36. Kekuatan yang tak stabil

52 35 27
                                    

"Demon sialan!!" Seru nya geram.

"Ka-kau?"

Dengan tersenyum miring ia menatap nyalang demon dihadapannya dan berkata.

"Bersiaplah menghadapi takdir..."

Sulur sulur biru itu membentuk tubuh serigala dengan cahaya bulan sabit pada dahinya. Layaknya serigala sungguhan, sulur itu menepak pada tanah. Melolong dan menggeram menatap Demon yang baru saja akan melukai gadis yang sudah terkapar tak berdaya di sana.

Rai nampak tak berkutik seakan tak percaya dengan pemandangan indah sekaligus mengerikan bagi rogue sepertinya. Satu sisi keindahan dan kemolekan sang serigala dan disisi lain mengingat serigala itu yang akan menghancurkan nya. Walau hanya sulur yang membentuk serigala tapi aura dewi kematian tetaplah mendominasi.

Sang dewi kematian masih tersenyum dan kini menampilkan sepasang taring kecil di sela sela bibir ranumnya. Mata sebiru lautan dan rambut blonde yang begitu memikat.

Hot pants dan tank top yang sudah menjadi gaun indah berwarna biru dengan tali pita dihiasi blue diamond pada bagian pinggangnya.

Blue Diamond milik sang dewi yang didambakan oleh semua kaum immortal. Dimana dengan sebutir bisa melipat gandakan kekuatan yang dimilikinya dan bisa menyembuhkan luka atau penyakit apapun. Bukan hanya itu, Blue Diamond juga bisa menyelamatkan ataupun membangkitkan seseorang yang sudah mati.

Bagi sang dewi, Blue Diamond bukan sebagai harta langka, ia bisa membuat atau menciptakannya sendiri. Atau membuatnya menjadi hiasan, misalnya pada pita itu.

"Bangun kau sialan! Lawan aku! Jangan jadi pengecut setelah kau melukainya!"

Rai dengan wajah menunduk dan ketakutan langsung bersimpuh tepat dihadapan sang dewi. Dua tangan ia satukan dan memohon belas kasih darinya.

"Vi-Viana..ampuni kamii..." lirihnya takut takut.

Marsel lalu merangkak mendekati Rai, ia pun melakukan hal yang sama dengan memohon ampunan sang dewi kematian yang telah bangkit. Bodoh, bukannya menghindar ia malah seperti menantang maut.

Tatapan tajam seolah menusuk punggung lemah yang tengah memohon ampun itu. Seolah ribuan panah menancap padanya.

Dengan satu angkatan tangan, cahaya biru serigala itu menghilang. Viana tak menghiraukan mereka, dia kini berjalan menghampiri sahabatnya yang tak sadarkan diri.

Tatapan tajam itu berganti dengan tatapan yang tak terbaca, Viana bersimpuh menarik Aning dari runtuhan bata dan menaruh dalam dekapannnya.

Hidung yang mengeluarkan darah, luka disekujur tubuh nya sangatlah mengenaskan.
Tangan lembut itu mulai menyapu bagian bagian tubuh nya yang terdapat beberapa luka.

Dengan satu sapuan, luka itu seolah tak pernah ada. Darah pun menghilang entah kemana.

"Tenagamu terkuras habis..." gumam Viana dikala menatap wajah Aning yang begitu  pucat.

Rai dan Marsel tak berani menatap nya, lebih baik mereka bersimpuh daripada harus menghadapi kematian sekarang. Oh tidak mungkin!

Viana tak akan melakukannya, karena ini belum waktunya membalas dendam. Lagipula hanya dua pengkhianat disana, buang buang tenaga saja. Kenapa tidak secara langsung?

Maksudnya ribuan rogue yang masih bersembunyi itu pasti malah akan menunda serangan jika Rai dan Marsel mati dalam sekejap di tangan Viana. Bahaya yang mereka rasakan akan membuat nyali menjadi sekecil biji apel bukan?

Biarkan saja mereka hidup untuk saat ini.

Viana menaruh perlahan tubuh rapuh itu pada tanah yang kering. Kedua tangannya membentuk suatu pola dengan gerakan gerakan seperti membuat jurus yang di akhiri dengan cahaya berpola bunga melati putih yang melayang.

Legend Of Blue Eyes 'Shewolf Of Choice'Where stories live. Discover now