1. Perjodohan

1.1K 90 5
                                    

Jangan lupa follow aku untuk dapatkan informasi update. Jangan lup vote dan komentar, ya. 

Untuk novel lain pasti akan aku selesaikan juga dengan segera. 


"Papa, jemput aku nanti sore ke tempat renang, ya!"

Aksa sedang bersiap-siap ke kantor dihampiri oleh anaknya ke kamarnya. Bukan pertama kali Daniel meminta untuk dijemput. Tapi selalu saja diabaikan oleh Aksa karena pekerjaan di kantor. Namun melihat anaknya memelas seperti ini, Aksa yang akhirnya mengangguk dan menghampiri anak berusia delapan tahun ini. "Papa usahakan menjemputmu."

Kegiatan anaknya memang sangat padat, selain mengikuti les untuk beberapa pelajaran. Anaknya juga mengikuti kegiatan lain seperti latihan main bola dan juga renang. Sebagai seorang ayah yang tidak bisa menemani setiap kegiatan anaknya. Di hari minggu juga kadang disibukkan untuk banyak hal.

Mereka berdua ke ruang makan. Daniel sarapan cukup banyak hari ini. "Papa, kudengar dari Oma, Papa akan menikah."

Sambil menghela napas. Aksa mengangguk karena ini perjodohan dilakukan oleh orangtuanya karena kesibukan Aksa di kantor yang semakin gila. Tidak pernah ada waktu untuk di rumah. Terkadang Daniel yang akan dititipkan ke rumah orangtuanya agar tidak kesepian dengan asisten di rumah.

Untuk menjalin hubungan, sudah pasti Aksa akan sangat hati-hati. Mengingat keluarganya bukan dari kalangan orang biasa. "Papa mungkin akan menikah. Tapi bagaimana denganmu?"

"Perempuan itu harus bisa memasak, aku tidak mau Mama tiri yang manja. Lalu kebiasaannya berbelanja, dan hanya ingin uang. Tapi tidak mau menyentuh piring kotor."

Anaknya cukup kritis, sudah jelas dengan pergaulannya dengan Maudy—adiknya Aksa. Gadis yang selalu saja memberikan pandangan kritis terhadap Daniel. Kalau ditanya kenapa Daniel sangat jeli terhadap semua hal, tentu jawabannya karena Maudy. Tidak banyak hal dilakukan, tapi dengan obrolan berat mereka. Anaknya bisa memahami, dan terkadang menilai Aksa salah dan benar.

Sudut pandang anaknya memang begitu luas, tidak mudah menghakimi orang lain. Bisa membedakan apa pun yang tidak baik.

"Kalau Papa tidak jemput nanti sore. Papa akan meminta bantuan Tante kamu."

Anaknya mendengkus kesal saat di dalam mobil. Mereka berangkat ke sekolah sang anak. Lalu kemudian dia melihat anak itu mulai kesal kalau Aksa berjanji tapi tidak ditepati. "Aku benar-benar tidak menyukai Papa."

"Papa usahakan, Daniel. Jangan bertingkah seperti itu."

Anaknya melipat kedua tangan di depan dada. "Memangnya siapa yang selalu janji tapi diingkari. Papa selalu bilang anak kecil tidak boleh berbohong, tapi Papa sering berbohong dan mengatakan sibuk."

Dia menghela napas panjang. Dimarahi setiap hari oleh anaknya sudah jadi santapan. Tapi tidak bisa dibalas oleh Aksa juga karena anaknya memang sering dikecewakan. "Papa bekerja untukmu."

"Tapi Papa harus ingat, Papa kerja di kantor yang diwariskan oleh Opa kepadaku."

Lihat bagaimana tengilnya bocah satu ini. Memang benar bahwa yang diberikan warisan itu adalah Daniel, bukan Aksa. Kalau ingin tahu kejelasan kenapa bisa dialihkan ke Daniel. Sudah jelas karena tingkah Aksa yang masih saja seperti ABG di saat usianya sudah kepala tiga seperti sekarang. Namun pertengkaran akan berakhir kalau Daniel mulai mengakui kantor.

Pemegang saham paling besar memang anaknya sendiri. Itu dikarenakan orangtuanya memang memberikan untuk Daniel. Sementara untuk Maudy, ada di perusahaan lainnya.

Lalu dia mengalah tanpa bilang apa-apa. "Kalau Papa menikah. Papa khawatir tidak bisa berikan Mama tiri yang baik untukmu."

"Karena Papa tidak mengenalkan siapa pun untuk Oma sama Opa. Jadi mau nggak mau Papa harus terima dijodohkan."

Kembali BersamamuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt