Relasi Rasa 17

1.4K 81 2
                                    

السلام عليكم

•••

Saat ini mereka bertiga telah sampai di rumah makan seafood, awalnya Gus Haqi berniat membawa mereka agar makan di restoran miliknya saja namun di tentang oleh Balqsit karena dia sudah merasa bosan dengan restoran abangnya itu.

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah makan yang disambut baik oleh pramusaji, Gus Haqi ingin melangkahkan kakinya ingin memesan makanan tapi ia urungi kala suara Balqist yang meminta ikut memesan.

"Abang, Balqist ikut ya?" Tanya Balqist dengan puppy eyesnya.

"Jangan dek, disini aja ya nanti Ustadzah Liana sendirian dong," bujuk Gus Haqi namun lontaran kata dari Ustadzah Liana malah membuat Balqist memekik kesenangan.

"Nggak apa-apa Gus izinin Balqsit ikut, biar saya yang nyari tempat duduk dulu ya. Assalamualaikum." Sahut Ustdzah Liana dengan di akhiri salam.

"Ayo bang," ajak Balqist seraya memukul pelan bahu sang Abang yang masih fokus melihat punggung Ustdzah Liana yang sudah beranjak.

Gus Haqi lantas menoleh setelah itu mengekori Balqist menuju kasir pesanan, di rumah makan ini menggunakan sistem pesan di kasir jadi setelah memesan kita boleh duduk di meja dan nanti ada pramusaji yang akan mengantarkan pesanannya.

"Selamat datang di rumah makan Karang Pasifik, mau pesan apa masnya sama adeknya," sambut pramusaji laki-laki itu ramah.

"Saya tanya adek saya dulu ya mas," ucap Gus Haqi yang di angguki mas pramusajinya.

"Masakan udangnya enak, terus itu kerangnya beuh enak ditambah itu lobsternya besar-besar, kepitingnya juga bang," ucap Balqist antusias saat melihat banyaknya aneka seafood di daftar menu.

"Yasudah pesan semua."

"Tapi kata Abang kalau makan secukupnya aja takutnya kalau banyak malah mubazir," sanggah Balqist mengingat nasihat Abang Gusnya.

"Yasudah beli yang di pengen aja." Sahut Gus Haqi masih sabar, apalagi mas pramusaji nya yang mungkin lumutan menunggu pesanannya.

"Tapi Balqist pengen semuanya Bang."

"Jadi maunya gimana Balqist?" Tanya Gus Haqi sudah mulai jengkel terhadap adeknya, karena adeknya antrian panjang telah tercipta.

"Ngga jadi pesen deh bang, makan dirumah aja. Masakan Umma lebih enak dari pada disini!" Pungkas Balqist yang membuat Gus Haqi mendelik sebal, udah nunggu lama malah pada akhirnya tidak jadi pesan dan meroasting masakannya pula.

"Allahu Akbar jadi begini rasanya jalan bersama perempuan? Mengapa mau makan aja sulit sekali." (Batin Gus Haqi)

Pramusaji yang bertugas melayani pesanan itu menganga lebar mulutnya saat mendengar keputusan dari banyaknya waktu yang ia beri untuk pelanggan memesan makanan tapi malah tidak jadi.

"Eh mas maafin adek saya ya, kita jadi pesan kok," ucap Gus Haqi langsung meminta maaf, ini nih satu alasannya jika mengajak Balqsit bukan hanya malu di pramusaji nya tapi orang yang sedang mengantri di belakangnya itu lah yang lebih parah.

"Jadi mau pesan apa?" Tanya pramusaji itu masih dengan kesabarannya yang sangat panjang.

"Menu yang paling spesial di rumah makan ini aja mas."

"Baik mas, silahkan ditunggu ya." Buru-buru Gus Haqi mencekal tangan Balqist untuk pergi menuju meja.

"Bang lepas! Balqist bisa jalan sendiri tau! Pake acara gandeng segala ini bukan di jalan Abang!" Gerutu Balqist tak habis pikir.

RELASI RASA [END]Where stories live. Discover now