25-Babak Baru

2.6K 297 10
                                    

Vee's chit-chat : Vee ga habis thinking sama kalian (yang nungguin malem pertama sama ponakan baru) mau nangis aja lah T_T






Si ambisius Fourth, tidak ada kata lelah belajar di kamus hidupnya. Bahkan setelah menerima lamaran sang alpha, Fourth justru mempersiapkan jenjang perkuliahan selanjutnya. Seiringan dengan persiapan pernikahan, Fourth diizinkan kembali melanjutkan pendidikannya S2-nya di universitas.

Meskipun begitu, Fourth baru akan mulai mendaftarkan dirinya nanti setelah ia menikah, omega manis itu ingin menikmati waktu-waktu sebelum ia dan alphanya sibuk nanti.

"Phi, bagaimana jika pesta di luar ruangan? Jadi kita ambil tanggal di pertengahan musim panas," Celoteh Fourth sepanjang perjalanan di mobil sang alpha.

Baru di tahap awal, Fourth begitu antusias menunggu jadwal alphanya selesai. Sore hari ini Gemini sudah berjanji akan membawanya bertemu dengan jasa persiapan pernikahan. Jalanan macet tidak menyurutkan suasana hati sepasang muda tersebut, justru menambah durasi waktu mereka berduaan saja.

Puncak kepala Fourth diusap lembut, "Baiklah sayang, nanti kita bicarakan dengan pihak jasa, ya?"

Fourth mengangguk, dan terdiam sejenak, "Hia, apa impian pernikahanmu?"

Yang lebih tua berpikir sejenak sambil menginjak pedal gas perlahan selambat lalu lintas sore ini, "Aku tidak pernah memikirkan tentang pernikahan," Ujarnya kemudian, "Karena aku tahu kakek dan ayah adalah pebisnis, mungkin nanti mereka akan menjodohkanku dan yang akan menyiapkan pernikahanku semau mereka, tapi..." Gemini cepat menyanggah sebelum omeganya termenung sedih, "Semenjak aku bertemu dirimu, impian pernikahanku adalah menuruti bagaimana kemauan omegaku, itu saja,"

***

"Baik, sudah kami catat semuanya, apa ada perlu tambahan lagi?"

Fourth dan alphanya melempar tatap, kemudian menggeleng, "Tidak, aku rasa cukup, untuk jumlah tamu undangan yang hadir, tolong tunggu sampai lusa, aku dan alphaku harus membicarakan ini pada keluarga kami,"

Rapat mengenai persiapan pernikahan begitu menguras tenaga, apalagi Gemini hari ini menerima banyak pasien di ruang operasi, meskipun hanya asisten dokter, namun tubuhnya merasa lelah. Fourth merasa bersalah dengan alphanya karena membuat pria jangkung tersebut mengurangi waktu istirahatnya.

"Hia, biarkan aku yang menyetir, kau tidurlah," Fourth mencegah alphanya ketika hendak masuk ke kursi kemudi.

Gemini mengerutkan keningnya, "Kau yakin? Ini sudah gelap,"

"Aku lebih takut jika kita menabrak pembatas jalan karena kau mengantuk," Fourth mengusap kelopak mata sang alpha dengan sentuhan lembut, "Kelopak matamu tidak bisa berbohong, aku sudah menelpon paman Gwen agar mengikuti kita,"

Afeksi lembut dari si omega membuat rasa lelah Gemini kian terasa, matanya berat ingin terlelap. Akhirnya Gemini mengalah, "Baiklah, aku tidur,"

Bangkok di malam hari tidak jauh berbeda dengan Bangkok siang hari, jalanan tetap saja padat memenuhi rute yang Fourth lalui. Di sebelahnya, Gemini benar-benar terlelap tanpa terganggu sama sekali oleh suara radio mobil yang sengaja Fourth nyalakan untuk membunuh sepi, alpha itu benar kelelahan.

Mobil sedan yang Fourth kendarai itu sampai di kediaman Vihokratana bersama satu mobil lainnya yang mengekor dari belakang, mobil milik pengawal yang Fourth minta datang tadi, "Paman Gwen, terima kasih banyak,"

"Sudah tugasku, tuan, apakah perlu bantuan untuk membawa tuan Gemini?" Tawar Gwen melihat Gemini yang asyik terlelap, belum ada tanda-tanda alpha itu akan bangun, "Tidak perlu paman, kau kembalilah, selamat beristirahat!" Ujar Fourth lalu menoleh ke sebelah kirinya, alphanya benar-benar jauh ke dalam mimpi.

