26. ✤

427 51 4
                                    

" Terimakasih ya Jey. Mama malah merepotkan mu malam-malam begini " Ucap Mirna.

" Tidak sama sekali, ma. Lagipula aku tidak sibuk. Tapi.....dimana kak Hesa? Bukankah seharusnya dia bersama kalian sejak pagi?"

Mirna terdiam. Bingung mau menjawab apa. Pikirannya masih belum bisa mencerna dengan jelas dan kalut, ini semua karena Mahesa. Pengakuan putra sulungnya itu membuat Mirna jadi kebingungan. Apalagi pengakuannya itu membuatnya masih kaget hingga sekarang. Secara bersamaan Mirna jadi kasihan pada Jeyan jika tau keinginan kakaknya itu. Jadi takut juga akan ada pertengkaran yang pasti bisa di prediksi akan sekacau apa.

Mirna ingin bicara terus terang pada putra keduanya, bahkan saat ini juga kalau bisa. Tapi sepertinya tidak untuk saat ini, keadaan masih belum stabil baginya dan Rachel sebab pengakuan Mahesa tadi. Di kursi belakang juga ada Rachel yang sejak di rumah sakit jadi lebih pendiam dari sebelumnya akibat pengakuan Mahesa tadi.

Terlebih lagi Jeyan kini tengah dalam  kebahagianya setelah sekian lama menduda. Putra keduanya telah mendapatkan kebahagiaan setelah sekian lama, jadi Mirna rasa agak tak tepat mengganggu kebahagiaan Jeyan saat ini.

Mungkin jika ada waktu yang tepat dia akan mengajak Jeyan berbicara empat mata.

"Kakak mu....diaa.....eum, tadi dia bilang ada urusan mendadak yang tidak bisa di tunda jadi dia segara kesana. Itupun sudah 3 jam yang lalu sebelum Rachel di perbolehkan pulang "

Jeyan mengangguk paham. Tidak kaget dan bukan hal baru bahwa kakaknya itu terlalu mementingkan pekerjaan ketimbang keluarga, apalagi ini istrinya.

Sementara di belakang Rachel tampak murung atau mungkin sedih. Sejak di rumah sakit setelah Mahesa mengutarakan pengakuan nya membuat wanita itu seolah kehilangan suara. Tak berucap sedikitpun, bahkan berucap untuk kelahiran putranya pun tidak. Sampai-sampai bayi yang kini tidur di dekapannya itu belum memiliki nama sama sekali.

Rachel memang sudah di perbolehkan pulang. Sebab kondisinya baik dan stabil. Baik dia maupun bayinya sama-sama sehat tanpa kurang satupun. Dia melahirkan secara normal dan sehat jadi dokter memperbolehkannya pulang.

•••••••••

Mahesa keluar dari kamarnya setelah seharian mendekam di dalam sana dengan benda-benda haramnya.

Pukul 21:30 malam.......

Entah apa yang ada di otaknya saat ini tapi dia tidak terpikir sedikitpun tentang istri dan anaknya yang baru lahir siang tadi. Jangankan istri Mahesa tidak juga terpikir oleh ibunya. Tidak terpikir bagaimana cara mereka pulang nanti. Dia masa bodoh.

Kemudian dia memutuskan untuk ke bawah, menuju dapur untuk mengambil beberapa kaleng soda.

Ternyata ada Sarah di sana, sendirian. sedang membuat susu.

Sebuah kebetulan yang menguntungkan bagi Mahesa. Tanpa basa-basi berjalan lebih mendekat setelah memastikan keadaan sekitar sepi dan tidak ada penghuni lain di rumah ini yang masih bangun di jam seperti segini.

" Sayang " Ucap Mahesa sembari memeluk Sarah dari belakang.

Sarah terkejut, sampai-sampai menjatuhkan sendok yang baru selesai di gunakannya untuk mengaduk susu.

" Ka-Kak...Hesa..? "

Sarah pikir Mahesa tidak ada di rumah, sebab sepulang dari rumah ibunya keadaan rumah sepi.

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz