BAB 27 Perang Timur Raya (II)

260 32 12
                                    

Laut.

*Deburan* *Deburan*

Sebuah kapal layar berjenis Brig, melintasi lautan biru dengan tenang. Kapal itu memiliki bendera Parpaldia yang berkibar di atasnya, tapi ada perbedaan dari bendera Parpaldia yang asli, ada lambang tumpukan koin emas di bendera itu.

Ya, kapal ini adalah sebuah kapal dagang Parpaldia yang baru saja pergi dari Kerajaan Altaras dan hendak kembali ke tanah air mereka. Mereka berisi barang dagangan berupa batu permata magis yang baru di tambang dan akan menjualnya ke kekaisaran.

Di atas dek, seorang pria gendut dengan pakaian mewah layaknya bangsawan abad 17 atau 18 bumi menatap lautan dengan santai. Dia adalah Wolfgang Aerthur de Tasmara, seorang bangsawan tingkat Count sekaligus pedagangan di Parpaldia.

Dia mencium bau uang dan emas di Altaras, lalu dia dan beberapa bangsawan pedagang mulai melakukan perdagangan dengan Kerajaan Altaras, terutama batu magis mereka. Hanya saja pajak dan tol kerajaan itu terlalu tinggi, sekitar 200 koin emas pertahun.

Sebagai pedagang serakah, itu terlalu berat bagi Wolfgang dan kamar dagang yang ia buat bersama bangsawan pedagang lain. Dari sanalah, rencana mereka memanfaatkan militer kekaisaran dimulai.

Penjajahan!.

Ya, demi harga yang lebih murah dalam pajak dan tol, mereka membuat skenario tertentu dan konspirasi di Altaras.

Seperti bersikap kasar kepada warga lokal, agar mereka semakin lama semakin marah, lalu menyerang pedagang Parpaldia yang dilindungi oleh kekaisaran dan booom perang.

Selain itu Putri Lumies dari Kerajaan Altaras cukup cantik, Wolfgang rencananya ingin membuatnya menjadi budak dan memberikannya ke Kaisar.

Namun sayang seribu sayang, calon budak itu berhasil melarikan diri dan menikahi kaisar barbar di selatan, setidaknya itulah yang di dengar Wolfgang.

"Ziran! Berapa lama kita akan sampai ke Duro?." Seru Wolfgang saat berbalik melihat seorang kapten kapal sedang berdiri di anjungan dengan santai.

Pria dewasa bernama Ziran melihat Wolfgang, ada kebencian tertentu di matanya. Ya, karena mantan istrinya yang dulu bekerja di rumah bangsawan sial ini, diperkosa hingga hamil anak haram!.

Dengan berat hati dia menceraikan istri cantiknya dan hidup menyendiri, meski ironisnya ia kembali lagi untuk bekerja ke pria yang memperkosa istrinya ini.

"Jawab aku makhluk rendahan!!." Wolfgang marah karena di abaikan makhluk rendah seperti Ziran.

"... Kami akan sampai dalam waktu 7 minggu jika tidak ada badai, namun jika ada mungkin memakan lebih dari 12 minggu." Balas Ziran dengan acuh, dia ingin memukul bangsawan babi ini atau mendorongnya ke laut agar dimakan hiu. Tapi sayangnya pria ini merupakan bangsawan yang terkenal di Eshtirant.

'kamu mengambil semuanya dariku.... Aku harap seseorang mengambil semuanya darimu, babi.' pikir Ziran dengan kesal dan memendam kemarahan yang sudah dikumpulkan selama 5 tahun ini.

"Huh! Percepat! Aku tidak bisa terlambat!." Perintah Wolfgang dengan angkuh.

'Dengan apa tolol! Kau bahkan tidak memasang perangkat magis untuk sihir angin!.' keluh Ziran kepada babi itu, pria itu hanya tahu menuntut tanpa melihat sekitar.

"Huh! Baiklah." Dengus Ziran lalu memerintahkan anak buahnya untuk memulai mengeluarkan dayung kapal dan mulai mendayung Kapal Brig tersebut.

...

Ketika kapal yang di tumpangi Wolfgang melintas.

Tidak jauh di depan mereka ada Armada Temput Qua Toyne - Quila yang dipimpin oleh Laksamana Nouka, seperti rencana awal yang ditetapkan, Qua Toyne dan - Quila akan menyerang timur Altaras dimana sebuah kota kolonial milik Parpaldia berdiri disana.

Summoned Majapahit Empire to Another WorldWhere stories live. Discover now