Bahkan tepukan halus dari Fourth belum bisa membangunkan alpha tersebut.

Cup

"Hiaa...bangun, kau ingin tidur di mobil sampai pagi?"

Gemini langsung membuka matanya saat Fourth mengecup keningnya, bak pangeran tidur yang harus mendapat kecupan agar bangun dari tidur panjangnya, "Nong, menginaplah di sini malam ini, ya? Besok aku libur," Manik jernih itu mendayu, merayu si omega agar menginap di rumahnya.

"Baiklah, tetapi aku tidak tidur bersamamu, ya! Heatku hampir datang, bahaya jika aku tidur denganmu,"

"Perintah di terima!"

***

Pagi hari di kediaman Vihokratana, Fourth terbangun di jam enam pagi, di mana orang-orang belum keluar dari kamarnya termasuk Gemini. Fourth memilih untuk pergi ke halaman belakang untuk menghirup udara pagi yang masih bersih. Tempat ini menjadi favoritnya ketika berada di rumah sang alpha.

"Fourth? Kau kah itu, nak?"

Panggilan Phuwin mengalihkan atensi omeganya Gemini, "Iya papa," Fourth tersenyum kecil, "Selamat pagi!"

Phuwin masih dengan piyama tidurnya menghampiri Fourth, "Pagi, kenapa sudah bangun? Tidurmu tidak nyenyak?" Omega yang lebih tua memperhatikan lebih dekat, mata Fourth membengkak dan memerah, "Ada apa dengan matamu? Apa kau sakit?!"

"Papa, tenanglah," Fourth menghela napas kecil, "Aku hanya kurang tidur, mataku biasa membengkak saat pagi, ini normal,"

Yang lebih tua menghela nafas, "Baiklah jika ini normal. Tapi, apa yang membuatmu kurang tidur?" Tatapan Phuwin melembut, melihat sang menantu tampak ragu mengungkapkan sesuatu, "Kau bisa menganggapku sebagai ibumu, ceritalah,"

Kursi taman menjadi tujuan Fourth menggandeng papa mertuanya, kedua omega itu bersisian duduk menghadap matahari pagi yang sedang terbit, "Aku tiba-tiba merasa ragu dengan diriku sendiri, seperti aku tidak percaya diri saat berada di sekitar alphaku, padahal semuanya berjalan seperti biasa setiap harinya," Fourth menatap sendu yang lebih tua, "Apa papa pernah mengalaminya?"

Phuwin tersenyum teduh, tangannya mengusap-usap surai Fourth, "Dulu, saat ayahnya Gemini melamarku, dia sedang berada di puncak kejayaannya sebagai pebisnis. Namanya ada dimana-mana setiap koran di terbitkan, aku yang saat itu masih meneruskan pendidikanku merasa tidak percaya diri, omega miskin ini yang berkuliah dengan beasiswa tiba-tiba dilamar oleh old money Vihokratana," Sorot mata Phuwin menatap nanar pancaran sinar matahari yang menyapa bunga-bunga di depannya, menerawang masa lalu.

"Ayahku terlilit hutang yang banyak, tidak mampu membayar hingga mati dan meninggalkan warisan hutang padaku yang sebatang kara ini, aku bekerja serabutan demi mengumpulkan uang agar hutang ayahku lunas. Salah satunya, aku bekerja sebagai staff layanan kamar di hotelnya p'Pond, dan singkat cerita, kami menjalin hubungan,"

Fourth masih setia mendegarkan, sambil kepalanya terus diusap lembut oleh papa mertuanya.

"Apa kau tahu dengan istilah 'Orang kaya hanya untuk orang kaya'? Kedua orang tua p'Pond menerimaku setelah tahu aku sedang menjalani kuliah kedokteran dengan beasiswa. Hanya kepintaran yang aku miliki, sebelum mereka mengetahuinya, grandpa nya Gemini bahkan tidak mau melihatku dengan tatapan yang baik,"

Omega yang lebih tua itu terkekeh pelan, "Di situlah aku tidak percaya diri, saat aku berada di lingkungannya p'Pond, kastaku rasanya rendah sekali,"

"Bagaimana akhirnya papa bisa percaya diri lagi?" Tanya Fourth penasaran.

Phuwin menatap teduh menantunya lagi, ia tersenyum simpul, "Aku hanya memikirkan bagaimana perjuangan hubungan kami hingga bisa sampai sejauh itu, tantangan yang dihadapi berdua tidak boleh kalah dengan batu sandungan dari salah satunya,"





















Paham ga? Vee juga ga paham soalnya wkwk

Rundung [GeminiFourth]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora