1. ✤

2.3K 92 20
                                    

" Kak tidak ingin sarapan bersama terlebih dahulu? Aku memasakkan makanan kesukaan mu hari ini " Ucap yang lebih muda menawarkan.

Tapi yang lebih tua hanya abai dan tidak membalas sedikitpun. Seolah di rumah ini hanya ada dirinya. Lalu yang lebih tua pergi begitu saja, dia akan pergi bekerja.

Yang lebih muda—Sarah menghembuskan nafas pasrah entah untuk ke berapa kalinya sejak 2,5 tahun hubungan mereka yang di sebut—pernikahan.

Meskipun begitu Sarah tetap mengikuti sang suami—Hesa hingga ke pintu utama. Menatap dari ambang pintu utama, untuk sekedar melakukan tugasnya sebagai istri yang meskipun eksistensi nya tak pernah di hargai.

" Hati-hati di jalan, aku akan mengirimkan bekal makan siang mu jam 11 nanti, jangan lupa di makan ya! " Ucap Sarah pada mobil Hesa yang perlahan meninggalkan halaman rumah.

Setelah mobil sang suami benar-benar pergi, Sarah kembali masuk ke dalam rumah dengan hati terasa tersayat untuk ke sekian kalinya selama 2,5 tahun pernikahan mereka.

Setiap hari selama 2,5 tahun semua usaha yang di lakukan hanya akan menjadi angin saja. Tidak pernah sekalipun Hesa melirik usaha Sarah, baginya pernikahan ini hanyalah — formalitas semata.

Tawa miris mengudara. Pada akhirnya hanya kesendirian yang dia rasakan.

Sarah kembali ke ruang makan dan makan sendirian lagi, lagi, dan lagi entah sampai kapan.

Setelah selesai Sarah menyimpan sisa makanan yang masih utuh ke wadah, lalu dia simpan kembali di lemari pendingin. Tak lupa menyiapkan bekal untuk Hesa nanti.

Semua siap. Sarah pun juga pergi bekerja, dia adalah seorang guru TK.

••••••

" Pagi kak Sarah! " Sapa seorang anak kecil dengan ranselnya yang bergambar bus biru, tayo.

" Pagi juga Juna " Balas Sarah sembari menyamakan tingginya dengan Juna.

Lalu Sarah memeluk Juna sebagai tanda salam pagi sebelum masuk ke dalam kelas, rutinitas si guru manis ini untuk para murid tercintanya.

" Juna berangkat sama siapa, sama supir? Kok tumben ke sini sendiri " Tanya Sarah pada anak kecil berusia 5 tahun tersebut. Karena setaunya Juna selalu di antar oleh sang ayah sampai ke kelas setiap hari.

Juna menggeleng. " Sama daddy, tuh masih telponan. Bentar lagi ke sini " Ujar nya sambil menunjuk sang ayah yang kini memang sedang bertelepon.

Hingga tak selang beberapa lama orang yang Juna panggil daddy itu datang menghampiri.

" Hai, pagi Sarah " Sapanya saat sudah berada dekat dengan mereka berdua.

" Pagi juga kak Jeyan " Balas Sarah pada Jeyan, daddy nya Juna.

" Yaudah, aku masuk dulu ya " Kata Juna yang sepertinya tau situasi bahwa memang biasanya ayahnya dan guru kesayangannya akan berbicara terlebih dahulu sebelum mereka menjalani aktivitas keseharian masing-masing.

Tapi sebelum itu Juna selalu memberikan kecupan di pipi masing-masing kedua orang dewasa itu.

" Kak, untukmu " Sarah menyodorkan kotak bekal pada Jeyan.

" Wah terimakasih, kebetulan sekali tadi aku belum sempat sarapan. Aku dan Juna sama-sama bangun kesiangan. maaf ya jadi merepotkan" Jeyan menerimanya dengan senang hati, di selingi rasa sungkan karena hampir setiap hari merepotkan Sarah karena kebiasaan bangun paginya yang telat.

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Where stories live. Discover now