clrl . ubuyashiki

1.1K 175 20
                                    

Istirahat di rumah sensei uwuwuwu.

[Name] membuka matanya malas. Kaburamaru berada tepat diwajahnya, mendesis berkali-kali, membangunkan gadis berusia 14 tahun itu.


“.... Pagi juga.” [Name] mengusap Kaburamaru, mendudukkan dirinya. Melihat jendela yang terbuka. Kaburamaru melingkari lehernya.


Pemilik mata heterokrom itu membuka pintu. “Sudah bangun? Kau tidak sakit kan?” tanyanya basa basi.

‘Entah kenapa kau terkesan menginginkan aku sakit,’ pokerface.

“Kau jangan pergi tanpa izin lagi seperti dulu,” omel Obanai kesal. “Nanti kenapa-napa aku yang repot.”

“...kalau gitu abaikan saja aku.”

“mana bisa— kau diserahkan padaku, berarti aku yang bertanggungjawab atasmu, kalau kau bukan tsugukoku juga aku nggak akan peduli!” sentak Obanai.

Amaza maz.


Gadis itu hanya tersenyum mendengarnya. Berdiri, lalu berjalan menuju pintu. “Aku akan membuat sarapan.”

“Sepertinya tidak usah,” Obanai mencegah [Name]. Membuatnya keheranan. Ada apa?

“Aku akan makan bersama Kanroji nanti.”

“....oh.” [Name] mengangguk paham.


“Apa kau punya pendapat?” Obanai menunjukkan 2 benda yang tak asing di mata [Name]. 2 buah kaus kaki dengan warna pink dan hijau.

“Menurutmu mana yang lebih bagus?”

Blakblakan.


Kaburamaru berdesis. Hadeh, babu-babunya ini.

“.... Yang hijau,” [Name] menunjuk kaus kaki di tangan kiri Obanai. “Itu akan cocok untuk Kanroji-san.” ia tersenyum.

Obanai memanggut-manggut. Ia mengerti selera [Name]. Tapi tidak buruk memang, baiklah. Hadiah buat ayank beres. Ia hendak meraih Kaburamaru.

[Name] berkelit. “Kabu-chan punyaku,” dia langsung berjalan ngacir sebelum Obanai benar-benar merampas ular albino favoritnya itu.

‘Gagagaga, gabisa [Name]! Kalau nggak ada Maru gwa tremoran ketemu doi!’ internal screaming Obanai.


Bodoamaaaat!

[Name] tertawa kecil. Dia tahu Obanai tidak akan mengambil Kaburamaru jika ia yang memintanya.

Hening.

[Name] terdiam cukup lama.

“Kabu-chan, ayo sarapan,” kata [Name] pelan mengelus ular yang mendusel wajahnya.

“..sss.” Kaburamaru berdesis lagi. mengajak ngobrol [Name].

“Aku tahu, sensei memang begitu kan?” [Name] meraih pisau. Rasanya seperti orang gila bicara sendiri, eh dengan ular.

COLORFUL. Where stories live. Discover now