17 : kita berbeda!

706 51 6
                                    

"makan yang banyak bumi! mama seneng banget liat kamu makannya lahap gini."

sara tersenyum manis melihat anaknya yang terlihat sangat menikmati masakan buatannya. hatinya kembali menghangat ketika ia bertemu dengan anak yang selalu ia sayangi selama ini.

"enak banget ma makanannya, masakan ayah aja kalah." bumi tergelak mencoba membandingkan masakan aresh dan sara, jelas sekali menang masakan sara, paduan bumbu dan rempah-rempah nykla membuat nafsu makan bumi se.makin meningkat saja.

wanita cantik itu hanya tersenyum saja menanggapinya, lantas anaknya tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan menoleh kepadanya secara spontan, "ma langit kemana? kok gak masuk dia."

sara sudah mengantisipasi ini, ia sendiri tidak kaget ketika langit juga hadir. aresh benar-benar tidak tanggung jawab, batin sara meronta-ronta.

"emm mungkin sama pak marno? bersih-bersih barang."

bumi menukikkan alisnya, terlihat tak percaya, "ngapain dia ikut pak marno bersih-bersih barang ma?"

sara terdiam, mencoba untuk merangkai kata-kata yang pas untuk beralasan. sara benar-benar tak ingin menemui langit, sara tak ingin mendengar suara bahkan sekelebat bayangan langit pun sara tidak mau.

sara sakit hati atas perlakuan aresh padanya dulu, dan itu adalah alasan baginya untuk membenci langit.

bumi? sara tidak benci pada anaknya yang satu itu.

sebenarnya bumi dan langit itu kembar tak seiras, yang membedakan keduanya adalah bumi yang memiliki wajah tegas dan mata tajam, rambut bumi juga lebih ikal mirip seperti sara. sedang langit memiliki tatapan wajah yang lebih lembut seperti aresh.

"dia kan memang begitu kamu gatau?" sara akhirnya menjawab apa adanya yang terlintas di pikirannya.

"eh bum, mama udah nyiapin schedule jalan-jalan kita selama satu minggu loh, mau lihat?" sebelum bumi kembali bertanya-tanya tentang langit, sara lebih dulu mengalihkan pembicaraan. wanita itu menyodorkan ipad nya yang menyala dengan layar yang memang terpampang jadwal liburan.

"WAH SERU INI MA!" bumi segera berseru-seru, satu minggu full healing rasanya seperti surga, dan lagi ia tak perlu memikirkan cuan ketika dengan mamanya, uang mama kan infinity.

setelah memberitahukan jadwal liburan kepada bumi, wanita itu pergi keluar sebentar untuk mencari angin. sara celingak-celinguk di depan garasi mobil, mencoba mencari keberadaan seseorang.

"pak marno!"

yap benar sara mencari pak marno, kakek tua itu ternyata sedang mengelap mobil bmw nya yang diparkirkan di garasi.

"ya bu?"

"pak nanti tolong pulang aja ya? bunga-bunga di rumah nanti gak ada yang jaga, kasian nanti mati."

pak marno mengangguk paham, "iya bu siap, apa ada barang yang harus di bawa pulang?"

sara menggeleng, "nggak pak, langsung pulang aja. oh iya langit mana ya?"

"itu, sedang tidur di teras. kayaknya den langit kelelahan tadi habis uap."

sara mengedarkan pandangannya, di teras belakang langit merebahkan tubuhnya, tergolek dengan lemas, matanya memejam dengan damai.

"ngapain sih." wanita cantik itu mendecak tak suka.

langit sangat mirip sekali dengan aresh, kebiasaannya itu sangat mirip sekali aresh. ketika langit beranjak remaja tingkahnya dan wajahnya mirip sekali dengan mantan suaminya dan sara benci itu.

will be a chance?Where stories live. Discover now