19-Pergi

3.6K 376 14
                                    

"Fourth, kau sudah menemukanku, jadi tugasku sudah selesai," Ibu Chereen menyerahkan sebuah kunci dan secarik kertas usang pada cicitnya.

Yang lebih muda mengerutkan keningnya, "Apa maksud nenek?"

Ibu Chereen tersenyum lembut, tangan ringkihnya mengusap surai Fourth lembut, "Apapun yang terjadi kedepannya, New dan keturunannya akan ada untuk melindungimu, percaya pada mereka, dan kau harus terus hidup, lanjutkan keturunanku,"

"...Aku menyayangimu...Nattawat..."

***

"Fourth, sayang? Kau sudah bangun?"

Fourth membuka matanya yang terasa panas, kunci dan secarik kertas itu masih digenggamnya. Kepalanya terasa berat sekarang, hidungnya tersumbat memerah. Mata Fourth mengedar, ini kamarnya, tetapi Fourth sedikit merasa aneh dengan kamarnya sendiri.

"Fourth, kau baik-baik saja, kan?"

Gemini berjongkok di sisi kasur yang ia tempati, mengusap lembut kepala Fourth yang mencoba duduk, tetapi tubuhnya lemas tak bertenaga. Dengan sigap, alphanya membantu Fourth duduk bersandar di kepala dipan, "Phi, berapa lama aku tidur?"

"Kau pingsan sejak sore, sayang, sekarang sudah pagi..."

"Huh?! Nenek! Bagaimana nenek?!" Seru Fourth panik, ia berusaha bangkit dengan tenaga yang tersisa, namun kepalanya terasa berputar, ia tak sanggup berdiri dan tubuhnya kembali terjatuh di kasur, "Phi...nenek! Aku ingin melihatnya..." Fourth terbaring, merengek seperti bocah lima tahun, menatap alphanya penuh harap agar Gemini membawanya menemui nenek buyutnya.

Gemini hanya mengusap-usap surai omeganya yang lepek, "Sayang... nenek sudah dimakamkan, kau pingsan saat peti nenek masuk ke liang lahat,"

Lagi-lagi Fourth menangis, memeluk dirinya sendiri membuat Gemini teriris, tangisan Fourth yang tidak bersuara itu begitu menyakitkan. Akhirnya Gemini ikut naik ke atas kasur dan memeluk omeganya nyaman. Berusaha menenangkan sosok kecil yang rapuh itu.

Feromon citrus itu lagi-lagi menjadi wangi kesukaan Fourth, aroma menenangkan yang Fourth rasakan beberapa tahun terakhir. Berada di dekapan Gemini selalu membuatnya tenang.

"Phi...apakah aku ditakdirkan untuk terus ditinggalkan?" Tanya Fourth sesaat setelah tangisannya reda, "Dulu nenek Chereen pergi, kemudian ibu dan p'Prim, sekarang nenek buyutku, siapa lagi selanjutnya?"

"Kenapa aku tidak bisa tenang sebentar saja?" Racau Fourth merintih, suaranya begitu parau karena tenggorokannya kering belum teraliri air, "Rasanya seperti aku terbunuh berkali-kali tetapi aku tidak bisa mati, tubuhku dan perasaanku seperti tidak ada bentuknya lagi..." Fourth mendongak, menatap obsidian coklat pekat milik yang lebih tua, "p'Methun, apa yang membuatmu mau bersama orang mati ini?" Panggilan Methun yang Fourth berikan pada Gemini sudah menandakan bagaimana frustasinya Fourth sekarang, karena jarang sekali omega tersebut memanggil alphanya begitu.

"Fourth..." Gemini mengusap surai omeganya lembut, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi kening sampai ke alis Fourth. Netra bak mata kucing itu memandang Gemini penuh harap, ketakutan, dan kesedihan yang bercampur menjadi satu. Berusaha nyerap afeksi si alpha yang memberikan afeksi menenangkan.

Rasanya Fourth sudah tidak memiliki hal baik untuk bertahan. Setiap hari rasanya seperti di penjara bawah tanah, dimana tangan dan kaki di rantai setiap saat, hanya ada lara sepanjang sisa hidupnya, "Fourth, dengarkan phi, na? Kau adalah mutiara paling berharga bagi kami, anugrah Dewi yang paling baik daripada yang terbaik untukku. Kau diharapkan semua orang," Gemini berusaha melembutkan dan menegaskan suaranya yang bergetar, tak kuasa menahan tangisnya di depan sosok kecilnya ini.

