas akan segera kembali ke sini dan susunya nanti akan di antarkan bibi"

Wanita itu menggeleng ribut, menolak keras untuk di tinggal Jeyan meski hanya sebentar.

Jeyan menghembuskan nafas. Tau bahwa istrinya ketakutan, bahkan bisa di bilang Sarah sudah fase trauma. Lihat bagaimana tangannya yang dingin gemetar tidak mau melepaskan tangan Jeyan.

Tok tok tok!

" Mommy...daddy...." Panggil Arjuna dari luar.

" Sebentar, aku buka pintu dulu " Izin Jeyan pada Sarah.

Lalu segera membukakan pintu untuk sang anak.

" Ada apa Juna? " Tanya Jeyan, membiarkan putranya masuk.

" Aku ingin bertemu mommy. Nenek bilang mommy sakit? " Kata anak itu dengan polosnya.

Jeyan lalu berjongkok untuk mensejajarkan tinggi dengan sang anak.

" Iya, mommy sedang sakit. Itu, cepat peluk dia. Pasti dia akan segera sembuh setelah di peluk oleh mu "

Arjuna mengangguk, lalu berlari kecil menghampiri tempat tidur ibunya dan segera naik ke tempat tidur yang agak tinggi itu.

" Kata nenek mommy sakit, mommy sakit apa?" Tanya anak itu dan segera memberikan pelukan untuk ibu kesayangannya.

" Iya mommy sakit, sayang. Entahlah, mungkin mommy hanya kelelahan saja " Balas Sarah sambil membalas pelukan Arjuna.

" Nah karena sudah ada Juna di sini, maka boleh ya aku ke dapur membuatkan mu susu. Kau sudah di temani Arjuna, jadi setidaknya tidak ada yang akan menggangu mu lagi, nanti aku juga akan mengunci pintunya dari luar jika kau masih takut. Jadi tidak akan ada yang bisa masuk kecuali aku" Sahut Jeyan.

Sarah pun setuju akhirnya dan membuat Jeyan lega.

Jeyan pun pergi ke dapur, tak lupa mengunci pintu terlebih dahulu.

Tapi saat menuruni anak tangga dia sempat berpapasan dengan Mahesa, sang kakak.

" Oh kau keluar? Tidak menemani istrimu? Bagaimana keadaan Sarah? Apakah dia sudah membaik? Aku ingin meminta maaf karena membuat nya pingsan tadi " Ucap Mahesa dengan tak serius jelasnya.

Jeyan memilih abai dan tetap melanjutkan niatnya untuk ke dapur. Tak pedulikan ocehan kakaknya itu.

Karena tidak ada pembantu di dapur akhirnya Jeyan membuat susu sendiri.

Tiba-tiba saja ada panggilan saat Jeyan sedang mengaduk susunya. Dia pun pergi menghadap arah lain untuk bertelepon, hingga akhirnya dia duduk di dekat meja island. Memunggungi tempat dia membuat susu.

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Место, где живут истории. Откройте их для себя