28. KASAR SEMALAM

2.9K 41 14
                                    

Bamantara mengobati tangan Jelita dengan telaten. Nur masih di kamar menenangkan diri agar tidak menangis di bawah nanti di depan suaminya dan Jelita. Masih terluka perasaannya sebab semalam suaminya datang ke rumah Jelita dan sampai rumah memarahi dirinya. Nur sangat kecewa teramat sangat kecewa.

Bamantara di bawah yang sudah selesai mengobati Jelita. Membantu gadis itu makan atau Jenny akan sedih. Toh sudah berjanji akan memperlakukan Jelita layaknya seorang adik.

Jelita bahagia sebab semalam dihajar Bamantara tapi sekarang disayang dan disuapi. Merasa ada gunanya juga mengancam sang mama agar pura-pura bilang bahwa dirinyalah yang telah memberi obat padanya dan karena obat itulah sikapnya binal pada Bamantara. Jenny yang awalnya tidak mau, terpaksa mau sebab putrinya mengancam akan bunuh diri jika tidak dituruti.

"Maaf, Tara. Bukan maksudku merepotkanmu," lirih Jelita berucap sendu. Menangis lagi disuapi Bamantara.

"Sudahlah. Bukankah sudah berjanji akan melupakan kejadian semalam? Makanlah. Aku tidak masalah," terang Bamantara telaten menyuapi Jelita.

Nur yang baru saja turun ke bawah, sakit hatinya melihat suami mesra dengan Jelita. Air matanya hendak menetes tapi dia tahan.

"Tega. Kau sangat tega, Pak Bamantara," batin Nur, terluka perasaannya sebagai seorang istri.

Jenny yang melihat Nur sedih melihat Bamantara menyuapi Jelita, menyapa lembut gadis itu dan meminta duduk.

"Apakah namamu, Nur? Duduklah, Nak. Kita makan bersama. Jelita yang memasak semuanya," pinta Jenny, sangat manis menyapa Nur. Jika dirinya jadi Nur, mungkin juga akan sedih melihat suaminya menyuapi wanita lain.

Namun, Nur berbeda. Dia tegar meski dalam hatinya rapuh. Sinar mata Nur menunjukkan semuanya. Jika dia jadi Nur, belum tentu tegar seperti Nur saat ini. Jenny benar-benar menaruh simpati yang tinggi pada Nur.

"Sayang. Kau sudah bangun?" Bamantara seketika menoleh ke arah Nur.

"Sudah, Pak. Bukankah harus sekolah," jawab Nur, tetap sopan bicara pada Bamantara sebab ada orang lain di rumahnya.

"Perkenalkan. Ini Mama Jenny. Mama angkat-ku." Bamantara memberitahu.

"Halo, Tante. Senang berkenalan dengan Tante. Sudah lama di sini?" Nur basa basi.

"Satu jam yang lalu, Nak. Pukul lima pagi." Jenny meminta Nur duduk di sebelah Bamantara.

Akan tetapi Nur duduk di tempat lain setelah menjabat tangan Jenny. Bamantara menyadari istrinya marah itulah sebabnya tidak fokus menyuapi Jelita.

"Sayang, tangan Jelita sakit saat memasak untuk kita berdua. Itulah sebabnya Aku menyuapinya. Kau--"

"Tante, bagaimana kabar, Tante? Apakah sudah baik-baik saja?" Nur mengabaikan suaminya.

Bamantara makin gelisah tidak mau membuat Nur salah paham.

"Aku sehat, Nak. Terima kasih. Maaf jika tempo hari membuatmu tidak nyaman dengan bilang Bamantara akan menikah dengan Jelita. Sebenarnya--"

"Tidak apa-apa, Tante. Nur paham. Sudah beredar berita di luar. Tidak baik jika Pak Bamantara tidak menikahi Nona Jelita. Atau kalau tidak! Nona Jelita bisa dianggap selingkuh dengan suami orang lain. Nur, paham." Nur lagi-lagi memotong ucapan Jenny tidak peduli lagi pada Bamantara mau menikah dengan Jelita atau tidak.

"Berita? Berita apa, Nak?" tanya Jenny memang tidak tahu skandal sang putri dengan Bamantara Putra.

"Pak Bamantara memasuki hotel bersama Kak Jelita. Berpelukan di kuburan. Intinya sangat intim, Tante. Jika tidak menikah, nama baik Kak Jelita bisa rusak." Nur berusaha tegas meski sebenarnya ingin menangis. Menangis emosi sebab suami tak mengutamakan dirinya lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KESAYANGAN GURU BAMANTARA (22+)Where stories live. Discover now