"Kau masih memiliki aku, ayahmu, p'Joong, orang tuaku, bahkan teman-teman yang selalu menyayangi dirimu, sayang!" Alpha itu menggenggam kepalan tangan Fourth lembut, "Kami tak akan membiarkanmu terluka lagi,"

***

Ibu Chereen menghembuskan napas terakhirnya di pelukan Fourth saat malam hari Fourth menginap bersama alphanya dan New. Rasanya Fourth belum bisa menerima kematian ibu nenek buyutnya. Karena mereka baru bertemu belum genap satu hari.

Fourth merasa terpukul akan hal itu, ia merasa jika ia seorang pembawa sial, itu sebabnya Fourth sedikit menutup dirinya dari teman-temannya. Sedekat apapun Fourth dengan para sahabatnya, belum memastikan jika mereka tahu bagaimana Fourth sebenarnya.

"Fourth, kau akan ujian bulan depan, kau tidak mau mengulang lagi tahun depan, kan? Jangan sia-siakan perjuanganmu selama ini, kawan!" Hari ini ketiga sahabat Fourth datang untuk menyemangati omega manis itu yang sudah seperti mayat hidup. Hanya Gemini yang Fourth respon ucapannya. Tetapi Gemini hari ini sedang memiliki urusan keluar, sehingga Joong terpaksa meminta teman-teman Fourth datang.

Mick menyodorkan sebuah sendok berisi makanan Fourth yang belum disentuh sejak pagi, "Makanlah! Kita harus ujian bulan depan! Aku tidak mau menjadi senior tanpamu tahun depan!" Bujuk Mick penuh harap, tetapi sepertinya diacuhkannya sehingga Mick menarik lagi tangannya.

Ford memandang sendu sahabatnya yang putus asa. Kulit putih bersih Fourth memerah, tetapi sekitaran matanya menghitam karena tidurnya tidak tenang. Dalam satu minggu saja Fourth nampak kehilangan berat badannya beberapa kilo, membuat ketiga sahabat Fourth sedih.

"Fourth, kau tidak mau balas dendam saja?" Tanya Ford tiba-tiba geram dengan pemikirannya.

Fourth menoleh pada Ford, "Dendam? Aku bukan pendendam,"

"Ibumu di bunuh dengan tragis! Kau depresi! Setidaknya kau harus menghukum penjahatnya sebelum banyak korban lagi!" Cecar Ford membumbui, Por dan Mick hampir menghentikan Ford, tetapi omega itu tidak peduli, "Apa-apaan ini?! Kau aktifis omega, tetapi menghukum penjahat yang melukai omega saja kau tidak punya nyali!"

Nampaknya Fourth mulai tersulut dengan cercaan Ford, seperti ada api yang mulai membara di dalam diri calon menantu Vihokratana tersebut.

"Kau tidak ingat? Dulu kau membuat profesor yang melecehkanmu masuk penjara tanpa ampun! Prestasimu menjunjung harga diri kami para omega begitu memukau! Berkat kau dan p'View, beberapa daerah sekarang menjadi aman untuk omega, dan akan terus meluas, kau tahu!" Por akhirnya menimpali panjang lebar.

Ketiga omega lainnya tersenyum melihat Fourth yang mulai terlihat hidup kembali. Mick mengusap punggung Fourth, "Kami ada bersamamu, Fourth. Jangan kau pikir kami tidak ada, semua orang ada di pihakmu, jika kau menghukum Suparoj keparat itu, setidaknya kau membawa satu kemenangan lagi untuk kami para omega!"

"Jika bukan untuk dirimu sendiri, setidaknya untuk nyonya Chereen," timpal Ford yang diangguki Mick dan Por. Gemini sengaja memberitahukan tentang nyonya Chereen untuk membujuk Fourth agar kembali memiliki semangat hidup lagi.

Setidaknya, anak cucuku nanti harus hidup tenang tanpa ancaman dibunuh oleh Suparoj keparat itu. -Batin Fourth seraya menyantap makanannya yang sudah dingin sejak tadi.














Bersambung, siap buat balas dendam?

Rundung [GeminiFourth]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن