clrl . iguro

2.3K 275 41
                                    

“lebih cepat,” Obanai memerintah.

Latihan kali ini hampir 14 jam. Dari subuh hingga sore.

Bentar, Obanai ini seterong amat. Malamnya juga masih berburu iblis siangnya ngajar terus.

Oke, salut dah.

[Name] mengayunkan pedang lebih cepat, kakinya sedikit goyah menopang tubuhnya, Membalas serangan pedang Obanai. Berkelit, meloncat mundur. Kaburamaru kembali berdesis di pundak Obanai. Memandunya untuk menangkis semua serangan [Name].

Kesiur angin bertiup, udara mulai dingin. Ini akan menjadi musim gugur.

Suasana ini membuat [Name] lebih cepat lelah. Udara dingin memasuki relung paru-parunya. Membuatnya mencoba kembali. ‘Tekhnik pernafasan, nafas u—’

DUAKK!



Dengkul Obanai menghantam kaki [Name]. [Name] terpelanting jatuh. kaki Obanai hendak menginjak bahunya, [Name] lebih dulu berguling ke kanan. Meraih pedangnya yang terjatuh.

[Name] terbatuk. Matanya bergerak cepat menangkap situasi.

Melihat bayangan tubuh Obanai bergerak cepat seolah melihat mangsa yang besar.

Mata [Name] menunjukkan kilat keterkejutan. Tidak menyangka.


TRANG!!

Pedang kayu Obanai beradu dengan pedang kayu [Name]. [Name] terengah-engah. Pertandingan ini benar-benar melelahkan, apalagi untuk anak seusianya. Dan dia harus menahan pedang Obanai mendarat di kepalanya. Dia juga tidak bisa bergerak, Obanai tidak memberinya peluang untuk bergerak sama sekali. Menahannya di tanah. Membungkuk.

“AYO!! HANYA INI KEMAMPUANMU?” bentak Obanai. “KAU TIDAK AKAN MAMPU MELAWAN ONI YANG LEBIH KUAT DARIMU JIKA KAU HANYA BERTAHAN!!”

[Name] sedikit menajamkan penglihatannya dengan serius. Kalau begini satu-satunya cara hanya mendorong Obanai mundur. Dan dia tidak bisa melakukannya sekarang.

CRAK!!

2 pedang itu bersamaan patah.




[Name] mengaduh, dia tertimpa 2 patahan pedang kayu. Obanai hanya berdecak, kembali berdiri tegak. “Pedang lemah” lalu membuang pegangan pedang itu. Menarik [Name] berdiri. “aku tahu Kau punya potensi, akan kuseret potensimu keluar.”

[Name] menatap gurunya sebentar. Menatap ragu. Tapi ada harapan disana. Bukan impian hampa saja.

“Sana mandi,” usir Obanai.

[Name] pun pergi dengan muka datar. Ia gagal memenuhi ekspetasi gurunya. Meski ia nggak terlalu peduli.





[Name] membiarkan air pancuran membasahi tubuhnya. “....”

Pikirannya sedikit kacau. dia harus belajar cepat karena pemburu iblis banyak yang gugur dalam menjalankan misi. Hingga sekarang petinggi petinggi pemburu iblis satu persatu mulai lenyap dan kembali hanya dengan nama saja.

Dalam jangka cepat, dia harus menyelesaikan latihannya.

‘Ah, kenapa aku memikirkan ini..’ [Name] tersadar.

COLORFUL. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang