BAB 5 Delegasi (II)

642 51 3
                                    

Kembali ke 1 hari setelah Insiden Maihark.

Sebuah Armada berisi 50 kapal Carrack dan Galei sedang melakukan patroli maritim di sekitar laut utara Rodenius, armada ini adalah Armada Kedua milik Kerajaan Qua Toyne dibawah Yuridiksi Laksamana Pancare.

Di dek anjungan, seorang pria kekar berambut cokelat muda dengan baju pelaut era abad Ke - 14 sedang menikmati sinar mentari pagi, bersama ajudannya. Hingga suatu saat, tiba - tiba anak buahnya yang ada di menara pengawas berteriak.

"Sebuah Armada!! Aku melihat sebuah armada besar!!." Teriak orang tersebut.

"Demi Dewa Matahari! Apa - apaan ukuran kapal itu!!." Tambahnya yang membuat Kapten Armada Kedua tersebut penasaran.

"Laporkan dengan benar! Apa maksudmu dengan ukuran!!." Teriak kapter itu ke atas.

"Maaf pak! Saya melihat Armada besar , dengan sebuah kapal yang seukuran Gunung!." Pria yang melaporkan tersebut melihat ke bawah.

Kapten tersebut mengerutkan kening, dia lalu mengambil monoscope pribadinya.

Dan benar saja, di kejauhan dia melihat armada besar dimana salah satu kapalnya memiliki ukuran sebesar bukit.

"Ya Tuhan..... Itu sangat besar!!." Kapten tersebut terkejut bukan main.

"Qujon! Beritahu markas besar bahwa ada armada besar menuju Maihark! Saat ini kami sedang menginvestigasinya!." Kapten tersebut menoleh ke ajudannya.

"Dimengerti Kapten Midori!." Qujon mengangguk lalu masuk kekantor untuk menggunakan Magicomm menghubungi Markas Armada Dua.

"Sialan, anak - anak! Siapkan diri kalian! Kami akan berhadapan dengan mereka." Teriak Kapten Midori kepada anak buah kapal, lalu perintahnya di salurkan melalui semafor ke kapal lain.

Beberapa Jam kemudian.

"It-Itu Monster!." Teriak seorang pelaut melihat ukuran kapal didepan mereka yang luar biasa tinggi dan besar.

"Baiklah! Kita dekati perlahan!." Perintah Kapten Midori dengan tegas walaupun di hatinya dia juga gentar.

"Ba-Baik!!." Jawab para pelaut.

Beberapa saat kemudian kapal yang Kapten Midori tumpangi mendekati kapal rasa benteng itu, Midori dengan sengaja memukul lengannya ke lambung kapal dan terdengar suara nyaring baja.

*Peng*

'Tidak mungkin! Kapal sebesar ini dibuat dari baja?!.' pikir Midori panik.

"Kapten, lihat itu!." Ajudannya yang sudah selesai melapor menunjuk ke arah tertentu.

Midori melihat ke arah yang ditunjukan oleh ajudannya, dia melihat dua manusia melambai ke arah mereka.

"Itu manusia? Apakah kita disuruh untuk merapat disana?." Gumam Ajudannya tapi bisa didengar semua orang.

"Baiklah! Bawa kapal ke sana! Kita akan naik. Aku, Qujon dan kalian dua orang! Ikut aku naik nanti." Perintah Midori lalu berbalik dan menunjuk dua prajurit lain di sana.

"Ya!." Jawab mereka berdua.

Setelah mereka sampai ditempat yang ditunjukan, sebuah penampang turun dan menjatuhkan tangga ke bawah agar rombongan mereka bisa naik ke atas penampang tersebut.

Setelah mereka naik, ternyata penampang itu naik kembali yang sempat membuat mereka takut, untungnya pihak lain berhasil menenangkan mereka berempat.

"Tenang tuan - tuan." Ucap seorang pria dengan pakaian aneh berwarna oranye.

"Ba-baiklah, ngomong - ngomong dari mana kalian?." Tanya Midori menenangkan dirinya.

"Ah.... Sebentar lagi anda akan bertemu dengan orang yang akan mengenalkan kami, jadi bertanyalah pada mereka." Ucap salah satu orang berpakaian oranye tersebut dengan senyum aneh.

Summoned Majapahit Empire to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang