clrl . muichiro twice

587 101 13
                                    

“Kaburamaru itu bagaikan apa ya untuk sensei?” [Name] terus-terusan mengelus Kaburamaru. Keenakan jiah. Ia membiarkan Kaburamaru yang merayapi lehernya hingga kepala.

“Apa kau berpikir seperti itu juga terhadapku?” [Name] yang terkekeh kecil, hampir ia tak pernah bersama ular ini, tapi rasanya, dekat sekali. Ular ini seolah-olah mengenalnya begitu lama.

Kaburamaru.






“Mohon maafkan saya, [Name]-sama, pedang anda belum bisa diselesaikan sekarang,” Shimizu sudah menunduk ketakutan. Sementara terdapat perban-perban diseluruh tubuhnya. Membuat iris [Name] sedikit terkejut.

“Tidak apa-apa.. Apa terjadi sesuatu di desa penempa pedang?” tanya [Name] ragu, ia sebenarnya tidak ingin terlalu memaksa Shimizu, biarlah.




“Pedang anda patah saat di sana, karena ada iblis bulan atas, Tokito-sama mengenakan pedang yang belum jadi tersebut..”

“Aku mengerti, itu tidak masalah, aku senang kau masih hidup,” [Name] hanya menatap sedikit kecewa. Sebenarnya ia menanti-nantikan pedang itu. Tapi karena belum ditempa secara sempurna, itu malah patah ditangan hashira kabut.



“Kau lebih baik beristirahat, luka itu tidak terlihat baik, bahkan memaksakan diri kemari” cetus [Name] yang berusaha membuat Shimizu lebih baikan karena sepertinya dia merasa sangat bersalah karena pedang itu.

Shimizu mengangkat kepala. Rasanya airmatanya mau keluar saja dari balik topengnya. Ia merasakan perasaan bersalah yang amat dalam. “Pedangku terlalu lemah untuk anda, anda bisa mencari penempa la—”




“Tidak, aku ingin kau saja yang melakukannya,” [Name] memotong ucapan Shimizu. Sedang berpikir kenapa tipe orang satu ini sangat berbeda dengan Haganezuka yang terus memarahi Tanjiro soal pedangnya yang berkali-kali ia patahkan.




“Hah,” [Name] memejamkan mata. Kini gantian ia yang harus melihat 2 hashira dan 2 kisatsutai yang tepar. Duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan. Shinobu tampaknya makin sibuk saja. Ngeracik sana, ngeracik sini.

Muichiro dan Mitsuri yang terlibat sekarang sudah sadar sih, mereka seharian hanya tidur untuk memulihkan diri, itu wajar. Mereka sepertinya senang berhasil mengalahkan iblis bulan atas dengan meminimalisir korban.

Bahkan ada berita besar. Mereka, menumbuhkan tanda spesial di tubuh mereka!!

TANDA PEMBURU IBLIS!!

PANTESAN TEPARNYA LAMA!!



‘Sudah berapa kali aku masuk kediaman ini, sampai bosan,’ [Name] yang keseringan main. Ia yang menekuk lutut tampaknya bosan juga. ‘Hebat ya.. Tanjiro baru pulih sudah melawan oni lagi, bulan atas lagi. Entahlah jika itu aku, bahkan tanganku ini masih sekaku apa.’





Soal Nezuko, mengherankan juga ia berhasil bertahan dari matahari. Bahkan sekarang lagi jemuran dihalaman ditemani bocah-bocah kupu-kupu. Mainan.

“PANGGIL AKU BOS INOSUKE!!!” Inosuke yang berteriak-teriak di halaman. “Kau adalah budakku, Zenzuko! Aku rajamu!!” ia terus melontarkan kata-kata sesat. Sepertinya Nezuko sendiri tidak keberatan meladeni Inosuke.




“Berisik,” Muichiro bergelung di selimutnya seperti kepompong, ia jelas terganggu. Muka-muka suramnya balik.

Sementara Tanjiro pingsan lagi. Gak bangun-bangun dia di kamar sebelah. Ditemenin adeknya Sanemi.




[Name] kebetulan lagi galau gara-gara pedangnya hancur, main kemari saja. Kebetulan ngontak Giyuu juga belum ada responan. dia orangnya kan sibuk mulu.

COLORFUL. Where stories live. Discover now