Relasi Rasa 15

1.6K 101 0
                                    

السلام عليكم

•••

"Ayo pulang hujannya sudah reda," ajak Gus Haqi pada Ustadzah Liana yang sedang menatap lurus ke depan entah menatap apa.

Karena tidak mendapatkan respon Gus Haqi mengulang ucapannya sekali lagi, "ustadzah?"

"Hah? Apa Gus?" Tanya Ustadzah Liana sedikit terlonjak kaget tiba-tiba Gus Haqi memangil namanya sedikit keras.

"Mau pulang ngga hm?" Tanya Gus Haqi lagi yang di angguki cepat Ustdzah.

"Tapi saya nunggu angkot dulu Gus," ucap Ustadzah Liana menengok jalanan ke kanan ke kiri yang terlihat sepi.

"Buat apa?" Tanya Gus Haqi yang membuat Ustadzah Liana merotasikan bola matanya.

"Ya buat saya pulang lah Gus, masa iya saya jalan kaki dari sini yang ada putus kaki saya." Celoteh Ustdzah Liana asal.

"Yakin bisa putus? Nanti saya coba liat kalo begitu ya?" Tanya Gus Haqi yang mendapatkan delikan dari Ustdzah Liana.

"Astaghfirullah nauzubillah Gus Haqi!"

"Bukan saya yang ngomong lho kamu sendiri yang bilang seperti itu tadi." Dan lagi-lagi mendapatkan delikan dari Ustdzah Liana.

"Nyebelin banget sih Gus," dengus Ustadzah Liana.

"Sudah ayo pulang bareng saya-"

"Gus Haqi pulang duluan aja saya mau disini nungguin angkot ya walaupun nanti bakal bosen,"sela Ustadzah Liana memotong ucapan Gus Haqi.

"Di sebelah kamu kan ada malaikat, kalau nanti kamu bosen tinggal main aja sama malaikat."

🧕👳

"Solat Maghrib sebentar ya di masjid depan?" Tanya Gus Haqi dengan kepalanya sedikit menoleh ke belakang.

"Boleh Gus," jawab Ustdzah Liana.

Pada akhirnya Ustdzah Liana pun mau pulang bersama Gus Haqi karena ucapan Gus Haqi yang menakut-nakuti Ustadzah Liana dengan hantu yanga ada di pemakaman umum.

Gus Haqi menepikan mobil miliknya di parkiran masjid bergabung dengan mobil lainnya, mereka berdua turun bersama berjalan memasuki masjid sebelum mereka berdua berpisah saat ingin berwudhu.

"Mbak, yang tadi pacarnya ya?" Tanya perempuan yang terlihat lebih tua dua tahun darinya ia mencegat langkah Ustdzah Liana yang ingin mengambil air wudhu.

Ustadzah Liana hanya menghela nafas panjang, lalu berkata,

"Bukan mbak." Jawab Ustadzah Liana masih bisa bersikap sopan.

"Loh kenapa ga pacaran aja mbak? Cocok loh yang satu ganteng yang satu cantik beuh couple goals banget mbak." Serunya heboh.

"Mbak Islam kan? Udah tau pacaran dilarang agama, masih aja nanya. Nanti di sakitin nangis terus ngadu ke Allah, sok paling tersakiti terus minta biar dapat pacar yang lebih baik lagi dari sebelumnya, pas putus ngga mau pacaran lagi dan ingat kalo pacaran dosa eh ngga tahunya besok ada cowo ganteng nembak malah diterima, mikir lah kok maksiat ngadunya ke Allah, emang nggak malu? Ya minimal tobat dong terus berhijrah insyaallah pasti akan dapet yang lebih baik kok bukan dari hasil pacaran tapi, permisi mbak." Jelas Ustadzah Liana yang mampu membukam mbak-mbak yang tadi, perempuan itu hanya terdiam mencerna sindiran pedas dari Ustdzah Liana.

Ustadzah Liana yang melihat perempuan itu hanya berdiam diri langsung aja berlalu meninggalkannya untuk segera berwudhu karena sebentar lagi Iqamah.

"Gue kena ulti nih?" Tanya perempuan tadi pada dirinya sendiri saat Ustadzah Liana sudah berlalu dari hadapannya.

RELASI RASA [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant