clrl . mitsuri

566 97 14
                                    

Hujan. Membuat hati pikiran seorang petinggi Ubuyashiki ini gondok. Batal pulang lagi. Ia sekarang sibuk mondar-mandir sambil muter-muter.



Akhirnya duduk sambil nyender di tiang rumah. Lantas kepalanya terseret gravitasi hingga menyentuh lantai. Seperti anak ayam kehilangan ibuknya.




‘Sensei ini pasti lagi pundung, aku khawatir dia bakal loncat dari genteng,’ [Name] yang negatif thinking.


Ga salah sih.

Tapi ga gitu juga.

Abisnya dia sehabis sembuh belum pernah balik ke mansion pilar ular. Bahkan buat ngucapin makasie sudah nolongin gwejh. Sudah gwenchana gwenchana sekarang.




“... Asik juga bikin dia panik.” ia cekikian.





Tuk, ia kembali mencoba menggenggam Jari-jarinya, terus mengulangi hal itu. Menatap tanpa ada jeda. Mengoceh pelan dan sembarang.

‘Tanganku benar-benar kaku,’ [Name] mencoba menggerakkan jemarinya. Apa sanggup memegang pedang dalam kondisi seperti ini? Tidak terlihat menyakinkan. Ia menggerakkan tangan kanannya. Bahunya baik-baik saja. Meskipun memang kaku.





‘Daya tahanku memang kuat saat bertempur, tapi tidak menyangkal pula jika efeknya juga besar setelah itu,’ [Name] memandang tangannya lagi. Mitsuri memicingkan mata memperhatikannya. “Lebih baik anda disini dulu bukan?”

“Ng? Kenapa?”

“Aku hendak pergi dari tempat ini, tapi aku bertemu anak-anak yang butuh semangat latihan. Sepertinya anda adalah orang yang bisa melatih mereka karena Tokito adalah orang yang cukup diam.”

Oh, soal itu. Ada Tokito juga disini. Dan ada pria macho tinggi.





‘Aku juga mau pergi tahu, aku khawatir Sensei bakal bundir di halaman rumah Oyakata,’




“Hah.. Kanroji-san, bahkan Nezuko-san pun lebih kuat dariku,” [Name] speechless. Ia sepertinya sedikit galau tidak memiliki perkembangan spesifik tentang kekuatannya. Karena sudah cukup lama ia menjadi pemburu iblis.

“Omong-omong [Name]-sama kenal dengan seseorang bernama Genya?” tanya Mitsuri sambil mengunyah dango.

Tatapan [Name] aneh. “Genya? Pria dengan luka itu?”





Mitsuri mengangguk. “ Kudengar ia adalah adik Shinazugawa-san..” [Name] membelalak. “S.. Sanemi punya adik!??” ia tidak menduga dapat berita seperti itu.

“Eh!? Kupikir anda tahu karena anda ini dekat dengan Shinazugawa-san!” Mitsuri balik terkejut, tidak menduga respon [Name] yang ternyata diluar dugaan.




“Be.. Begitu ya?” [Name] mulai berpikir. ‘Nemi nih keterlaluan,’






Mitsuri menelan dango. Menopang dagu di meja. “Mungkin benar jika rumor itu. Shinazugawa bersaudara memang mengerikan.” ia melirik pada [Name] yang sepertinya shock berat. Menoleh kanan-kiri.

“Aku harus konfirmasi pada Nemi!” [Name] berseru sambil sedikit menepuk meja. Dia tertarik dengan info seperti itu. Wajahnya merah bersemangat.





‘Mungkin benar jika muka merah artinya adalah semangat!’ Mitsuri menyentuh bibirnya, membersihkan sisa dango. ‘Kuakui aku memang tidak bisa berhenti bersemangat, apalagi jika makan!’





‘Tapi tunggu, kenapa..’ Mitsuri nyadar si [Name] mau nyari apaan.




“Anda mau mencari info tentang Genya-kun? Shinazugawa-san saja sudah menakutkan!” Mitsuri tidak habis thinking dengan jalur pikiran [Name] yang diluar kewajaran manusia biasa.

COLORFUL. Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin