Kerasukan

868 70 0
                                    

"Kamu tadi bilang apa Nak?" Tanya Bu Halimah. Mengerjap-ngerjapkan mata. Kalau tidak salah, anaknya tadi menyebut usianya lebih tua.

Tatapan Amira menghunus, wajah lempeng tidak ada ekspresi. Cara duduknya sangat tenang. Pak Hadi memperhatikan itu. Satu kata yang terucap dalam hatinya, aneh.

"Amira.." Pak Hadi mencoba memanggil nama putrinya itu.

Amira tidak menyahut. Gestur tubuhnya masih sama tidak ada yang berubah. Pandangannya hanya tertuju kepada Pak Hadi seorang.

"Amira.. kamu dengar suara ayah, Nak?" Pak Hadi tidak ingin berburuk sangka dengan dugaannya itu.

"Yah, Amira kok aneh sekali." Bu Halimah berbisik sambil melirik Amira di depannya.

"Amira.." Ketiga kalinya Pak Hadi memanggil.

"Shutt.. jangan berisik kalian. Anak kalian sedang tidur." Ucap Amira tapi dengan suara yang berbeda. Telunjuknya diletakkan di depan mulut.

Bu Halimah dan Pak Hadi tersentak luar biasa. Sekarang jelas jika anaknya memang kerasukan.

"Kamu siapa?" Tanya Pak Hadi tanpa rasa takut.

Amira tersenyum menyeringai dan itu membuat Bu Halimah menjadi takut. Bu Halimah mencekeram erat lengan suaminya.

"HAHA.. HAHA.." Tawa Amira membahana di ruang tengah itu. Itu adalah suara laki-laki. Dan yang mengambil alih kesadaran Amira adalah sesosok laki-laki.

"Ya Allah, Amira.. istighfar Nak." Bu Halimah mencoba menyadarkan anaknya meski tidak berani mendekat. Kenapa anaknya bisa kerasukan seperti itu.

"Dari mana datang mu?" Tanya Pak Hadi tajam.

"HAHA.. HAHA.. BERANI JUGA KAMU." Sosok yang merasuki Amira itu menertawakan keberanian Pak Hadi.

"Karena yang kamu rasuki itu anakku." Jelas Pak Hadi.

"HAHA.. GADIS INI MILIKKU. AKU JUGA PUNYA HAK." Jawabnya. Lalu kedua kakinya ia daratkan di atas meja. Menunjukkan kalau ia berkuasa. Kedua tangannya direntangkan di kepala kursi.

"DARI KEMARIN AKU SUDAH SABAR SAMA KALIAN. TAPI KALIAN MEMANCING AMARAHKU!" Ucapnya lantang.

Tentu saja Pak Hadi dan Bu Halimah terlonjak kaget. Baru kali ini mereka dihadapkan dengan situasi seperti ini. Dari dulu kehidupan mereka tenang-tenang saja. Sekarang, bagaimana bisa putri mereka bisa dikuasai oleh makhluk halus.

"Tolong keluar dari tubuh putriku?" Mohon Bu Halimah dengan isak tangis.

"TIDAK AKAN!" Tolaknya.

"Yah, kasihan Amira Yah.. lakukan sesuatu Yah." Bu Halimah menggoyang lengan Pak Hadi. Bu Halimah tidak ingin sosok yang menguasai putrinya berlama-lama di tubuh Amira.

"Apa yang membuatmu marah. Kami sama sekali tidak tahu?" Pak Hadi ingin tahu.

"Yah, jangan ditanya terus?" Bisik Bu Halimah. Kapan Amira sadarnya jika suaminya itu banyak bicara.

"Ibu diam dulu." Pak Hadi menyela.

"KARENA GADIS INI MILIKKU. TIDAK BOLEH DIMILIKI LAKI-LAKI LAIN." Ucapnya.

"Maksudmu kamu menyukai putriku?" Pak Hadi seakan tidak percaya.

"ITU KAMU TAHU. HAHA.." Tawanya lagi.

Pak Hadi geleng-geleng kepala. Laki-laki paruh baya itu bangun dari duduknya, mendekati putrinya. Mulutnya membaca ayat suci agar sosok itu segera keluar.

"BERHENTI! ATAU MULUTMU AKU SOBEK!" Amira mulai kepanasan tapi masih berusaha melawan.

"Keluar atau kamu kepanasan." Ucap Pak Hadi menghalau tangan Amira yang mengajaknya duel. Tenaga Amira menjadi dua kali lipat dan itu membuat Pak Hadi kewalahan.

Jin Nasab (Warisan sang leluhur)Where stories live. Discover now