OVA 3 : Kebimbangan Lumies

276 28 2
                                    

Trowulan Aryoningrat.

Di sebuah mansion besar, seorang wanita muda berambut biru muda melihat luar jendela kamarnya. Dia melihat pemandangan yang jauh dimata, dimana jajaran gedung besar dan tinggi yang menjulang bertebaran di kejauhan.

Dia mendekapkan kedua tangannya seraya berdoa dalam hatinya.

'Ayah, semoga kamu masih hidup. Aku akan kembali untuk menyelamatkanmu.' pikir wanita muda tersebut, di saat dia memikirkan ayahnya di tempat lain, air mata tiba - tiba mengalir perlahan.

*Creak*

Lalu terdengar suara pintu dibuka, dari sana sesosok wanita muda lain dengan rambut jingga, mata hijau dan berwajah cantik masuk ke kamar tersebut.

"Putri Lumies, pihak Majapahit ingin menemui dirimu." Ucap wanita berambut jingga tersebut ke wanita yang bernama Lumies.

"Uhm! Terima kasih Liciede.... Pakaian yang bagus, kamu mendapatkannya dari Majapahit?." Lumies menyeka air matanya terlebih dahulu, dia lalu berbalik dan terkejut saat pengawal wanitanya, Liciede memakai seragam militer yang sama dengan perwira Majapahit.

"Uh.... Ya, aku memintanya. Lalu mereka memberikan baju stok ini, katanya ini model lama yang sudah tidak digunakan." Jawab Liciede menggeruk belakang kepalanya dengan malu.

"Kamu ini.... Ngomong - ngomong siapa yang akan menemuiku? Kementrian Luar Negeri?." Lumies menggelengkan kepalanya, dia lalu memandang Liciede dan bertanya dengan penasaran.

"Ini.... A- Anu...... Sebenarnya..... *Batuk* Yang Mulia Maharaja Rajasawardhana VI mau bertemu dengan dirimu, Putri Lumies." Liciede awalnya ragu mengatakannya, lalu dia berdeham dan mengatakan apa yang sebenarnya.

"Yang Mulia Rajasawardhana VI?." Lumies mengangkat alisnya tidak percaya.

"Ya, dia sudah menunggumu di ruang tunggu." Liciede mengangguk.

Setelah mendengar ini Lumies bergegas menuju ruang tunggu, sungguh tidak sopan membuat Kaisar dari sebuah Kerajaan Besar menunggunya. Dibelakangnya, ada Liciede yang mengikutinya. Mereka berdua berlari melewati lorong - lorong hingga akhirnya berhenti di depan pintu ruang tunggu, sebelum masuk Lumies menata pakaiannya dan mengecek apakah ada yang kusut atau longgar.

*Creak*

Lumies membuka pintunya, dia kemudian melihat bahwa Rajasawardhana VI dengan pakaian kasual sedang membaca koran dan sebuah teh hangat yang baru saja dituangkan salah satu pengawal wanita Lumies.

"Yang Mulia, maafkan saya karena terlambat!." Seru Lumies yang hendak berlutut di lantai.

"Tidak perlu berlutut, Putri. Aku sendiri juga baru saja sampai." Rajasawardhana VI menghentikan Lumies afgar tidak berlutut.

"T-Terima Kasih, Yang Mulia." Lumies tergagap, dia berkeringat karena barusan berlari jarak jauh sebelumnya (kamar ke ruang tunggu).

"Duduklah, aku hanya ingin berbicara santai denganmu." Rajasawardhana VI menunjuk kursi di depannya agar Lumies mau duduk.

"Y-Ya." Balas Lumies lalu berjalan ke kursi di dapan Rajasawardhana VI. Setelah itu Lumies memandangi Rajasawardhana VI dalam diam, dan juga sebaliknya. Hingga Rajasawardhana membuka suara dan mengambil sapu tangan.

"...."

".... Ini, sapu tangan. Kamu sepertinya baru saja berolah raga? Apakah aku mengganggu?." Rajasawardhana VI menyerahkan sapu tangan tersebut.

"I-ini? Tidak, Yang Mulia. Saya baru saja berlari dari kamar ke ruang tunggu." Jawab Lumis terkejut sesaat namun masih mengambil sapu tangab dan mengeringkan keringat di wajahnya, lalu menggelengkan kepala dengan wajah memerah malu.

Summoned Majapahit Empire to Another WorldWhere stories live. Discover now